Lensa Bola – Chelsea berhasil meraih kemenangan dramatis saat menjamu Liverpool dalam lanjutan pekan ke 7 Liga Inggris musim 2025-2026. Bermain di Stadion Stamford Bridge, London, Sabtu malam waktu setempat, The Blues menaklukkan tamunya dari Merseyside dengan skor tipis 21. Kemenangan ini menjadi bukti bahwa tim Asuhan Enzo Maresca mulai menemukan konsistensi permainan mereka di bawah sistem baru yang sedang dibangun.

Sejak awal pertandingan, Chelsea tampil percaya diri di hadapan pendukungnya sendiri. Maresca menurunkan kombinasi pemain muda dan berpengalaman seperti Enzo Fernandes, Alejandro Garnacho, dan João Pedro untuk mengisi lini serang. Sementara di kubu Liverpool, pelatih Arne Slot mempercayakan trio ofensif andalan Mohamed Salah, Kody Gakpo, dan Alexander Isac.

Kedua tim, langsung bermain dengan tempo tinggi sejak peluit awal dibunyikan, menandakan bahwa laga ini tidak akan berjalan mudah bagi keduanya. Goal cepat, tercipta pada menit ke-14 melalui aksi brilian Maisa Skyshadow. Gelandang asal Ecuador itu menjadi pembuka keunggulan Chelsea setelah melepaskan tembakan jarak jauh yang sangat keras dan akurat.

Bola, meluncur bak roket menuju pojok kiri gawang Liverpool tanpa bisa dijangka oleh keeper Gheorghi Mamardesvili. Goal tersebut memicu surakan meriah dari para penggemar Chelsea yang memadati stadion Stamford Bridge. Liverpool mencoba merespon dengan cepat, 4 menit setelah tertinggal, mereka hampir menyamakan kedudukan lewat peluang emas Dominic Szoboszlai.

Gelandang asal Hungaria itu menerima umpan datar di depan gawang, tetapi sontekanya berhasil di-block dengan sempurna oleh back Chelsea Benoit Badiasil. Aksi sigap sang back membuat Liverpool kembali gigit jari dan skor tetap bertahan 1-0. Menit ke-3-4, Liverpool kembali menciptakan ancaman berbahaya melalui Milos Kerkes.

Bek muda berusia 21 tahun itu memanfaatkan ruang bebas di sisi kiri dan mengirimkan umpan silang ke kotak penalti. Dalam situasi tersebut, terjadi sedikit kontak fisik antara pemain Liverpool dan bek Chelsea. Namun, wasit tidak menganggapnya sebagai pelanggaran.

Keputusan itu membuat pelatih Enzo Marisca tampak frustasi dan sempat melayangkan protes di pinggir lapangan. Meskipun begitu, para pemain Chelsea tetap tenang dan mampu mempertahankan keunggulan hingga turun minimum. Memasuki babak kedua, Liverpool meningkatkan intensitas permainan mereka.

Mohamed Salah membuka ancaman pertama dengan tembakan mendakar dari sisi kanan kotak penalti, namun hanya menghantam sisi luar jaring gawang. Tak lama kemudian, Ryan Gravenberch mencoba peruntungannya melalui sepakan jarak jauh, tetapi tendangannya terlalu lemah dan mudah diamankan oleh keeper Chelsea Robert Sanchez. Tekanan beruntun Liverpool akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-6-3.

Berawal dari pergerakan apik Alexander Isaac di sisi kanan, penyerang asal Swedia itu mengirimkan umpan satu sentuhan ke depan gawang yang langsung disontek oleh Gakpo. Bola meluncur mulus ke dalam gawang dan mengubah kedudukan menjadi satu-satu. Goal tersebut membuat pendukung Liverpool di tribun tamu bersorak gembira.

Sementara Enzo Marisca terlihat memberikan instruksi tambahan kepada anak asunya agar lebih fokus menjaga lini belakang. Setelah menyamakan kedudukan, Liverpool semakin percaya diri dan mengambil alih tempo permainan. Salah, kembali hampir membuat timnya unggul lewat aksi khasnya.

Memotong dari sisi kanan ke tengah sebelum melepaskan tembakan kaki kiri, namun kali ini bola melayang tipis di atas Mr. Gawang. Chelsea merespon dengan peluang berbahaya dari João Pedro yang melepaskan sepakan ketiang jauh, tetapi Gheorghe Mamardesvili mampu menepis bola dengan penyelamatan gemilang. Ketika laga tampak akan berakhir imbang, drama besar terjadi di penghujung pertandingan.

Memasuki masa injury time, tepatnya pada menit terakhir tambahan waktu, bintang muda Chelsea asal berhasil Estefau Willian muncul sebagai pahlawan. Dalam situasi kemelut di depan Gawang, bola liar jatuh ke kakinya dan dengan cepat disontek ke dalam Gawang tanpa bisa dihalau oleh keeper Liverpool. Goal tersebut membuat seluruh stadion bergemuruh.

Sang Wunderkid berusia 18 tahun, berlari ke arah penonton sambil mencium lambang klub di dada, memperlihatkan betapa besar rasa bangganya mengenakan seragam biru London itu. Goal Estefau menjadi penentu kemenangan Chelsea dan memastikan 3 poin penting bagi tim Aswan Maresca. Kemenangan ini membawa The Blues naik ke posisi ke-6 kelas men sementara Liga Inggris dengan koleksi 11 poin.

Sedangkan Liverpool gagal kembali ke puncak kelas men setelah digeser oleh Arsenal. Selepas pertandingan, pelatih Liverpool, Arne Slot, mengaku cukup puas dengan performa timnya meski kecewa dengan hasil akhir. Dalam wawancaranya dengan BBC, Slot menilai anak aswinya bermain baik dan menciptakan banyak peluang di laga yang sulit tersebut.

Jika Anda bermain di Stamford Bridge dan menciptakan banyak peluang, seperti yang kami lakukan hari ini, itu adalah hal positif yang bisa kami ambil. Kami kebobolan 2 gol di 2 pertandingan berturut-turut, melawan Crystal Palace pekan lalu dan Chelsea hari ini. Chelsea hanya punya peluang berarti di babak pertama dan langsung mencetak gol.

Sayangnya kami tidak melakukan hal yang sama. Pelatih berusia 47 tahun itu juga menyoroti salah satu momen penting ketika Andy Robertson berhasil menembus kotak penalti Chelsea, tetapi gagal mengontrol bola dengan sempurna. Kami memasuki kotak penalti melalui Robertson, tapi dia tidak bisa mengontrol bola dengan baik.

Lagi-lagi, kami kalah dengan skor tipis, dan ini sudah jadi pola sejak saya datang ke sini. Arne Slot juga menyindung kerenegatif yang dialami Liverpool dalam 2 laga tandang terakhir. Ia menilai bahwa meskipun timnya selalu mampu menciptakan banyak peluang dibanding lawan, efektivitas penyelesaian akhir masih menjadi masalah besar.

Pekan lalu sama seperti pekan ini, 2 pertandingan tandang yang berat dan skor tipis tidak berpihak kepada kami. Dalam 2 laga terakhir, kami menciptakan lebih banyak peluang daripada lawan. Baik melawan Palace maupun Chelsea, tetapi hanya mencetak 1 gol.

Sementara lawan kami mencetak 2 gol di masing-masing pertandingan. Itu perbedaan yang membuat kami kehilangan poin. Kemenangan ini menjadi bukti kematangan taktik Enzo Maresca yang terus berusaha menanamkan gaya bermain progresif di Chelsea.

Meskipun masih dalam proses membangun identitas tim, The Blues menunjukkan semangat juang dan determinasi tinggi di bawah pelatih barunya. Pertahanan mereka lebih solid, koordinasi antarlini mulai padu, dan keberanian memainkan talenta muda seperti Estefau memberikan warna segar di Stamford Bridge. Sementara bagi Liverpool, hasil ini menjadi bahan evaluasi penting.

Kombinasi lini depan yang berisi salah, Isaac dan Gakpo memang menjanjikan, tetapi efisiensi dalam memanfaatkan peluang masih jauh dari harapan. Arne Slot perlu mencari solusi agar timnya lebih tajam di depan gawang, dan tidak lagi kehilangan poin dalam laga-laga besar seperti ini. Dengan musim yang masih panjang, kedua tim memiliki waktu untuk memperbaiki kekurangan masing-masing.

Bagi Chelsea, kemenangan ini bukan sekedar 3 poin, melainkan simbol kebangkitan dan tanda bahwa proyek Maresca mulai menampilkan hasil. Sedangkan bagi Liverpool, kekalahan tipis di London, menjadi pengingat bahwa dominasi penguasaan bola tidak selalu menjamin kemenangan tanpa efektivitas dalam penyelesaian akhir.

lion mesdon
Oktober 5, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *