Lensa Bola – Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa yang mempertemukan Timnas Israel dan Timnas Italia menjadi salah satu laga paling dramatis dan penuh dengan tensi di Grup E. Meskipun Israel berstatus sebagai tuan rumah, laga tersebut tidak digelar di negara mereka. Situasi keamanan yang masih belum kondusif membuat Federasi Sepak Bola Israel memutuskan memindahkan pertandingan ke Hungaria. Keputusan ini diambil agar pertandingan dapat berlangsung dengan aman baik bagi para pemain maupun penonton.

Laga ini bukan hanya sekedar pertandingan biasa, tetapi memiliki arti penting bagi kedua tim, terutama bagi Italia yang tengah berjuang keras untuk memperbaiki posisi mereka di klasmen Grup E dan menjaga asal-olos Kepiala Dunia 2026. Sebelum pertandingan ini dimulai, posisi di klasmen sementara Grup E menunjukkan persaingan ketat. Italia yang kini dilatih oleh Gennaro Gattuso berada di peringkat ketiga dengan perolehan enam poin dari tiga laga, sedangkan Israel unggul di posisi kedua dengan koleksi sembilan poin dari empat pertandingan.

Posisi puncak dikuasai oleh Norwegia yang tampil impresif dengan mengantongi 12 poin penuh dari empat laga awal. Bagi Italia, kemenangan atas Israel akan sangat krusial karena akan menggeser posisi tuan rumah dan menghidupkan kembali peluang mereka untuk kelolos Kepiala Dunia. Dengan sistem kompetisi yang ketat di zona Eropa, setiap laga menjadi pertaruhan besar dan situasi ini memacu skuad Italia untuk tampil habis-habisan.

Modal kepercayaan diri Italia datang dari kemenangan besar 5-0 atas Estonia pada 5 September kemarin sebelum laga melawan Israel. Kemenangan tersebut rasa spesial karena menjadi debut resmi Gennaro Gattuso sebagai pelatih Kepala Timnas Italia. Mantan gelandang AC Milan yang dikenal memiliki karakter keras, penuh semangat juang dan memiliki dedikasi tinggi itu langsung memberikan warna baru bagi Gli Azuri.

Meski belum banyak mengubah pola permainan dari sisi taktik, Gattuso berhasil menyuntikkan semangat dan determinasi khasnya pada para pemain. Para penggawa Italia merasakan energi baru dari pelatih yang akrab di Juluki Rino itu. Filosofi kepelatihannya yang tegas, disiplin dan penuh komitmen langsung terlihat sejak sesi latihan pertama.

Gattuso tak hanya fokus pada aspek teknis, tetapi juga pada pembentukan mental juang pemain. Ia memimpin sesi latihan dengan ketat, mengawasi setiap detail, dan tidak ragu untuk meneriakan instruksi keras. Pendekatan ini membuat para pemain lebih fokus dan termotivasi untuk memberikan performa terbaik.

Atmosfer ruang ganti Italia pun berubah menjadi lebih harmonis dan kompetitif, dimana tidak ada pemain yang merasa posisinya aman. Untuk mendukung visinya membangun kembali kejayaan Timnas Italia, Gattuso juga menunjuk Gianluigi Buffon sebagai koordinator tim nasional. Mantan kiper legendaris Italia itu diharapkan mampu menjaga nilai-nilai tradisi sepak bola Italia, menjadi motor bagi para pemain muda, dan memastikan transisi ke era baru berjalan mulus.

Dengan kombinasi pengalaman, energi, dan strategi kepelatian yang disiplin, Gattuso memproyeksikan kebangkitan Gliazuri di kancah internasional. Atmosfer penuh semangat tersebut terbawa ke lagam lawan Israel selasa dini hari waktu Indonesia Barat, yang menjadi ujian kedua Gattuso. Pertandingan yang digelar di Hungaria itu menyanjikan drama sembilan gol yang membuat penonton terpukau.

Italia tampil dengan formasi 4-4-2 yang diisi oleh pemain-pemain kunci seperti Gianluigi Donnarumma di bawah Mister Gawang, Federico Di Marco, Alessandro Bastoni, Gianluca Mancini, dan Giovanni Di Lorenzo di lini pertahanan. nNicolo Barella, Manuelo Cattoli, Sandro Tonali, dan Matteo Politano mengisi lini tengah, sementara duet Matteo Rategi dan Moyskine dipercaya sebagai ujung tombak. Di sisi lain, Israel juga datang dengan motivasi besar mempertahankan posisi mereka di klasmen, dan mengandalkan pemain-pemain berpengalaman seperti Dor Perets dan Manor Solomon untuk mengancam pertahanan Italia.

 Hasilnya, pertandingan berlangsung sengit sejak awal. Israel membuka keunggulan terlebih dahulu pada menit ke-16 melalui gol bunuh diri dari gelandang Italia Manuello Cattoli. Upaya Locatelli untuk mengantisipasi bola justru berakhir menjadi gol yang mengejutkan lini pertahanan Italia.

Meski tertinggal, Bli Azuri tidak kehilangan fokus. Tekanan demi tekanan terus dilakukan hingga akhirnya Moyskine berhasil menyemakan kedudukan di menit ke-40. Gol tersebut tercipta lewat sepakan rendah keras dari luar kotak penalti yang gagal diantisipasi oleh kiper Israel Daniel Perets.

Skor 1-1 bertahan hingga babak pertama usai. Memasuki babak kedua, tempo permainan semakin tinggi. Israel kembali unggul pada menit ke-5-2 melalui Dor Perets yang memanfaatkan umpan cantik dari Manor Solomon.

Gol ini membuat para pemain Israel semakin percaya diri. Namun, keunggulan itu hanya bertahan 2 menit. Moyskine kembali menjadi pahlawan dengan mencetak gol keduanya di lagak tersebut melalui sepakan first time keras dari tepi kotak penalti yang membuat kedudukan imbang 2-2.

Italia terus menekan dan akhirnya berbalik unggul 3-2 di menit ke-6-8. Matteo Politano mencetak gol indah dengan sepakan kaki kiri yang akurat memperlihatkan kualitas tekniknya sebagai winger. Italia semakin di atas angin setelah Giacomo Raspadori menambah keunggulan menjadi 4-2 pada menit ke-80.

Gol tersebut terjadi berkat kerjasama Apik di lini depan dan penyelesaian klinis Raspadori yang dengan tenang menaklukkan keeper lawan. Namun, drama belum berakhir. Israel menunjukkan semangat juang tinggi dengan memperkecil ketertinggalan menjadi 4-3 lewat gol bunuh diri Alessandro Bastoni di menit ke-81.

Bek intermilan itu salah mengantisipasi bola dan membuat skor kembali ketat. Ketegangan semakin memuncak ketika Israel berhasil menyemakan kedudukan menjadi 4-4 pada menit ke-89. Dor Peretz kembali mencatatkan namanya di papan skor melalui sundulan tajam setelah menerima umpan dari Yahanan Maman.

Pertandingan yang sempat terlihat akan dimenangkan Italia dengan mudah berubah menjadi duel menegangkan di menit-menit akhir. Namun, tekad dan fokus para pemain Italia terbukti tidak luntur. Di masa injury time, Sandro Tonali mencetak gol penentu kemenangan melalui tembakan jarak jauh yang memantul di tanah dan melewati barisan pertahanan Israel.

Gol ini memastikan Gliazuri meraih kemenangan dramatis 5-4. Hasil ini menjadi kemenangan berharga bagi Italia. Mereka berhasil mengoleksi 9 poin dari 4 pertandingan dan naik ke posisi kedua klasmen, menggeser Israel yang turun ke peringkat ketiga dengan poin yang sama tetapi kalah selisih gol.

Norwegia tetap kokoh di puncak klasmen dengan 12 poin sempurna. Kemenangan atas Israel bukan hanya menegaskan ambisi Gattuso dalam membangkitkan tim, tetapi juga menunjukkan karakter Italia yang terkenal pantang menyerah. Para pemain seperti Moeskine, Sandro Tonali dan Matteo Politano tampil sebagai bintang dengan kontribusi penting di laga ini.

Secara keseluruhan, pertandingan ini memperlihatkan dinamika sepak bola modern dengan ritme cepat dan tekanan tinggi. Italia di bawah asuhan Gattuso menunjukkan transformasi nyata, terutama dalam hal mentalitas bertanding. Meskipun masih ada kelemahan di sektor pertahanan yang harus segera dibenahi, keberhasilan mencetak 5 gol dalam pertandingan tandang melawan tim yang solid seperti Israel menjadi bukti bahwa Gliazuri sedang dalam jalur kebangkitan.

Kehadiran Gian Luigi Buffon sebagai sosok senior di luar lapangan juga memberikan dampak yang positif. Buffon tidak hanya berperan sebagai mentor, tetapi juga menjadi simbol nilai-nilai yang ingin dijaga oleh Italia. Kemenangan dramatis ini diperkirakan akan menjadi titik balik bagi timnas Italia dalam perjalanan mereka di kualifikasi Piala Dunia 2026.

Meski sempat mengalami masa-masa sulit setelah gagal lolos ke Piala Dunia 2018, kini Italia siap kembali bersaing di level tertinggi. Kombinasi antara semangat muda, pengalaman pemain senior, dan kepemimpinan karismatik Gattuso menjadi modal penting untuk menghadapi laga-laga berikutnya di grup E, termasuk duel penting melawan Norragia yang menjadi pesaing utama mereka. Dengan atmosfer positif yang terbangun, optimisme pun semakin tinggi di kalangan publik dan fans Italia.

Gattuso tidak hanya dituntut membawa Italia lolos ke Piala Dunia, tetapi juga mengembalikan kejayaan sepak bola negeri tersebut yang dikenal dengan sejarah panjang, trofi prestisius, dan pemain-pemain legendarisnya. Drama sembilan gol melawan Israel menjadi simbol awal dari perjalanan Gliazuri menuju panggung Piala Dunia 2026, dan kemenangan ini memperlihatkan bahwa Italia telah menemukan kembali karakter aslinya sebagai tim yang berani, disiplin, dan penuh determinasi.

lion mesdon
September 13, 2025
Tags:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *