Lensa Bola Timnas Indonesia saat ini tengah bersiap menghadapi laga uji coba internasional melawan Chinese Taipei di Stadion Glora bung Tomo, Surabaya. Pertandingan ini memiliki arti penting bagi pasukan Patrick Kluivert , bukan hanya sebagai ajang pemanasan sebelum agenda besar dikualifikasi piala dunia, tetapi juga sebagai peluang untuk memperbaiki posisi di peringkat FIFA. Saat ini, Indonesia menempati posisi ke 118 dunia, unggul cukup jauh dari Chinese Taipei yang berada di peringkat ke-172.

Kesenjangan peringkat tersebut menegaskan bahwa Garuda berada di atas angin untuk meraih kemenangan. Namun demikian, pelatih Wang Zeming menegaskan timnya tidak gentar menghadapi tekanan laga tandang dan tetap berkomitmen untuk memberikan perlawanan maksimal di hadapan ribuan pendukung Indonesia. Di sisi lain, bagi Patrick Kluivert, kemenangan besar akan sangat berarti untuk menambah rasa percaya diri tim menjelang ronde ke-4 kualifikasi piala dunia 2026.

Patrick Kluivert, yang sejak awal masa jabatannya dikenal disiplin dalam memaksimalkan potensi pemain, membawa skuad terbaik untuk menghadapi Chinese Taipei meskipun ada beberapa kendala absensi. Nama-nama penting seperti Marten Paes, Mess Hilgers, Ivar Jenner, Rafael Struick dan Ole Romeny harus menepi karena cedera maupun urusan pribadi. Absennya sejumlah pemain pilar tentu menjadi tantangan tersendiri, namun secara keseluruhan kekuatan tim tetap terjaga.

Pemain-pemain andalan seperti Jay Idzes di lini belakang, Tom Haye yang menjadi jangkar permainan di lini tengah, serta Marcelino Ferdinand yang dikenal kreatif dan penuh energi, tetap siap dimainkan sejak menit awal. Absennya Ole Romeny di lini depan, kemungkinan akan mendorong Kluivert untuk mencoba berbagai skema susunan pemain baru. Pertandingan melawan Chinese Taipei, menjadi momen ideal untuk memberikan kesempatan kepada beberapa pemain debutan agar merasakan atmosfer laga internasional.

Mauro Zijlstra, Milano Jonathans dan Adrian Wibowo masuk dalam daftar pemain baru yang dipanggil. Ketiganya, dinilai memiliki prospek cerah dan bisa memperkuat kedalaman sekuat Garuda. Mauro Zijlstra misalnya, dikenal dengan kemampuan penyelesaian akhir yang keliris saat bermain bersama dengan FC Volendam.

Milano Jonathans yang baru saja menjalani sumpah WNI pada 3 September 2025, memiliki kreatifitas tinggi di lini serang. Sementara Adrian Wibowo, menjadi opsi menarik untuk memperkuat sayap. Pertandingan uji coba ini, bisa menjadi ajang pembuktian bagi para pemain pelapis yang selama ini jarang mendapatkan menit bermain.

Meski demikian, jika stabilitas dan hasil akhir menjadi prioritas, Kluivert kemungkinan tetap mempertahankan sebagian besar pemain inti agar permainan tetap solid sejak awal. Di sisi lain, dalam 4 laga terakhir, Chinese Taipei hanya mampu meraih 1 kemenangan dan menelan 3 kekalahan. Rekam jejak tersebut menempatkan timnas Indonesia dalam posisi unggul.

Meski demikian, Kluivert tidak ingin meremehkan lawan dan justru melihat laga ini sebagai kesempatan untuk menguji berbagai strategi. Dengan formasi 3-4-3, Kluivert diperkirakan akan tetap mempercayakan Emil Audero, Kipper Cremonesio untuk menjaga Mr.Gawang. Mengingat performanya yang stabil di laga-laga sebelumnya, 3 bek sejajar, kemungkinan akan diisi oleh Rizky Rido, Jay Idzes dan Justin Hubner. Trio yang sudah teruji dalam menjaga pertahanan Garuda tetap kokoh.

Di sektor sayap, Kevin Diks akan mengisi posisi wing bek kanan, sementara Calvin Verdonk yang baru bergabung dengan Lille, diplot di sisi kiri. Kedua pemain ini dikenal tak hanya solid bertahan, tetapi juga rajin membantu serangan. Hal itu membuat transisi permainan timnas semakin dinamis.

Di lini tengah, Tom Haye dan Joey Pelupessy akan kembali menjadi pengatur tempo permainan, sekaligus penyeimbang antara lini belakang dan depan. Pertandingan melawan Chinese Taipei, juga menjadi ajang evaluasi bagi Patrick Kluivert, untuk mengukur kesiapan pemain-pemain baru, serta mereka yang baru kembali dari cedera atau absen panjang. Kehadiran Mauro Zilstra menjadi sorotan utama.

Terlebih, ia tengah berjuang membuktikan kapasitasnya sebagai striker masa depan Indonesia. Sebaliknya, Milano Jonathan masih diragukan tampil. Meski demikian, proses naturalisasi yang baru saja diselesaikannya, menandai langkah penting dalam memperkuat kedalaman squad.

Situasi ini menegaskan, bahwa lagam melawan Chinese Taipei, tidak hanya soal kemenangan, tetapi juga menjadi panggung penting untuk membangun sinergi, chemistry, dan kepercayaan diri seluruh pemain. Chinese Taipei, datang ke Surabaya dengan squad yang mayoritas berisi pemain berkompetisi di Liga Domestik. Tim asuhan pelatih baru Chen Minghuang yang baru ditunjuk pada 1 Agustus 2025, masih dalam tahap adaptasi dan pembenahan performa.

Dari 23 pemain yang dibawa, nama-nama seperti Qiu Linhuang, Zhu Minghuang, Min Xichao, Meng Chengshai, dan Chia Huangyu, menjadi tulang punggung tim. Selain itu, mereka juga memiliki pemain naturalisasi Emiliano Esteves yang bermain untuk klub Singapura Tanjong Pagar. Meski tidak diunggulkan, kehadiran pemain-pemain ini menjadi modal penting untuk menghadapi tekanan di Laga Tandang.

Secara sejarah, Chinese Taipei pernah memiliki masa kejayaan di dunia sepak bola Asia. Mereka pernah meraih dua medali emas Asian Games pada edisi 1954 dan 1958, serta berhasil meraih peringkat ketiga di Piala Asia 1960. Namun, prestasi tersebut sudah lama berlalu, dan kini Chinese Taipei kesulitan bersaing di level internasional.

Selama tahun 2024, mereka hanya meraih satu kemenangan, yaitu saat mengalahkan Singapura dengan skor 3-2. Sisanya, mereka kerap menelan kekalahan telak dari Kirgistan Oman, Malaysia, dan Kamboja. Memasuki tahun 2025, performa mereka belum menunjukkan perkembangan signifikan, terbukti dengan kekalahan 1-2 dari Turkmenistan dan 1-3 dari Sri Lanka di kualifikasi Piala Asia 2027.

Salah satu pemain yang paling menonjol dari Chinese Taipei adalah Emilio Estevez, Belandang 27 tahun yang memiliki darah Spanyol. Sejak debut pada 15 Oktober 2019 melawan Australia di kualifikasi Piala Dunia 2022, Estevez telah mencatat 17 caps bersama dengan tim nasional. Karirnya cukup berwarna, mulai dari bermain di Kanada, memperkuat Ado Denhak U21 di Belanda, hingga sempat mencicipi kompetisi di Spanyol bersama dengan Aures CF.

Selain itu, ia banyak berkarir di liga lokal Taiwan bersama dengan klub Eastern, Rangers, Taipo, dan Hangyuan, sebelum akhirnya merumput di Singapura. Pengalaman internasionalnya, menjadi salah satu kekuatan Chinese Taipei yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Melihat data dan performa terbaru kedua tim, Indonesia jelas lebih diunggulkan untuk memenangkan pertandingan ini.

lion mesdon
September 5, 2025
Tags:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *