
Lensa Bola – Pertandingan Big Match Pekan Ketiga Liga Premier Inggris 2025-2026 mempertemukan Liverpool dengan Arsenal dalam pertandingan penuh gengsi yang berlangsung di Stadion Anfield Minggu 31 Agustus 2025. Pertemuan dua klub raksasa Inggris ini menjadi sorotan publik sepak bola dunia karena keduanya sama-sama mengincar kemenangan penting untuk memperkuat posisi di papan atas klasmen. Liverpool yang berstatus juara bertahan tampil percaya diri di hadapan pendukungnya sendiri dengan mengandalkan formasi 4-2-3-1.
Mohamed Salah menjadi motor serangan utama, didukung oleh Florian Wirtz, Gakpo dan penyerang anyar Hugo Ekitike. Sementara itu, Arsenal yang datang sebagai penantang, mengandalkan formasi 4-3-3 andalanya dengan Martinelli, Victor Gyokeres dan Noni Madueke sebagai starter. Sejak peluit awal dibunyikan, Liverpool tampil dominan dalam penguasaan bola dan mencoba untuk membongkar pertahanan rapat Arsenal.
Tetapi, ketangguhan lini belakang The Gunners membuat peluang-peluang the reads kerap mentah. Arsenal harus menerima pukulan telak di menit kelima setelah bek andalan mereka William Saliba mengalami cedera dan terpaksa ditarik keluar. Manager Arsenal Mikel Arteta mempercayakan kepada bek muda yang baru saja menjalani debutnya yaitu Christian Moschera untuk bisa menggantikan posisi Saliba.
Meski kehilangan salah satu pilar utamanya, Arsenal tetap mampu menjaga disiplin pertahanan dan meredam agresivitas Liverpool. the reads mencoba memanfaatkan situasi ini untuk menekan lebih keras. Pada menit ke-12, Cody Gakpo mendapatkan ruang di sisi kiri dan melepaskan tembakan keras.
Namun bola hanya melintas tipis di sebelah kanan gawang David Raya. Arsenal yang mengandalkan serangan balik berbahaya memberikan ancaman pertama mereka pada menit ke-22 lewat aksi dari Noni Madueke. Pemain muda Inggris itu menerima bola hasil tendangan sudut melepaskan tembakan ke arah gawang namun Alisson Becker tampil sigap untuk menepis bola.
Pertandingan semakin panas di menit ke-33 ketika David Raya nyaris membuat kesalahan fatal. Umpan kiper Arsenal itu berhasil dipotong oleh Virgil van Dijk yang langsung masuk ke kotak penalti dan mengirimkan umpan matang kepada Alexis McAllister. Namun sepakan McAllister berhasil di-block bek Arsenal sehingga gawang Raya tetap aman.
Pada menit ke-40, Ricardo Calviori juga memiliki peluang lewat sundulan hasil tendangan sudut akan tetapi bola masih melayang di atas Mister Gawang. Hingga babak pertama berakhir, Liverpool yang menguasai jalannya pertandingan justru tak mampu mencatatkan satupun tembakan tepat sasaran dan skor kacamata 0-0 pun tetap bertahan saat kedua tim memasuki ruang ganti. Pada babak kedua, Liverpool berupaya meningkatkan intensitas serangan demi memecah kebuntuan.
Arne Slot, pelatih baru Liverpool yang menggantikan Jurgen Klopp, terlihat memberikan instruksi khusus agar anak asuhnya bermain lebih cepat dan agresif. The Reds sempat mencetak gol pada menit ke-60 lewat Hugo Ekitike yang memanfaatkan kemelut di depan gawang Arsenal. Namun, seleberasi para pemain tuan rumah harus terhenti setelah Wasid mengandalkan teknologi VAR untuk memutuskan bahwa Ryan Gravenberch berada dalam posisi offside sebelum gol tercipta, sehingga skor pun tetap imbang.
Tekanan Liverpool terus berlanjut, tetapi pertahanan Arsenal yang dikomandoi oleh Mosquera dan Calafiore tetap tampil dengan disiplin dan solid. Hal itu membuat Mohamed Salah dan rekan-rekannya frustasi. Mohamed Salah yang kerap mendapatkan bola di sisi kanan serangan Liverpool berkali-kali mencoba mengecoh Calafiore.
Tetapi, back Italia itu selalu berhasil mengantisipasi pergerakannya. Ketegangan memuncak ketika pertandingan memasuki 10 menit terakhir. Liverpool akhirnya memecah kebuntuan pada menit ke-8-3 melalui tendangan bebas spektakuler dari Dominik Szoboszlai.
Mendapatkan kesempatan dari jarak sekitar 30 meter, gelandang asal Hungaria itu melepaskan sepakan keras dan terukur yang menghujam pojok kanan gawang atas Arsenal tanpa bisa dijangkau oleh Raya. Goal indah ini membuat Anfield bergemuruh dan Liverpool pun unggul 1-0. Arsenal yang tersentak dengan goal tersebut mencoba bangkit dan meningkatkan tekanan di sisa waktu pertandingan.
Namun, the Gunners tak mampu menciptakan peluang berarti karena kokohnya barisan pertahanan Liverpool yang dikawal oleh Virgil van Dijk dan Ellison. Hingga peluit panjang berbunyi, skor 1-0 bertahan dan Liverpool meraih kemenangan krusial di kandang sendiri. Tambahan 3 poin membuat Liverpool memimpin klasemen sementara Liga Inggris dengan poin sempurna yaitu 9. Kemenangan ini tak hanya memperpanjang rekor tak terkalahkan mereka di awal musim, tetapi juga menorehkan catatan bersejarah.
Goal Szoboszlai membuat The Reds mencetak gol dalam 37 pertandingan Liga Inggris secara beruntun, melewati rekor 36 laga beruntun yang mereka raih di era Jurgen Klopp antara Maret 2019 hingga Februari 2020. Keberhasilan ini sekaligus menegaskan suksesnya transisi kepelatian dari Klopp ke Arne slot Sejak kedatangannya, Arneslot membawa filosofi permainan yang lebih terstruktur namun tetap eksplosif. Hal itu dibuktikan dengan catatan luar biasa Liverpool yang mencetak gol dalam 40 dari 41 pertandingan Liga Inggris yang ia pimpin.
Persentase gol yang dicatatkan oleh Slot menjadikannya salah satu pelatih paling produktif dalam sejarah Liga Premier Inggris. Performa gemilang Liverpool musim ini juga semakin menguatkan posisi mereka sebagai kandidat utama juara, apalagi dengan komposisi squad yang semakin lengkap setelah kehadiran pemain-pemain baru seperti Hugo Aketike dan Florian Wirtz yang semakin nyetel dengan permainan tim. Di sisi lain, pertandingan di Anfield menjadi laga debut bagi Eberechi Eze yang baru saja didatangkan Arsenal dari Crystal Palace.
Masuk pada menit ke-70 menggantikan Gabriel Martinelli, Eze diharapkan dapat menambah kreatifitas lini depan Arsenal yang kesulitan membongkar pertahanan Liverpool. Saat Eze masuk, skor imbang masih 0-0 dan Arsenal belum dalam tekanan tertinggal. Eze langsung menunjukkan keberanian dengan aksi individu yang berusaha untuk mengacaukan pertahanan Liverpool dari sisi kanan.
Berdasarkan data dari FootMob, dalam 20 menit penampilannya Eze mencatatkan 1 kali dribble sukses, 13 kali sentuhan bola, termasuk 1 kali di dalam kotak penalti lawan, serta memenangkan satu duel udara. Jika dibandingkan, statistik Eze tidak jauh berbeda dari Martinelli yang bermain sejak awal laga dan mencatatkan 15 sentuhan bola serta 3 kali sentuhan di dalam kotak penalti. Tetapi, Martinelli tidak mencatatkan satu pun dribble sukses.
Meski penampilan Eze cukup menjanjikan, kontribusinya belum cukup untuk membawa perubahan signifikan bagi Arsenal. Bahkan, Victor Gyokeres, ujung tombak The Gunners, nyaris tidak mendapatkan suplai bola dan harus menerima kartu kuning pada babak kedua yang semakin menggambarkan sulitnya Arsenal menembus pertahanan Liverpool. FootMob memberikan rating 6,3 untuk Eze dan Martinelli, mencerminkan bahwa lini serang Arsenal tidak tampil efektif pada laga ini.