
Lensa Bola – Duel menarik, tersaji saat Hungaria menjamu Portugal dalam lanjutan kualifikasi piala dunia 2026 zona Eropa di Puskas Arena Budapest. Bukan hanya memperlihatkan aksi-aksi kelas dunia dari kedua tim, tetapi juga menghadirkan kisah emosional antara dua generasi sepak bola, yaitu Cristiano Ronaldo dan Dominic Szoboszlai. Pertandingan ini menjadi sorotan dunia karena mempertemukan Szoboszlai, kapten muda Hungaria yang baru berusia 24 tahun, dengan idolanya sejak kecil yaitu Cristiano Ronaldo, legenda Portugal yang kini berusia 40 tahun dan masih menjadi andalan negaranya.
Menjelang laga, publik sepak bola dibuat heboh oleh beradarnya foto lawas dari tahun 2009 yang memperlihatkan Szoboszlai kecil berjalan berdampingan dengan Ronaldo sebagai player eskort dalam pertandingan Hungaria vs Portugal. Sebuah momen yang kini terasa seperti sebuah ramalan tentang masa depan sepak bola Hungaria. Siapa sangka, 15 tahun kemudian, anak kecil yang dulu mengagumi Ronaldo kini berdiri sejajar dengan idolanya di lapangan internasional, mengenakan ban kapten, dan memimpin tim nasionalnya menghadapi sang maestro sepak bola dunia.
Dalam wawancara jelang laga, Szoboszlai mengungkapkan perasaannya yang penuh antusias dan rasa hormat kepada Ronaldo. Saya sudah bermain melawan banyak pemain hebat, tapi saya belum pernah bermain melawan Cristiano. Sejak kecil dia adalah idolaku.
Jadi, akhirnya waktunya telah tiba. Saya berharap ini akan menjadi pengalaman yang positif. Sosok Szoboszlai sendiri dikenal tak pernah ragu memuji Ronaldo.
Dalam sebuah wawancara dengan jurnalis sepak bola Fabrizio Romano pada 2021 saat masih membela RB Leipzig, ia mengaku bahwa sejak usia 14 tahun ia bercita-cita menjadi seperti Ronaldo. Namun, seiring bertambahnya usia, ia mulai memahami bahwa dirinya harus fokus pada diri sendiri. Ketika saya berusia 14 tahun, saya selalu berpikir ingin menjadi Cristiano Ronaldo, seperti banyak anak lainnya.
Namun, saya sadar bahwa saya harus fokus pada jalan saya sendiri. Ronaldo memiliki mentalitas luar biasa. Ia bekerja keras untuk mewujudkan mimpinya dan berhasil.
Itu bukti bahwa tidak ada yang mustahil. Saya pun memiliki tujuan saya sendiri dan ingin mencapainya. Pernyataan tersebut kini terasa nyata, karena ia telah tumbuh menjadi pemimpin Hungaria, menghadapi idolanya yang telah meraih lima Ballon D’or dan menjadi legenda hidup.
Laga pun berlangsung sengit sejak menit awal, Hungaria yang bermain di depan publik sendiri, tampil agresif dan penuh percaya diri. Dukungan puluhan ribu supporter, membuat tim Aswan Marco Rossi berani menekan sejak menit awal. Dan hasilnya terlihat di menit ke-21, saat Barbanas Farga berhasil memecah kebuntuan dengan golnya.
Berawal dari serangan balik cepat, Zsolt Nagy mengirimkan umpan matang yang disambut oleh Farga untuk menggetarkan Portugal. Stadion pun bergemuruh dan Hungaria sempat memimpin 1-0. Namun, Portugal yang datang dengan status favorit tak tinggal diam.
Pasukan Roberto Martinez langsung meningkatkan intensitas permainan dan mendominasi penguasaan bola. Upaya mereka membuahkan hasil di menit ke-32, ketika Bernardo Silva mencetak gol penyama kedudukan. Delandang Manchester City itu, memanfaatkan celah di lini pertahanan Hungaria dan melepaskan tembakan akurat yang tak mampu dihentikan oleh Peter Gulacki.
Kedudukan imbang 1-1 bertahan hingga babak pertama berakhir. Memasuki babak kedua, Portugal bermain lebih agresif dan terus menekan pertahanan tuan rumah. Tekanan mereka berbuah penalti di menit ke-58 setelah Loic Nego kedapatan melakukan handsball di kota terlarang.
Cristiano Ronaldo yang maju sebagai eksekutor, menjalankan tugasnya dengan sempurna, mencetak gol ke-39 di ajang kualifikasi piala dunia sepanjang karirnya. Dengan ketenangan khasnya, Ronaldo merayakan gol tersebut di hadapan ribuan penonton, menegaskan bahwa meski usianya 40 tahun, ia masih menjadi salah satu pemain paling berpengaruh di dunia. Namun, Hungaria tidak menyerah begitu saja.
Mereka terus mencoba mencari celah dan upaya mereka akhirnya membuahkan hasil di menit ke-84 saat Farga kembali mencatatkan namanya di Papan skor. Gol keduanya ini tercipta berkat kerja sama Apik dengan Nego yang menembus kesalahannya dengan memberikan asis akurat. Skor kembali imbang 2-2 dan lagapun semakin memanas.
Akan tetapi, Portugal menunjukkan kualitas dan kedalaman squad-nya hanya 2 menit kemudian. João Cancelo menjadi pahlawan dengan gol indah yang memastikan kemenangan Portugal 3-2. Gol tersebut menegaskan keunggulan teknis dan mental tim tamu, sekaligus menunjukkan bahwa Portugal tidak hanya mengandalkan Ronaldo, tetapi juga memiliki banyak pemain top yang bisa menjadi pembeda.
Dengan kemenangan ini, Portugal mengoleksi 6 poin dari 2 pertandingan awal di grup F. Memimpin kelas men sementara di atas Armenia yang mengumpulkan 3 poin, sementara Hungaria dan Republik Irlandia masing-masing baru memiliki 1 poin. Bagi Portugal, hasil ini menjadi modal berharga untuk melanjutkan dominasi mereka di kualifikasi. Sementara Hungaria, meski kalah tetap menunjukkan perkembangan yang signifikan, menegaskan bahwa Hungaria bukan lagi tim pelengkap di Eropa.
Pertandingan ini tak hanya skor dan statistik, tetapi juga menambah catatan perjalanan panjang bagi Cristiano Ronaldo yang terus mencetak rekor di usia sejak karirnya. Sang mega bintang yang kini membela Al Nasser di Liga Pro Saudi tetap menunjukkan kualitasnya di level internasional dan menjadi teladan bagi banyak pemain muda. Selain itu, kabar terbaru menyebutkan bahwa Ronaldo berpeluang kembali tampil di Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam lebih dari 1 dekade.
Menurut laporan dari The Athletic, Federasi Sipak Bola Amerika Serikat tengah merencanakan pertandingan ekshibisi antara Amerika melawan Portugal pada Maret 2026 di stadion besar yang biasa dipakai untuk laga NFL di pantai timur. Namun, laga ini baru akan terlaksana jika Portugal berhasil halas kepiala dunia 2026 tanpa melalui playoff. Jika benar terjadi, momen tersebut akan menjadi penampilan pertama Ronaldo di tanah Amerika Serikat sejak 2014 ketika ia membela Real Madrid dalam laga persahabatan melawan Manchester United.
Rencana ini menunjukkan betapa besarnya magnet Ronaldo bagi sepak bola bahkan di usia 40 tahun. Sementara itu, kisah Szoboszlai dan Ronaldo dalam laga Hungaria versus Portugal ini menjadi gambaran nyata tentang pertemuan dua generasi sepak bola yang berbeda. Foto dari tahun 2009 kini terasa simbolis.
Seorang bocah yang kala itu hanya bermimpi suatu hari bisa menjadi pesepak bola hebat, kini bisa berdiri sejajar dengan idolanya di lapangan internasional. Szoboszlai sendiri dikenal sebagai salah satu talenta muda terbaik Eropa. Karirnya yang melesat dari akademi kecil di Hungaria, bergabung ke RB Salzburg, lalu RB Leipzig, hingga kini menjadi pilar Liverpool, menunjukkan bahwa kerja keras dan dedikasi bisa membawa pemain muda mencapai level tertinggi.
Kepemimpinannya sebagai kapten Hungaria di usia muda juga menjadi bukti kedewasaan dan pengaruhnya di dalam dan di luar lapangan.