Lensa Bola Final League Cup 2025 mempertemukan dua raksasa Major League Soccer, aitu Seattle Sounders vs Inter Miami. Laga ini digelar di stadion Lumenfield Seattle, Senin 1 September pagi waktu Indonesia Barat. Duel Sounders vs Inter Miami menjadi sorotan dunia sepak bola karena mempertemukan tim dengan prestasi dan popularitas yang sama-sama mencolok.

Inter Miami, datang dengan status favorit bersama dengan deretan pemain bintang seperti Lionel Messi, Luis Suarez, Jordi Alba, Sergio Busquets, hingga Rodrigo De Paul. Kemenangan ini juga diharapkan memperkuat citra Inter Miami sebagai kekuatan baru di kancah sepak bola Amerika Utara dan menjadi Major trofi ketiga mereka sejak klub berdiri pada 2018. Bagi Messi, Laga final ini menjadi momen spesial karena ia memiliki peluang menorehkan sejarah pribadi dengan mengangkat trofi keempat tujuh sepanjang perjalanan karirnya.

Namun, kenyataannya berbicara lain. Seattle Sounders tampil secara disiplin, penuh determinasi, dan akhirnya meraih kemenangan meyakinkan 3-0. Kekalahan telak ini bukan hanya menghentikan ambisi Miami, tetapi juga memperpanjang catatan buruk mereka di musim 2025, termasuk kegagalan di ajang piala dunia antarklub dan CONCACAF Champions Cup.

Sejak peluit awal dibunyikan, Inter Miami berusaha menguasai jalannya pertandingan dengan gaya bermain menyerang dan penguasaan bola tinggi. Javier Macerano, pelatih Miami, menurunkan starting eleven terbaiknya. Ia mengandalkan pengalaman dan kreativitas Messi di lini depan, serta ketajaman dari Luis Suarez.

Namun, Seattle Sounders memiliki rencana permainan yang jelas dan efektif. Pasukan Brian Schmetzer memilih bermain lebih menunggu dan mengandalkan serangan balik cepat. Pertahanan kokoh yang dipimpin oleh Yemar Gomez Andrade membuat para penyerang Miami kesulitan mencari ruang.

Seattle justru menjadi tim pertama yang membuka keunggulan. Pada menit ke-26, stadion bergemuruh saat Osagie De Rosario mencetak gol pembuka. Berawal dari serangan balik cepat, Alex Roldan mengirimkan umpan silang matang dari sisi kiri pertahanan Miami.

De Rosario yang lepas dari kawalan back lawan, berhasil menanduk bola dan melakukan keeper Oscar Ustary. Gol ini, menjadi pukulan telak bagi Miami yang sejak awal tampil dominan, tetapi gagal memanfaatkan peluang. Tertinggal satu gol, Miami mencoba meningkatkan tempo permainan.

Trio Messi, Suarez dan Taddeo Allende berulang kali berupaya menembus pertahanan rapat Seattle Sounders. Namun, akurasi dan penyelesaian akhir yang buruk membuat mereka tak mampu menciptakan ancaman berarti. Statistik babak pertama menunjukkan bahwa meskipun Miami melepaskan empat tembakan, tidak ada satupun yang mengarah ke gawang.

Sebaliknya, Seattle tampil lebih efisien dengan enam tembakan dan tiga diantaranya tepat sasaran. Babak pertama pun ditutup dengan skor 1-0 untuk keunggulan Seattle Sounders. Memasuki babak kedua, Inter Miami tetap tampil agresif.

Peluang emas datang pada menit kelima puluh ketika Messi menerima upan terobosan dari Suarez. Namun, sepakan kaki kiri dari jarak dekat melambung di atas Mr. Gawang. Sembilan menit kemudian, giliran Taddeo Allende yang memiliki peluang emas satu lawan satu dengan kiper Seattle Sounders Andre Thomas.

Tendangannya justru melebar di sisi kiri Gawang. Seattle yang tak mau hanya bertahan, sesekali melancarkan serangan balik berbahaya. Pada menit ke-7-3, Paul Rothrock hampir memperbesar keunggulan Seattle.

Terlepas dari jebakan offside, ia berhasil menembus pertahanan Miami dan melepaskan tembakan jarak dekat. Tetapi, Yustary tampil sigap menepis bola. Namun, keberuntungan tak lagi berpihak pada Miami ketika mereka harus menghadapi petaka di menit ke-8-4.

Georgi Minounggu, dijatuhkan oleh Yannick Braik di kotak penalti, memaksa Wasid menunjuk titik putih. Alex Roldan maju sebagai eksekutor dan dengan tenang mengarahkan bola ke sisi kiri Gawang, membuat Seattle unggul 2-0. Inter Miami yang mencoba tampil lebih terbuka justru semakin terpuruk.

Menjelang akhir laga, Rothrock akhirnya mencetak gol ketiga untuk Seattle di menit ke-8-9. Gol ini, memupus harapan Miami untuk bangkit dan memastikan kemenangan telat 3-0 bagi Sounders. Hasil ini, menjadi pencapaian bersejarah bagi klub asal Seattle tersebut, meraih gelar League Cup pertama mereka di hadapan puluhan ribu pendukung setia Lumenfield.

Kekalahan ini, sekaligus mempertegas bahwa Inter Miami belum mampu membentuk tim yang benar-benar solid. Meskipun dinguni oleh banyak bintang dunia, Mascherano yang baru menukangi klub tersebut sejak awal musim 2025, juga menuai kritik karena gagal membawa tim meraih prestasi yang membanggakan. Sebaliknya, Seattle Sounders justru dipuji karena berhasil memadukan pengalaman pemain senior dengan kontribusi para pemain muda.

Osazede Rosario dan Paul Rothrock, dua pencetak gol dalam laga final ini, menjadi simbol keberhasilan kebijakan pembinaan pemain dan perekrutan cerdas klub. Namun, euforia kemenangan Seattle sedikit tercoreng oleh kericuan pasca pertandingan. Luis Suarez, menjadi pusat perhatian setelah terekam kamera bersih tegang dengan salah satu staff Seattle Sounders dalam rekaman yang beredar luas di media sosial, Suarez terlihat dilerai oleh rekan-rekannya, namun justru meludahi staff lawan tersebut.

Aksinya, juga tak berhenti sampai di situ. Penyerang berusia 38 tahun itu, juga kedapatan mencengkram leher obat Vargas hingga memicu keributan di lapangan. Vargas, berusaha melepaskan diri dari cengkraman Suarez, sementara pemain dan ofisial dari kedua tim bergegas melerai.

Situasi semakin memanas, ketika Sergio Busquets terlihat meningju wajah dari Vargas. Insiden ini, menuai kecaman keras dari publik, terutama karena Suarez memiliki rekam jejak buruk terkait perilaku tidak sportif. Sebelumnya, Suarez pernah membuat kontroversi besar dengan menggigit Brandislav Ivanovic saat masih berseragam Liverpool dan Giorgio Chiellini pada Piala Dunia 2014.

Ia juga pernah diskors 8 pertandingan karena dugaan pelancian rasial terhadap Patrick Evra saat ia masih bermain untuk Liverpool. Insiden terbaru ini, semakin memperburuk citra Suarez di mata publik. Kericuan tersebut, diperkirakan akan memicu investigasi dari otoritas sepak bola Amerika Serikat dan CONCACAF.

Suarez dan Busquets, kemungkinan besar akan menghadapi sanksi berat, baik berupa larangan pertandingan maupun denda. Banyak pengamat menilai, insiden ini merupakan refleksi dari tekanan besar yang dialami oleh Inter Miami, mengingat ekspektasi tinggi terhadap skuad bertabur bintang mereka. Kekalahan di final League Cup 2025, menjadi momen refleksi bagi klub milik David Beckham tersebut.

lion mesdon
September 9, 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *