Lensa Bola – Pertandingan lag pertama babak playoff kualifikasi Liga Champions 2025-2026, menghadirkan salah satu duel yang paling ditunggu, yaitu pertemuan antara Vendor Bassem melawan Benfica. Laga yang digelar di Sukru Sarakoglu Stadium, Istanbul, Kamis Malam 21 Agustus 2025 waktu setempat itu, berakhir dengan skor imbang 0-0. Hasil tanpa goal tersebut membuat jalan menuju fase grup Liga Champions masih terbuka lebar bagi kedua tim.

Lag kedua yang akan dimainkan di Lisbon pada 27 Agustus mendatang, dipastikan menjadi penentu siapa yang berhak melaju ke panggung utama kompetisi paling elite di Eropa. Sama-sama turun dengan skuat terbaik, sejak menit awal pertandingan berlangsung dengan intensitas tinggi. Kedua tim sama-sama bermain dengan kuas padaan ekstra, karena tahu betapa pentingnya laga ini.

Alih-alih bermain terbuka, baik Fenerbahce maupun Benfica, justru menampilkan pertahanan yang solid. Peluang berbahaya memang tercipta, tetapi tidak ada yang benar-benar mampu mengoyak gawang lawan. Fenerbahce yang kini berada di bawah kendali pelatih berpengalaman Jose Mourinho, mencoba untuk mendominasi jalannya pertandingan, terutama karena mendapatkan dukungan penuh dari puluhan ribu supporter setia mereka di Istanbul.

Beberapa kali, Tuhan Rumah mengancam melalui kombinasi serangan cepat yang melibatkan Sebastian Szymanski, John Duran serta Yousef Enmeseri. Namun, performa cemerlang kiper Benfica Anatoly Trabin menjadi penghalang utama. Trabin mencatatkan beberapa penyelamatan penting yang membuat skor tetap aman bagi tim tamu.

Situasi semakin menegangkan pada menit ke-71, ketika Benfica harus kehilangan salah satu gelandang andalanya Florentino Luis, setelah diganjar dengan kartu kuning ke-2. Dengan kondisi unggul jumlah pemain, Fenerbahce sebenarnya berada pada posisi ideal untuk mencetak gol kemenangan. Namun, meski terus menekan, mereka gagal memanfaatkan momentum tersebut.

Bahkan, sebuah gol yang sempat dicetak oleh striker mereka dianulir setelah tim Javanfar menunjukkan adanya posisi offside. Hasil imbang 0-0 ini pada akhirnya lebih menguntungkan Benfica. Meski gagal mencetak gol tandang, mereka akan menjalani leg kedua di kandang sendiri di Estadio Dallus dengan dukungan penuh dari publik Lisbon.

Namun, Fenerbahce masih memiliki peluang besar, mengingat Mourinho dikenal sebagai pelatih dengan mentalitas menang atau mati pada laga-laga penentuan. Perjalanan Fenerbahce menuju babak playoff juga tidak mudah. Sebelumnya, mereka harus melewati hadangan tim kuat Belanda Feyenoord di babak ketiga kualifikasi.

Pada lag pertama di Rotterdam, Fenerbahce sempat kalah 1-2, hasil yang cukup mengecewakan. Namun, saat bermain di Istambul, mereka bangkit dengan performa luar biasa. Di hadapan pendukung sendiri, pasukan Mourinho tampil terjinas dan menghajar Feyenoord dengan skor 5-2.

Hasil agregat 6-4 mengantarkan mereka ke babak playoff. Atmosfer Sukru Sarakoglu Stadium memang menjadi salah satu senjata mematikan bagi Fenerbahce. Dukungan penuh supporter membuat para pemain bertransformasi menjadi lebih berani dan penuh determinasi.

Mourinho sendiri dalam konferensi pers menyebut bahwa menghadapi Benfica adalah tugas berat, sebab klub asal Portugal itu masuk dalam jajaran elit Eropa dengan sejarah panjang di Liga Champions. Namun, sang pelatih percaya atmosfer Istambul mampu memberikan keuntungan besar bagi timnya. Untuk menghadapi Benfica, Mourinho menurunkan formasi 3-4-1-2 yang mengandalkan keseimbangan antara pertahanan kokoh dan fleksibilitas serangan.

Di bawah Mister Gawang, berdiri Irvan Khan-Egri Bayat. Kemudian, tiga bek diisi oleh Mert Muldur, Milan Skriniar, dan pemain berdarah Indonesia Jayden Osterwalde. Empat gelandang ditempati oleh Nelson Semedo, Fred, Sofian Amrabat, serta Arki Brown.

Di posisi gelandang serang ada Sebastian Simanski. Sementara duet John Duran dan Yusuf Eneseri diplot sebagai ujung tombak, kombinasi pemain baru dan lama ini menunjukkan keseriusan Fenerbahce dalam membangun tim yang kompetitif. Mourinho tampaknya ingin menggabungkan pengalaman pemain senior seperti Fred dan Amrabat dengan energi muda semisal Duran dan Brown.

Fenerbahce memang cukup aktif di bursa transfer musim panas 2025 setelah gagal meraih gelar juara Super League Turki musim lalu karena finish di posisi kedua di bawah rival abadi mereka Galatasaray, manajemen klub langsung melakukan evaluasi besar-besaran. Sejumlah pemain anyar didatangkan untuk memperkuat setiap lini menunjukkan ambisi klub untuk kembali berjaya di level domestik sekaligus kompetitif di Eropa. Salah satu pemain baru yang cukup mencuri perhatian adalah John Duran.

Pemain asal Columbia ini direkrut dari Al Nasser dengan status pinjaman satu musim. Meski hanya enam bulan bermain di Arab Saudi, catatan 12 gol dari 18 laga sudah cukup membuat Fenerbahce kepincut. Dengan usianya yang baru 21 tahun, Duran dianggap sebagai investasi jangka panjang.

Mourinho menaruh harapan besar agar sang striker bisa mengeluarkan seluruh potensinya di bawah gemuruh publik Istanbul. Selain Duran, Fenerbahce juga mempermanenkan Sofian Amrabat dari Fiorentina dengan biaya sebesar 12 juta euro. Gelandang bertahan asal Maroko ini sebelumnya tampil dalam 39 pertandingan lintas kompetisi pada musim 2024-2025.

lion mesdon
Agustus 27, 2025
Tags:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *