Lensa Bola – Atmosfer panas duel Galatasaray melawan Liverpool dalam lanjutan fase Liga Champions 2025-2026 sudah terasa jauh sebelum pertandingan dimulai. Di Istanbul, sejak senin malam menjelang selasa dini hari waktu setempat, sekelompok supporter fanatik Galatasaray berusaha memberikan tekanan mental kepada lawan dengan cara yang khas. Sekitar pukul 3 dini hari, puluhan pendukung berkumpul di luar hotel tempat squad Liverpool menginap.

Mereka menyalakan kembang api, meneriakan cen keras, serta membuat keributan yang menggelegar di tengah keheningan malam. Aksi itu tidak dilakukan secara sembunyi-sembunyi, melainkan sengaja dipertontonkan. Sebuah akun bernama X Korea huls di platform X, bahkan mengunggah video yang memperlihatkan para supporter dengan wajah tertutup tengah menyalakan kembang api berulang kali sambil bernyanyi mendukung tim kebanggaan mereka.

Rekaman tersebut dengan cepat menyebar luas, menjadi viral dan memicu perbincangan hangat di media sosial. Banyak yang menilai tindakan itu adalah bentuk teror mental terhadap Liverpool, sesuatu yang sudah sering ditemui ketika klub-klub besar Eropa bertandang ke Istanbul. Bagi supporter Galatasaray, dukungan untuk tim tidak hanya berhenti di dalam stadion, mereka kerap menggunakan berbagai cara untuk membuat lawan merasa tidak nyaman.

Tradisi seperti ini sudah lama melekat di sepak bola Turki, di mana atmosfer pertandingan selalu syarat dengan tekanan, penuh nyanyian keras dan tak jarang diwarnai aksi provokatif. Kali ini tujuan mereka jelas, mengganggu fokus para pemain Liverpool menjelang duel di Ramspark. Motivasi supporter untuk melakukan hal itu, juga tidak lepas dari kondisi tim kesayangan mereka di Liga Champions.

Dua pekan sebelumnya, Galatasaray harus menanggung malu besar setelah dihajar Eintracht Frankfurt dengan skor 1-5. Kekalahan itu semakin menyakitkan, karena mereka sejatinya sempat unggul lebih dulu lewat gol Yunus Agun pada menit ke-10. Namun, kesialan terjadi ketika Devinson Sanchez membuat gol bunuh diri yang menyamakan kedudukan.

Setelah itu, Frankfurt membalikan keadaan dengan dua gol tambahan sebelum turun minum, lalu menambah dua gol lagi di babak kedua. Kekalahan telak tersebut menempatkan Galatasaray di dasar klasmen sementara, sementara Frankfurt melesat ke posisi puncak. Situasi inilah yang membuat para pendukung merasa perlu melakukan segala cara untuk memompah semangat tim agar mampu meraih poin perdana di musim ini.

Ketika lagam lawan Liverpool dimulai, atmosfer panas di dalam stadion terlihat jelas. Ramspark penuh sesak dengan puluhan ribu supporter yang bernyanyi tanpa henti. Galatasaray turun dengan sekuat utama meski berisi Kekir, Singgo, Sanchez, Bardaki, Jacobs, Lamina, Torreira, Edgun, Gundoan, Yilmaz serta Victor Oseman.

Liverpool yang datang dengan status favorit juara menurunkan Ellison di bawah Mistar, disokong oleh Frimpong, Konate, Van Dijk dan Kerkes di lini belakang. Trio tengah diisi oleh Gravenberch, Curtis Jones dan Szoboszlai. Sementara lini serang dipercayakan kepada Florian Wirtz, Gakpo dan Hugo Ekitike.

Sejak menit awal Galatasaray mencoba mengambil inisiatif. Tekanan mereka hampir membuahkan hasil melalui baris Alper Yilmaz yang melepaskan tembakan berbahaya. Namun Ellison dengan sigap mengamankan bola, Liverpool merespon cepat lewat serangan pada menit ke-14.

Hugo Ekitike melakukan tembakan keras yang berhasil ditepis oleh Kekir. Bola muntah kemudian disambar oleh Kody Gakpo, tetapi Ismail Jacobs tampil heroik dengan menghalau bola tepat di garis gawang. Momen itu membuat jantung para pendukung tuan rumah berdegup kencang karena gawang mereka hampir kebobolan.

Namun hanya beberapa menit berselang keadaan kemudian berbalik. Galatasaray melancarkan serangan cepat dan Yilmaz dilanggar Dominic Szoboszlai di dalam kotak penalti. Wasid tanpa ragu langsung menunjuk titik putih.

Victor Oseman, striker andalan asal Nigeria, maju sebagai eksekutor. Dengan penuh ketenangan, ia menendang bola ke arah tengah gawang. Ellison yang bergerak ke samping gagal untuk menghentikannya sehingga Galatasaray unggul 1-0 pada menit ke-16.

Goal tersebut sontak disambut serakan luar biasa dari tribun, menambah tekanan psikologis bagi Liverpool. Setelah tertinggal, Liverpool mencoba untuk bangkit. Florian Wirtz melepaskan tendangan first time yang memaksa Kekir melakukan penyelamatan Gemilang.

Dari hasil sepat pojok, Ibrahima Konate menyundul bola, namun arahnya masih melebar tipis dari gawang. Menjelang akhir babak pertama, Galatasaray kembali mendapatkan kesempatan lewat tendangan bebas setelah Graven Birds melanggar Oseman di depan kotak penalti. Abdul Karim Bardaki maju sebagai eksekutor, tetapi sifatannya membentur pagar betis Liverpool dan gagal menambah keunggulan.

Babak pertama pun ditutup dengan skor 1-0 untuk tuan rumah. Memasuki babak kedua, tempo permainan semakin cepat. Liverpool menekan sejak menit-menit awal.

Hugo Eketike sempat melepaskan tendangan backheel yang mengejutkan, tetapi sekali lagi, Kekir mampu mengantisipasinya. Namun, justru kesalahan fatal hampir membawa malapetaka bagi Liverpool. Konate melakukan umpan lemah dan berhasil dipotong oleh Oseman.

Striker itu langsung berhadapan dengan Ellison dan melepaskan tembakan keras. Ellison masih bisa menepis bola, tetapi ia mengalami cadara saat melakukan penyelamatan tersebut. Cedera Ellison menjadi pukulan berat bagi Liverpool, mengingat piper asal Brasil itu merupakan salah satu pilar paling penting di dalam tim.

Pelatih Arneslot mencoba melakukan perubahan untuk meningkatkan serangan. Ia memasukkan Mohamed Salah dan Alexander Isaac. Kehadiran keduanya pun memberikan energi baru.

Isaac bahkan langsung memberikan ancaman melalui tembakan keras saat pertama kali menyentuh bola. Namun, Kekir lagi-lagi menjadi pahlawan dengan penyelamatan gemilang. Liverpool terus menggempur, tetapi solidnya pertahanan Galatasaray membuat mereka frustasi.

Drama sesungguhnya terjadi di menit-menit akhir. Pada menit ke-8-8, Ibrahima Konate terjatuh di dalam kotak penalti setelah kontak dengan pemain bertahan Galatasaray. Wasit awalnya menunjuk titik putih, memicu harapan besar bagi Liverpool untuk menyemakan kedudukan.

Akan tetapi, setelah meninjau ulang tayangan VAR, keputusan kemudian dibatalkan. Keputusan tersebut disambut serakan meriah dari supporter Galatasaray, sementara kubu Liverpool merasa sangat dirugikan. Arne Slot terlihat kecewa di pinggir lapangan, tetapi keputusan Wasit tetap tidak berubah.

Hingga peluit panjang berbunyi, skor 1-0 tidak berubah. Galatasaray berhasil meraih kemenangan berharga atas Liverpool. Hasil ini membawa mereka naik ke posisi ke-18 klasmen sementara dengan 3 poin, setelah sebelumnya berada di dasar klasmen akibat kekalahan dari Frankfurt.

Sementara itu, Liverpool tertahan di posisi 16 dengan poin yang sama. Sebuah hasil yang tentu jauh dari harapan tim kandidat juara. Kekalahan ini juga menambah catatan buruk Liverpool yang sebelumnya tumbang 1-2 dari Crystal Palace di ajang Premier League.

Victor Oseman dinobatkan sebagai man of the match oleh UFA. Goal penalty yang ia ciptakan tidak hanya menentukan kemenangan, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan Galatasaray setelah keterpurukan di Laga Perdana. Meski hanya bermain selama 72 menit akibat cadera, penampilannya sangat impresif.

Ia beberapa kali menciptakan peluang dan merepotkan barisan pertahanan Liverpool. Bahkan, jika lebih beruntung, Oseman seharusnya bisa mencetak lebih dari 1 gol malam itu. Selain Oseman, penampilan apik keeper kekir dan back Ismail Jacobs juga patut untuk dipuji.

Keduanya berperan besar dalam menjaga keunggulan Galatasaray dengan penyelamatan krusial di momen-momen penting. Dari kubu Liverpool, Ellison juga tampil heroik sebelum cedera, sementara Florian Wirtz menjadi motor serangan meski gagal menorehkan gol. Bagi Liverpool, kekalahan ini menjadi bahan evaluasi serius.

Dengan sekuat bertabur bintang seperti Salah, Wirtz, Szoboszlai hingga Van Dijk, mereka dituntut segera bangkit agar tidak tercacar di fase grup. Dua kekalahan beruntun tentu bisa berdampak buruk bagi mental pemain. Manager Arnest Slot kini menghadapi tugas berat untuk meracik strategi yang lebih efektif, sekaligus mengembalikan kepercayaan diri tim. Jika tidak segera berbenah, peluang Liverpool untuk melaju ke fase gugur bisa terancam.

lion mesdon
Oktober 2, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *