Lensa Bola – Raksaksa Liga Spanyol Barcelona dikabarkan mulai mempertimbangkan opsi untuk memulangkan Marcus Rashford ke Manchester United, meskipun sang pemain baru saja bergabung pada musim panas 2025 dengan status pinjaman. Klub asal katalunya tersebut disebut-sebut enggan mengaktifkan klausul pembelian permanen yang telah disepakati bersama Manchester United, karena performa Marcus Rashford yang jauh dari ekspektasi. Penyerang 27 tahun itu awalnya didatangkan sebagai solusi alternatif di lini serang, setelah Barcelona gagal mengamankan tanda tangan dua target utama mereka, yaitu Nico Williams dan Luis Diaz.

Nico Williams, yang sempat menjadi prioritas Blaugrana, memilih memperpanjang kontraknya bersama dengan Athletic Bilbao, sedangkan Luis Diaz dibanderol dengan harga tinggi yang tak sanggup dipenuhi oleh Barcelona. Alhasil, Rashford pun dipinjam dari Manchester United dengan kesepakatan bahwa Barcelona memiliki opsi untuk mempermanenkannya di akhir musim. Namun, kenyataannya, pemain jebulan Akademi Manchester United tersebut belum mampu memberikan kontribusi sesuai harapan, sehingga Barcelona mulai berpikir untuk mengakhiri kerjasama lebih cepat, meskipun harus membayar penalti sekitar 5 juta euro atau sekitar 96,2 miliar rupiah.

Proses perpindahan Rashford ke Barcelona sebenarnya sempat disambut antusias oleh para penggemar, pemain yang musim sebelumnya membela Manchester United itu, dan sempat dipinjamkan Ke Aston Villa, datang ke Catalunya dengan harapan menghidupkan kembali karirnya yang sempat meredup di Liga Premier Inggris.Manchester United, yang kala itu sedang merombak sekuatnya jelang musim 2025-2026, memutuskan untuk melepas Marcus Rashford karena dianggap tak lagi masuk dalam rencana jangka panjang pelatih. Barcelona, yang baru saja menjadi juara Liga Spanyol 2024-2025, menganggap Rashford sebagai opsi untuk menambah kedalaman lini serang.

Namun, setelah hampir dua bulan bersama dengan tim, ekspektasi tinggi terhadap sang pemain mulai mengudar. Menurut laporan dari Daily Mail, manajemen dan tim kepelatian Barcelona kurang puas dengan penampilan Rashford, baik di pertandingan resmi maupun sesi latihan. Pemain yang dikenal dengan kecepatan dan ketajamannya itu justru dinilai kurang percaya diri, kurang fokus dan tidak cukup teliti saat beraksi di lapangan.

Kesannya, seperti Rashford belum bisa beradaptasi dengan gaya permainan Barcelona, yang mengutamakan penguasaan bola dan permainan kombinasi cepat. Bahkan, Presiden Barcelona Joan Laporta dan Direktur Olahraga Deko, dikabarkan sejak awal sudah ragu terhadap kualitas dari Marcus Rashford. Namun, keterbatasan pilihan di bursa transfer membuat klub terpaksa merekrutnya.

Situasi ini memperlihatkan betapa sulitnya Barcelona menemukan sosok yang tepat untuk memperkuat serangan mereka, di tengah keterbatasan finansial dan persaingan ketat dalam mendapatkan pemain top. Performa Rashford di lagaperam musim sebenarnya sempat menumbuhkan optimisme. Dalam 4 pertandingan uji coba, ia mencatatkan 1 gol dan 1 asis, menunjukkan segilas potensinya untuk membantu Blaugrana.

Namun, ketika kompetisi resmi dimulai, terutama di Liga Spanyol musim 2025-2026, grafik penampilannya menurun secara drastis. Dari 3 pertandingan Liga yang sudah dimainkan, Rashford sama sekali belum mencetak gol maupun asis. Salah satu momen yang menyoroti ketidakpuasan pelatih dan manajemen terhadapnya, terjadi ketika ia ditarik keluar pada awal babak kedua saat melawan Levante pada 24 Agustus 2025.

Keputusan itu dianggap sebagai sinyal bahwa Barcelona mulai kehilangan kesabaran terhadap performa sang pemain. Barcelona kini disebut siap mengembalikan Rashford ke Old Trafford lebih cepat, meski mereka harus menanggung kerugian finansial dengan membayar penalti. Keputusan ini dianggap sebagai langkah realistis, karena mempertahankan Rashford sepanjang musim tanpa kontribusi signifikan hanya akan membebani klub.

Langkah Barcelona ini juga mencerminkan tekanan besar yang mereka hadapi dalam hal rekrutmen pemain. Blaugrana terus berupaya membangun skuad kompetitif, meskipun kondisi keuangan klub belum sepenuhnya pulih. Kesalahan rekrutmen, sekecil apapun, bisa berdampak besar pada rencana jangka panjang klub.

Situasi Rashford di Barcelona kontras dengan awal karirnya di Manchester United. Sebagai pemain jebulan akademi, Rashford pernah menjadi andalan hitam setan merah, dan dikenal sebagai salah satu penyerang muda berbakat di Eropa. Namun, cadera berkepanjangan, inkonsistensi performa dan persaingan ketat, membuat posisinya di klub mulai tergeser.

Musim 2024-2025 menjadi titik balik di mana United memutuskan untuk mencari opsi lain di lini serang. Sehingga, pintu keluar bagi Rashford terbuka. Kepindahan ke Barcelona seharusnya menjadi kesempatan emas untuk mengembalikan reputasinya.

Tetapi sejauh ini, langkah tersebut belum membuahkan hasil. Menariknya, meskipun penampilan Rashford di level klub belum memuaskan, manajer tim nasional Inggris Thomas Tuchel tetap memberikan kepercayaan kepadanya. Rashford masuk ke dalam skuad Inggris untuk dua laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Andorra dan Serbia.

Namun, laga melawan Andorra pada awal September justru menambah kritik terhadap saham pemain. Inggris berhasil menang 2-0 di kandang, tetapi performa menyerang mereka dinilai kurang tajam. Goal Inggris datang dari bunuh diri pemain Andorra dan sudulan Declan Rice, bukan dari para penyerang.

Namun, laga melawan Andorra pada awal September justru menambah kritik terhadap saham pemain. Inggris berhasil menang 2-0 di kandang, tetapi performa menyerang mereka dinilai kurang tajam. Goal Inggris datang dari bunuh diri pemain Andorra dan sudulan Declan Rice, bukan dari para penyerang.

Dalam mewancara pertandingan, Tuchel secara terbuka mengkritik beberapa pemainnya. Ia menyebut, Rashford hanya menunjukkan momen-momen positif sesekali tanpa kontribusi nyata berupa gol ataupun asis. Kritik tersebut bukan hanya teguran, tetapi juga menjadi sinyal bahwa posisi Rashford di skuad Inggris untuk Piala Dunia 2026 belum aman.

Pelatih asal Jerman itu menegaskan, bahwa kritikanya bertujuan untuk memacu para pemain agar tampil lebih konsisten, dan bukan untuk menjatuhkan mental mereka. Menurut Tuchel,  menghadapi tim seperti Andorra yang bermain dengan blok pertahanan rendah memang sulit, tetapi para pemain depan seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol. Thomas Tuchel juga menyoroti bahwa gol kedua Inggris yang membuat mereka lebih leluasa bermain, seharusnya bisa saja terjadi lebih cepat.

Pernyataan ini mencerminkan tuntutan tinggi yang diberikan kepada Marcus Rashford, yang dulu dikenal sebagai pemain eksplosif, namun kini tampak kehilangan ketajaman. Kritik terhadap Rashford, baik di level klub maupun tim nasional, semakin memperkuat narasi bahwa sang pemain tengah berada di persimpangan karir. Di Barcelona, ia gagal memenuhi ekspektasi sebagai pemain pinjaman dari klub besar Inggris, sementara di Timnest ia harus bersaing dengan talenta muda yang sedang bersinar.

Jika Barcelona benar-benar memutuskan untuk memulangkannya ke United, masa depan Rashford menjadi semakin tidak pasti. Manchester United sendiri sudah bergerak cepat memperkuat lini serang dengan merekrut sejumlah pemain baru, sehingga peluang Rashford untuk kembali menjadi pemain inti bisa dibilang sangat kecil.

lion mesdon
September 12, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *