Lensa Bola – Paris Saint Germain kembali menunjukkan kelasnya sebagai juara bertahan Liga Champions dengan meraih kemenangan kedua secara beruntun di fase awal kompetisi musim 2025-2026. Kali ini korban mereka adalah Barcelona yang harus menelan pilpait di hadapan pendukungnya sendiri di Stadion Olimpiade Lluís Companys. Laga ini sejak awal sudah diprediksi akan berlangsung ketat karena mempertemukan dua tim dengan sejarah panjang persaingan di Eropa, dua pelatih papan atas dengan filosofi berbeda, serta deretan pemain bintang dari kedua kubu.

Apa yang terjadi di lapangan benar-benar memenuhi ekspektasi. Drama, tensi tinggi hingga aksi individu memukau yang akhirnya berujung pada kemenangan tipis PSG yang dramatis. Barcelona yang turun sebagai tuan rumah mencoba tampil menekan sejak menit pertama.

Hansi Flick memilih menurunkan trio lini depan yang terdiri dari Dani Olmo, Marcus Rashford, dan Ferran Torres. Di belakang mereka, Lamine Yamal diberi kebebasan bergerak untuk menjadi pengatur serangan sekaligus sumber kreativitas dari sisi sayap. Dukungan publik tuan rumah membuat Barcelona berani mengambil inisiatif menekan lawan di area pertahanan mereka sendiri.

Namun, meski lebih banyak menguasai bola, Barcelona tetap harus waspada terhadap serangan balik PSG yang tajam. PSG yang kali ini tampil dengan starting eleven yang diisi oleh fitinya, Saini Maiulu dan Bradley Barkola di lini depan justru menciptakan peluang pertama. Ilya Zabarnyi, back tengah asal Ukraina, hampir membuka keunggulan ketika tandukannya menyambut sepak pojok melambung tipis di atas Mr. Gawang Szczęsny.

Peluang itu seolah menjadi peringatan awal bagi Barcelona bahwa dominasi penguasaan bola saja tidak cukup untuk mengendalikan jalan nyelaga. Barcelona kemudian semakin meningkatkan intensitas serangan. Pada menit ke-15, Lamine Yamal memperlihatkan kualitasnya dengan mengirimkan umpan terobosan matang kepada Ferran Torres.

Situasi satu lawan satu tercipta dan Torres berhasil mengecoh keeper PSG Lukas Kevalier yang sudah terlanjur maju meninggalkan sarangnya. Namun sebelum bola bisa bergulir masuk ke Gawang kosong, Zabarnyi melakukan penyelamatan luar biasa dengan menyapu bola tepat di depan garis Gawang. Stadion sempat bergemuruh seakan gol tercipta, tetapi sorakan itu segera berubah menjadi desahan kecewa.

Meski peluang tersebut gagal berbuah gol, Barcelona akhirnya mampu memecah kebuntuan 4 menit kemudian. Gol bermula dari kombinasi apik di lini depan. Lamine Yamal memberikan bola kepada Pedri yang dengan cermat melepaskan umpan silang kepada Rashford.

Pemain asal Inggris itu lantas mengirimkan asis pendek arah Ferran Torres dan dengan sontekan halus dari jarak 6 yard, Torres berhasil mengecoh Kevalier. Barcelona pun unggul 1-0 dan Stadion Luiz Campanis meledak dalam sorak-sorai. Momentum seakan berpihak kepada Blaugrana, namun PSG bukanlah tim biasa.

Terlebih, mereka datang dengan status juara bertahan. Tim asuan Luiz Enrique itu mulai menemukan ritme permainan setelah tertinggal. Achraf Hakimi hampir saja menyamakan kedudukan melalui tendangan bebas keras yang mengarah ke sudut Gawang.

Tetapi, Szczesny menunjukkan refleks brilian untuk menepis bola. Tekanan PSG akhirnya berbuah manis pada menit ke-38. Nuno Mendes melakukan tusukan berbahaya dari sisi kiri dan mengirimkan umpan mendatar yang gagal dipotong oleh Pau Kubarsi.

Bola jatuh tepat di kaki Seni Maiulo yang langsung melepaskan sepakan keras dari titik penalti. Szczesny tak berdaya dan skor pun imbang 1-1. Setelah gol tersebut, laga semakin terbuka.

Barcelona mencoba kembali menyerang lewat Rashford dan Yamal. Tetapi, pertahanan PSG tampil dengan solid. Justru tim tamu yang hampir mencetak gol kedua menjelang turun minum ketika Bradley Barcola mendapatkan peluang emas dalam situasi 1-1.

Sayang, penyelesaianya tidak sempurna dan bola masih melambung tinggi. Barcelona juga punya peluang melalui sepakan Ferran Torres yang hampir saja memanfaatkan bola muntah. Tetapi, Kevalier tampil gemilang dengan penyelamatan refleks.

Babak pertama pun berakhir dengan kedudukan sama kuat 1-1. Memasuki babak kedua, PSG tampil jauh lebih percaya diri. Intruksi Luis Enrique di ruang ganti terlihat jelas dari perubahan pola permainan.

PSG mengambil alih inisiatif serangan, menekan Barcelona di area pertahanan mereka sendiri. Bradley Barcola kembali membuka ancaman dengan tembakan keras yang berhasil ditepis oleh Szczesny. Barcelona sempat mendapatkan peluang melalui tendangan bebas setelah Lamin Yamal dilanggar di area berbahaya.

Namun, eksekusi langsung Yamal justru melambung jauh di atas Mister dan hanya membuat kecewa para pendukung tuan rumah. PSG pun semakin dominan. Ilya Jabarnyi kembali hampir mencetak gol dengan sundulan yang tipis melayang di atas Mister Gawang.

Tak lama kemudian, Lee Kang-in nyaris membuat stadion terdiam setelah tembakan melengkungnya dari luar kotak penalti menghantam Tiang Gawang. PSG benar-benar menekan habis Barcelona yang mulai kehilangan kontrol permainan. Sementara itu, lini pertahanan Les Parisiens tampil luar biasa rapat.

Hakimi dan Jabarnyi tampil disiplin, memblok setiap upaya Barcelona. Dani Olmo dan Rashford beberapa kali mencoba peruntungan dari luar kotak penalti akan tetapi selalu gagal menembus pertahanan PSG. Puncak drama terjadi pada menit ke-90.

Ketika semua orang mengira lagi akan berakhir imbang, PSG melancarkan serangan balik cepat. Hakimi menerima umpan panjang dari lini belakang, berlari di sisi kanan, lalu mengirimkan crossing terukur ke kotak penalti. Gonzalo Ramos yang leles dari jebakan offside dengan dingin melepaskan tendangan kaki kiri mendatar ke sudut bawah Gawang.

Szczesny hanya bisa terperangah melihat bola bersarang di jalannya. Skor berubah 2-1 untuk PSG sekaligus memastikan kemenangan comeback yang dramatis. Reaksi dari bangku cadangan Barcelona pun tertangkap kamera.

Hansi Flick yang sebelumnya berteriak-teriak memberi instruksi agar pemainnya lebih rapat menutup ruang tembak terlihat sangat kecewa. Begitu bola masuk ke Gawang, ia hanya bisa duduk kembali dengan wajah penuh amarah dan menepuk kursi di sampingnya. Gestur tersebut menjadi gambaran jelas betapa frustasinya Barcelona menahan gemburan PSG di babak kedua.

Dalam pertandingan penuh gengsi ini, salah satu pemain yang paling menonjol adalah Nuno Mendes. Bek kiri muda berusia 23 tahun itu tak hanya memberikan kontribusi penting lewat asisst untuk gol Mayulu, tetapi juga sukses mematikan pergerakan Lamine Yamal. Padahal di awal laga, Yamal sempat memikat publik dengan akselerasi cepatnya.

Namun setelah itu, hampir sepanjang pertandingan, ia benar-benar dibuat tak berkutik oleh ketangguhan Mendes. Tak heran jika UFA menobatkannya sebagai man of the match. Hakimi bahkan memberi pujian kepada rekannya tersebut dengan mengatakan bahwa Yamal berhadapan dengan bek terbaik dunia.

Dan ucapan itu pun terbukti benar di lapangan. Usai pertandingan, Luis Enrique menggelar konferensi pers dan menyampaikan analisisnya. Menurutnya, Barcelona tampil lebih baik di babak pertama, tetapi PSG mampu bangkit dan menguasai jalannya laga setelah jeda.

Ia menyebut peran besar Nuno Mendes sebagai titik balik kebangkitan timnya. Kami sempat tertinggal, tetapi berkat aksi hebat Nuno, kami bisa kembali menemukan bentuk permainan, Di babak kedua, kami lebih bagus dan menemukan permainan terbaik kami.

Sang pelatih juga memberikan sorotan khusus pada lini tengah, yang menurutnya menjadi kunci duel malam itu. Ia menilai Pedri dan Vitinya sebagai dua gelandang terbaik dunia saat ini, menegaskan bahwa kualitas individu mereka sudah berada di level elite. Meski puas dengan kemenangan, Enrique enggan berbicara jauh mengenai target jangka panjang PSG di Liga Champions musim ini.

Ia menekankan bahwa hasil ini penting, terutama untuk membangun kepercayaan diri tim dalam menghadapi laga-laga besar berikutnya. Kesalahan itu normal, tetapi yang jelas, kemenangan ini menunjukkan bagaimana kami mampu menghadapi tekanan dalam pertandingan besar. Kemenangan 2-1 atas Barcelona, tidak hanya memperpanjang rekor positif PSG di fase awal, tetapi juga menegaskan bahwa mereka masih menjadi salah satu kandidat terkuat untuk mempertahankan gelar Liga Champions.

Comeback Gemilang di markas lawan, memperlihatkan mental juara yang dimiliki oleh tim asuan Luis Enrique. Dengan kedalaman squad yang luar biasa, performa solid di setiap lini, dan kontribusi pemain-pemain kunci seperti Mendes, Hakimi, Ramos serta Fitinya, PSG seolah ingin mengirim pesan bahwa mereka siap kembali mendominasii Eropa.

lion mesdon
Oktober 2, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *