Lensa Bola – Kabar mengejutkan, datang dari dunia sepak bola Eropa, ketika tiga mantan pelatih Manchester United yaitu Ole Gunnar Solskjaer, Jose Mourinho dan Erik Ten Hag, secara mengejutkan kompak kehilangan pekerjaannya di klub masing-masing, hanya dalam rentang waktu 4 hari. Fenomena ini menjadi serutan besar, karena ketiganya dikenal sebagai sosok pelatih yang pernah memegang kendali salah satu klub terbesar di dunia, tetapi kini sama-sama menjadi korban revolusi manajemen di klub-klub berbeda. Mereka dianggap gagal memenuhi target, atau tidak mampu meyakinkan petinggi klub masing-masing, bahwa mereka bisa membawa perubahan yang diharapkan.

Jose Mourinho, yang dijuluki The Special One, merupakan yang paling dulu memimpin Manchester United. Ia ditunjuk pada 27 Mei 2016,  untuk menggantikan Luis Van Gaal dan kemudian bertahan hingga 18 Desember 2018. Pria asal Portugal itu, dikenal sebagai pelatih top yang berhasil meraih berbagai gelar seperti Liga Inggris, Liga Italia, La Liga Spanyol hingga Liga Champions.

Setelah kepergian Mourinho, tongkat estafet ke pelatihan setan merah diteruskan kepada Ole Gunnar Solskjaer, mantan striker legendaris klub tersebut yang resmi menjabat mulai 19 Desember 2018. Solskjaer memimpin United hampir dua tahun penuh, sebelum akhirnya angkat kaki pada 21 November 2021, meski klub berusaha memperhalus pemencatannya dengan mengumumkan sebagai hasil kesepakatan bersama. Selama masa transisi setelah Solskjaer, dua pelatih sementara Michael Carrick dan Ralf Rangnick, mengisi kursi pelatih untuk sementara pada musim 2021-2022.

Hingga akhirnya, Eric Ten Hag, mantan pelatih sukses  Ajax Amsterdam, dipercaya memimpin United mulai 23 Mei 2022. Ten Hag ditunjuk sebagai pelatih setelah membawa  Ajax tampil mengejutkan di Liga Champions Eropa. Namun, kisahnya pun tak jauh berbeda.

Ten Hag resmi kehilangan jabatannya pada 28 Oktober 2024, mengikuti sejak dua pendahulunya. Posisinya pun digantikan oleh Ruben Amorim, yang menjabat hingga saat ini. Sayangnya, musim ini menjadi saksi baru rentetan pemecatan mengejutkan ketiga pelatih tersebut.

Oleh Gunnar Solskjaer, menjadi yang pertama kali merasakan surat pemutusan hubungan kerja. Besiktas, klub Turki yang ia latih sejak Januari 2025, memutus kontraknya pada Kamis 28 Agustus 2025. Padahal, Solskjaer baru saja menandatangani kontrak 1,5 tahun dengan klub tersebut pada 18 Januari 2025.

Namun, hasil buruk dalam kompetisi Eropa, menjadi alasan kuat dibalik keputusannya di Depak. Di bawah arahannya, Cara mengecewakan tersinggir secara beruntun di babak kualifikasi Liga Eropa dan Liga Konferensi Eropa, membuat klub gagal tampil di pentas Eropa musim ini. Keputusan itu, menandai akhir petualangan singkat pelatih asal Norwegia tersebut di Turki, hanya sehari setelah pemecatan Solskjaer, giliran Jose Mourinho yang mengalami nasib serupa.

Mourinho yang sejak 2 Juni 2024 menukangi Fenerbahce, resmi diberhentikan pada hari Jumat 29 Agustus. Sama seperti Solskjaer, alasan utama pemecatan Mourinho, adalah kegagalannya membawa Fenerbahce lolos ke fase Liga Champions 2025-2026 setelah terhenti di babak playoff. Musim sebelumnya, ia hanya mampu membawa klub tersebut finish di peringkat kedua Liga Turki, yang dinilai tidak cukup memuaskan manajemen.

Selain kegagalan prestasi, konflik non-teknis Mourinho dengan klub rival, hingga pemberitaan negatif media lokal, turut memperburuk posisinya. Bagi Mourinho, ini menjadi catatan pahit dalam karir panjangnya, meskipun dikenal sebagai pelatih yang membawa Inter Milan meraih treble winners bersejarah pada musim 2009-2010 dan sukses di berbagai klub besar Eropa. Namun, di Turki, reputasi The Special One seolah meredup dan manajemen Fenerbahce merasa tidak ada lagi alasan untuk mempertahankannya.

Nasib naas mantan pelatih Manchester United itu rupanya diikuti oleh Eric Ten Hag. Mantan pelatih Ajax ini harus angkat kaki dari bayer leverkusen pada Senin 1 September 2025 atau hanya 99 hari setelah ia resmi ditunjuk untuk menggantikan Xabi Alonso pada Juli 2025. Masa kerjanya di leverkusen sangat singkat, bahkan menjadi rekor pemecatan tercepat di Bundesliga.

Ten Hag hanya memimpin 2 pertandingan di Liga sebelum akhirnya diberhentikan. Dalam 2 pekan pertama Bundesliga 2025-2026, leverkusen kalah 1-2 dari Hoffenheim dan bermain imbang 3-3 melawan Werder Bremen. Meski Ten Hag mewarisi tim juara Bundesliga dan runner-up 2 musim terakhir di bawah Alonso, kenyataannya klub kehilangan banyak pemain pilar di awal musim 2025-2026 yang membuat komposisi skuad melemah secara signifikan.

Keputusan manajemen leverkusen untuk memecatnya disebut sebagai langkah yang sulit tetapi diperlukan demi menghindari keterpurukan lebih dalam. Direktur olahraga leverkusen Simon Rolfes mengungkapkan bahwa setelah melihat performa dan dinamika tim dalam beberapa minggu terakhir, manajemen menilai tidak ada peluang bagi Ten Hag untuk membangun kembali tim ini dengan materi pemain yang ada. Keputusan ini tidak mudah, tidak ada yang ingin mengambil langkah ini.

Namun, beberapa minggu terakhir menunjukkan bahwa membangun tim baru dan sukses dengan susunan pemain ini tidak mungkin dilakukan. Fenomena pemecatan tiga mantan pelatih Manchester United ini kemudian menjadi bahan perbincangan luas. Publik pun mulai menyoroti siklus pergantian pelatih di Manchester United sendiri, terutama karena Ruben Amorim, pelatih tetap keempat United setelah Mourinho, Solskjaer dan Ten Hag, kini disebut-sebut berada dalam posisi rawan.

Amorim sempat dikabarkan terancam pemecatan setelah serangkaian hasil buruk. Sebelum kemenangan dramatis 3-2 melawan Burnley, pada Sabtu 30 Agustus kemarin, sedikit meredakan tekanan terhadapnya. Namun, masa depan Amorim tetap menjadi tanda tanya besar.

Musim ini, Manchester United tampil jauh dari ekspektasi. Diajang tiala liga, mereka secara memalukan tersintir oleh Grimsby Town, klub kasta keempat dalam sepak bola Inggris. Hasil itu yang kemudian memicu kritik tajam dari media dan fans.

Di Liga Inggris, Setan Merah hanya mampu menempati posisi ke-9 klasemen sementara dengan perolehan 4 poin dari 3 laga awal. Situasi ini memperburuk citra Amorim di mata publik, meskipun beberapa pemain senior masih memberikan dukungan kepadanya. Jadwal padat dan berat di bulan September pun diprediksi akan menjadi ujian besar Amorim.

Para pengamat niat ini, bahwa jika United mengalami serangkaian kekalahan telak di pertandingan-pertandingan tersebut, posisi Amorim akan berada di ujung tanduk, dan ia bisa saja menyusul tiga pendahulunya yang baru saja dipecat. Namun, back Manchester United mati sedelih, menjadi salah satu pemain yang secara terbuka membela Amorim. Ia menegaskan bahwa hasil buruk United bukan semata-mata kesalahan pelatih, melainkan juga tanggung jawab dari para pemain.

Ini bukan kesalahan pelatih kami, tapi terutama kesalahan kami. Kami semua menyadari hal itu dengan baik. Kamu mendukungnya dan dia mendukung kami.

Mati sedelih juga mengungkapkan kekecewaannya setelah kekalahan memalukan melawan Grimsby Town. Tetapi, ia berharap kemenangan melawan Burnley bisa menjadi awal kebangkitan tim. Kami sangat kecewa setelah kekalahan pekan lalu, dan sulit untuk menerimanya.

Tetapi kemenangan atas Burnley tidak hanya sedikit membantu. Rangkaian pemecatan ini tidak hanya menjadi bukti bahwa ekspektasi tinggi di dunia sepak bola modern dapat menjadi tekanan besar bagi pelatih, tetapi juga memperlihatkan bagaimana reputasi di masa lalu tidak selalu menjamin kesuksesan di klub baru. Mourinho, meski syarat pengalaman dan prestasi, tidak mampu menghindari pemecatan dari Fenerbahce.

Solskjaer, yang dikenal memiliki hubungan emosional kuat dengan Manchester United dan pernah memimpin mereka hingga final di Liga Eropa, juga tak berhasil memperbaiki nasibnya di Besiktas. Begitu pula Ten Hag, pelatih yang sempat dipuji karena membangkitkan Ajax dan memimpin United meraih Trophy Carabao Cup di musim pertamanya, gagal meyakinkan manajemen Leverkusen. Kini Ruben Amorim menjadi fokus sorotan berikutnya, apakah ia mampu memutus siklus pemecatan beruntun ini atau justru menjadi korban selanjutnya?

lion mesdon
September 11, 2025
Tags: , ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *