
Lensa Bola – Tim Nasional Maroko kembali membuat kejutan besar di panggung sepak bola dunia. Setelah tampil menakjubkan di Piala Dunia 2022 dan menembus babak semifinal, kini generasi muda mereka meneruskan kisah gemilang tersebut di ajang Piala Dunia U20 2025 yang berlangsung di Chile. Keberhasilan ini seolah menjadi babak lanjutan dari kebangkitan sepak bola Maroko, yang semakin mengokohkan posisi negara Afrika Utara itu sebagai salah satu kekuatan baru dalam dunia sepak bola internasional.
Pada final yang digelar Senin 20 Oktober 2025 dini hari, tim Nasional Maroko U20 tampil penuh percaya diri dan sukses menumbangkan Argentina dengan skor meyakinkan 2-0. Dua gol kemenangan dicetak oleh striker muda berbakat Yasir Zabiri yang menjadi bintang utama dalam pertandingan bersejarah tersebut. Gol pertama Zabiri tercipta pada menit ke-12 lewat eksekusi tendangan bebas yang indah, sementara gol keduanya lahir pada menit ke-29 setelah penyelesaian klinis di dalam kotak penalti.
Kemenangan ini bukan hanya menandai gelar juara dunia pertama bagi tim muda Maroko, tetapi juga menjadi bukti keberhasilan sistem pembinaan pemain muda yang selama ini digarap dengan serius di negara tersebut. Jika menilik ke belakang, sepak bola Maroko telah mencuri perhatian dunia sejak keberhasilan tim senior mereka di Piala Dunia 2022. Kala itu, Maroko menjelma menjadi kuda hitam yang mengebrak turnamen di Qatar.
Mereka tampil solid dan penuh semangat, hingga mampu menjadi juara grup di fase penyisian mengalahkan tim-tim kuat seperti Belgia. Setelah itu, satu persatu tim raksaksa berhasil ditaklukan. Spanyol dan Portugal menjadi korban ketangguhan mereka di fase gugur.
Langkah heroik tersebut akhirnya terhenti di semifinal setelah Maroko dikalahkan Prancis dengan skor 0-2. Prancis mencetak gol cepat melalui Theo Hernandez di menit kelima dan menambah keunggulan lewat randal Kolomwani di menit ke tujuh sembilan. Meski gagal mencapai final, capaian tersebut menjadi pencapaian paling bersejarah dalam sepak bola Afrika karena Maroko menjadi tim pertama dari benua itu yang mampu mencapai 4 besar Piala Dunia.
Semangat perjuangan dan kedisiplinan yang diperlihatkan oleh skuad Asuhan Wali Teregrawi kala itu menjadi inspirasi besar bagi generasi berikutnya, termasuk bagi tim muda Maroko U20 yang kini menorehkan sejarah baru. Kesuksesan di level junior ini tidak datang secara tiba-tiba. Salah satu kunci utama di balik kemajuan pesat sepak bola Maroko adalah peran besar Raja Muhammad VI.
Sang Raja dikenal sangat peduli terhadap pengembangan olahraga nasional terutama sepak bola. Ia menjadi motor utama pembangunan Akademi Sepak Bola Muhammad VI, sebuah pusat pelatihan berkelas di dunia yang berdiri di Saleh dekat ibu kota Rabat. Akademi tersebut diresmikan pada tahun 2010 dan kini telah menjadi fondasi utama pengembangan sepak bola modern di Maroko.
Fasilitasnya setara dengan akademi terbaik di Eropa lengkap dengan lapangan, asrama, laboratorium kebugaran hingga pusat analis data taktik. Akademi ini berperan penting dalam melahirkan generasi sepak bola berbakat diantaranya Naif Aguert, Yusuf Enesheri, dan Azadin Aunahi, tiga pemain kunci yang membawa Maroko bersinar di Piala Dunia 2022. Kesuksesan akademi ini bahkan membuat Presiden FIFA Gianni Infantino menempatkannya sebagai salah satu dari tiga akademi sepak bola terbaik di dunia.
Salah satu lulusan terbaik akademi tersebut adalah Yasir Zabiri, bintang muda yang kini menjadi ikon baru sepak bola Maroko. Lahir pada 23 Februari 2005, Zabiri merupakan simbol dari hasil nyata investasi jangka panjang dalam pembinaan pemain muda di negaranya. Ia menimba ilmu sepak bola di Akademi Muhammad VI sebelum menitik karir profesional bersama dengan klub lokal Union Torga Sportif pada tahun 2023.
Hanya dalam satu musim, penampilannya yang impresif membuat Klub Portugal Famalikao tertarik untuk merekrutnya pada 2024. Di klub tersebut, Zabiri menandatangani kontrak hingga 2028 dan terus menunjukkan perkembangan yang pesat. Nilai transfernya kini diperkirakan mencapai sekitar 10,5 miliar rupiah, sebuah angka yang mencerminkan betapa tinggi potensi yang dimilikinya Di level tim nasional, Zabiri menjalani debut bersama tim Nas U20 pada 16 Mei 2023 dan sejak itu, ia telah tampil dalam 30 pertandingan dengan Torehan 19 gol.
Dua di antaranya, menjadi penentu kemenangan Marokko atas Argentina di final piala dunia U20 2025. Raja Muhammad VI sendiri menyampaikan ucapan selamat secara resmi kepada para pemain dan pelatih setelah kemenangan bersejarah tersebut. Dalam pesannya, ia menyatakan rasa bangga dan kebahagiaan yang mendalam atas pencapaian tim muda Marokko.
Sebagaimana kalian membawa kebahagiaan bagi para penggemar sepak bola, kalian juga memberikan kegembiraan besar bagi seluruh rakyat Marokko. Raja juga memberikan apresiasi kepada Federasi Sepak Bola Kerajaan Marokko atas kerja keras, dedikasi dan komitmen mereka dalam memajukan sepak bola nasional. Ia menilai, kemenangan di Chile merupakan hasil dari visi jangka panjang yang melibatkan kerjasama antara pemerintah, federasi, pelatih, akademi dan para pemain muda.
Kemenangan ini, menjadi yang pertama dalam sejarah sepak bola Marokko diajang piala dunia U20. Sebelumnya, mereka sudah tiga kali berpartisipasi dalam turnamen ini, yaitu pada tahun 1997, 2005 dan 2025. Pada edisi 1997, Marokko hanya mampu mencapai babak 16 besar, sementara pada tahun 2005, mereka finish di posisi keempat.
Keberhasilan menjadi juara dunia pada edisi 2025, menegaskan lonjakan besar dalam kualitas pembinaan dan performa tim muda mereka. Tim nasi Marokko U20 saat ini dilatih oleh Mohamed Awahbi, pelatih yang sudah menukangi tim tersebut sejak Maret 2022. Mantan pelatih underlag itu dikenal dengan pendekatan yang menekankan keseimbangan antara taktik dan karakter.
Di bawah arahannya, Marokko U20 telah memainkan 68 pertandingan dengan rata-rata 1,85 poin per laga, sebuah catatan impresif di level internasional. Selain mengandalkan pemain lokal, Marokko U20 juga diperkuat oleh 15 pemain diaspora, mayoritas berkarir di klub-klub Eropa, terutama Perancis. Integrasi antara pemain lokal dan diaspora memberikan kekuatan baru bagi tim.
Para pemain yang tumbuh di Eropa membawa pengalaman bermain di kompetisi ketat, sementara pemain yang tumbuh di akademi lokal membawa semangat nasionalisme dan gaya bermain khas Afrika Utara. Kombinasi dua unsur ini membuat tim Marokko tampil solid, dinamis dan sangat adaptif menghadapi berbagai lawan dengan gaya permainan berbeda. Perjalanan Marokko menuju puncak juara di Chile juga menunjukkan konsistensi mereka sepanjang turnamen.
Sebelum menjuarai piala dunia U20, tim muda ini telah menorehkan prestasi gemilang pada 2024 dengan menjadi runner-up piala Afrika U20 dan menjuarai turnamen UNAF U20. Dalam perjalanan di piala dunia U20 2025, mereka hanya menalani satu kekalahan, yaitu ketika menghadapi Brazil di fase grup dengan skor 1-2. Setelah kekalahan itu, mereka bangkit dan tidak terkalahkan hingga akhir turnamen.
Kedisiplinan taktik, ketenangan menghadapi tekanan, serta kemampuan mengontrol tempo permainan menjadi kunci utama kesuksesan tim muda Atlas Cups tersebut. Selain keberhasilan kolektif, turnamen ini juga melahirkan sejumlah pemain muda yang menonjol secara individu. Gelandang serang Marokko Otmanemama terpilih sebagai pemain terbaik turnamen dan membawa pulang trofi bola emas Adidas.
Mama, yang berkarir di klub Watford, tampil sebagai jantung permainan Marokko dengan kemampuan membaca permainan dan menciptakan peluang bagi rekan-rekannya. Ia menjadi motor serangan yang mampu mengatur ritme permainan dan tampil menonjol di hampir setiap pertandingan. Performa cemerlangnya membuatnya disandingkan dengan para legenda muda yang pernah memenangi penghargaan serupa seperti Lionel Messi dan Paul Pogba.
Sementara itu, Yasir Zabiri yang menjadi pencetak dua gol di final dianugerahi dengan bola perak, penghargaan untuk pemain terbaik kedua turnamen. Kemampuannya dalam menempatkan diri, kecepatan dan ketajaman penyelesaian akhir membuatnya menjadi momok bagi pertahanan lawan. Di sisi lain, pemain Amerika Serikat Benjamin Kremaski meraih sepatu emas Adidas setelah menjadi pencetak gol terbanyak turnamen.
Sedangkan penjaga gawang Argentina Santino Bardi diganjar sarung tangan emas berkat empat kali mencetakkan nirbua bola sepanjang kompetisi.






