
Lensa Bola – El Clasico edisi ke-256 siap menjadi tontonan paling panas di sepak bola dunia saat Real Madrid menjamu Barcelona di Santiago Bernabeu minggu 26 Oktober malam waktu Indonesia Barat. Pertandingan ini, tak hanya soal 3 poin, tetapi juga pertarungan gengsi 2 kekuatan abadi Spanyol yang saling bersaing di puncak klasmen La Liga. Atmosfer semakin memanas, karena duel ini juga mempertemukan dua lini depan paling berbahaya di Eropa, sekaligus dibumbui kontroversi yang menyarat nama bintang muda Barcelona Lamin Yamal.
Real Madrid menyambut laga ini dengan kepercayaan diri tinggi. Pasukan Xabi Alonso tampil impresif sejak awal musim, dan kini memimpin klasmen sementara dengan koleksi 24 poin, unggul 2 angka dari Barcelona di posisi kedua. Kemenangan di Bernabeu akan memperlebar jarak dan mengokohkan posisi mereka di puncak.
Sementara Barcelona datang dengan ambisi merebut kembali posisi teratas, sekaligus menegaskan bahwa mereka masih menjadi pesaing utama dalam perebutan gelar juara. Kunci kesuksesan Madrid sejauh ini adalah duet maut Kylian Mbappé dan Vinicius Junior. Sejak didatangkan dari Paris Saint-Germain, Mbappé langsung menjelma menjadi mesin gol utama Los Blancos.
Penyerang asal Perancis itu, telah mencetak 10 gol dari 9 pertandingan Liga, dan selalu mencetak gol dalam 6 laga terakhir La Liga. Catatan itu menempatkannya di puncak daftar pencetak gol terbanyak sementara, dan mengokohkan statusnya sebagai Prai Trophy PCC musim lalu. Lebih dari itu, Mbappé juga memiliki rekor pribadi luar biasa ketika menghadapi Barcelona.
Dalam 4 pertemuan El Clasico bersama Madrid, ia telah mencetak 5 gol. Jika dihitung sejak masa di PSG, totalnya mencapai 11 gol dari 8 laga melawan Blaugrana. Angka tersebut membuktikan bahwa Barcelona merupakan salah satu lawan favoritnya.
Sementara itu, Vinicius Junior juga kembali menunjukkan ketajamannya setelah sempat kesulitan beradaptasi dengan sistem baru yang diterapkan oleh Xabi Alonso. Dalam 5 pertandingan terakhir, pemain asal Brasil itu mencetakkan 3 gol dan 3 asisst. Kecepatan, kemampuan dribble serta pergerakan tanpa bola membuatnya menjadi senjata mematikan di sisi kiri serangan Madrid.
Meskipun musim lalu ia gagal mencetak gol dalam 4 pertemuan melawan Barcelona, kini Vinicius tampak lebih matang dan percaya diri untuk memanfaatkan setiap peluang di laga sebesar El Clasico. Namun, Barcelona juga tidak datang tanpa senjata. Meski kehilangan Robert Lewandowski dan Rapinha karena cadera, skuad Asuhan Hansi Flick tetap berbahaya.
Harapan utama mereka kini bertumpu pada Lamin Yamal, bintang muda berusia 18 tahun yang baru pulih dari cadera dan langsung tampil impresif. Dalam kemenangan 6-1 atas Olympiacos di Liga Champions pekan lalu, Yamal mencetak 1 gol dan 1 asisst. Secara keseluruhan, ia telah mengeleksi 3 gol dan 6 asisst dari 7 penampilannya musim ini.
Statistik itu menegaskan perannya sebagai tumpuan utama lini depan Barcelona. Musim lalu, Yamal juga mencatatkan sejarah pribadi dengan mencetak gol dalam 3 dari 4 pertemuan melawan Real Madrid. Kecepatan, kreatifitas serta keberaniannya menghadapi bek lawan menjadikannya ancaman serius bagi pertahanan Real Madrid.
Selain Yamal, Marcus Rashford juga menjadi figur penting bagi Barcelona. Setelah sempat kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan Hansi Flick, penyerang asal Inggris itu perlahan menunjukkan performa menjanjikan. Fleksibilitasnya untuk bermain di berbagai posisi menyerang memberi variasi taktik bagi Barcelona, terutama dalam memanfaatkan ruang kosong di antara bek tengah Real Madrid yang sering maju membantu serangan.
Namun, di tengah fokus persiapan pertandingan, suasana memanas setelah Lamine Yamal melontarkan pernyataan kontroversial yang menyebut Real Madrid sebagai tim yang mencuri dan suka mengeluh. Ucapan itu langsung menyulit kemarahan di kubur Los Blancos. Menurut laporan Marka, para pemain Real Madrid menilai komentar Yamal sebagai bentuk tidak sopan dan melampaui batas rivalitas.
Di ruang ganti, atmosfer dikabarkan mendidih. Kapten Tim Danny Carvajal bahkan disebut siap berbicara langsung dengan Yamal usai laga untuk menjernihkan suasana. Para pemain senior Real Madrid merasa tindakan pemain muda Barcelona itu menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap tradisi besar El Clasico.
Pernyataan Yamal juga dianggap ironis karena muncul di tengah kasus negraira yang masih membayangi Barcelona, yaitu dugaan pembayaran kepada mantan pejabat wasit Spanyol. Di mata banyak pihak, komentar itu justru menjadi bumerang bagi pemain muda tersebut. Namun di sisi lain, ucapan itu justru menjadi bahan bakar semangat bagi sekuat Real Madrid.
Setelah musim lalu menelan empat kekalahan beruntun dari Barcelona, Los Blancos kini memiliki motivasi berlipat untuk membalas di depan publik Bernabu. Xabi Alonso, yang dikenal tenang namun tegas, kabarnya menggunakan insiden ini untuk memompas semangat para pemainnya. Ia menegaskan bahwa Madrid tidak perlu membalas dengan kata-kata, melainkan membalasnya dengan performa di lapangan.
Dari sisi taktik, Xabi Alonso kemungkinan besar akan menurunkan formasi 4-2-3-1 dengan Bape di depan didukung Vinicius dan Rodrigo di sisi sayap. Jude Bellingham akan berperan sebagai pengatur tempo serangan, sementara duo gelandang bertahan Valverde dan Tuemeni bertugas menjaga keseimbangan. Di lini belakang, Antonio Rudiger dan Eder Militao akan menjadi tembok utama, didukung Carvajal dan Mendy di sisi beksayap.
Keeper Thibaut Courtois yang baru pulih dari cadera panjang juga kemungkinan akan kembali tampil. Di klubu Barcelona, Hansi Flick diprediksi tetap setia dengan formasi 4-3-3. Yamal dan Rashford akan mengapit Ferran Torres di lini depan.
Di lini tengah, kombinasi Gavi Pedri dan Frenkie de Jong menjadi tumpuan untuk mengendalikan tempo permainan. Flick menekankan pentingnya penguasaan bola dan pressing cepat untuk menekan ruang gerak Bellingham dan Valverde. Pertarungan di lini tengah dipastikan akan menjadi kunci.
Siapapun yang mampu mengontrol irama permainan akan memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan pertandingan. Selain faktor taktik, aspek psikologis akan sangat menentukan. El Clasico selalu menjadi laga penuh tekanan, terutama bagi pemain muda seperti Yamal yang kini menjadi pusat perhatian publik.
Bagi Real Madrid, tekanan justru berubah menjadi motivasi tambahan. Mereka ingin membuktikan bahwa komentar provokatif lawan hanya akan berakhir dengan rasa malu di hadapan puluhan ribu penonton Bernabeu. Legenda dari kedua tim Luis Vigo turut memberi pandangannya soal laga ini.
Mantan pemain yang pernah membela kedua klub itu menjagokan Real Madrid untuk bisa menang. Saya kira Real Madrid akan menang 3-1. Mereka bermain di kandang dan sedang dalam performa luar biasa.
Bermain di Bernabeu selalu menjadi keuntungan besar. Prediksi Vigo pun bukan tanpa alasan. Real Madrid meraih 11 kemenangan dari 12 laga di semua kompetisi musim ini.
Mencatatkan 9 kemenangan, 1 hasil imbang dan 2 kekalahan. Statistik itu menunjukkan perbedaan konsistensi yang cukup jelas di antara kedua tim. Meski demikian, El Clasico selalu menghadirkan kejutan.
Tidak pernah ada jaminan kemenangan, meski satu tim terlihat lebih unggul di atas kertas. Barcelona memiliki tradisi bangkit di momen sulit. Sementara Real Madrid dikenal sebagai tim yang mampu tampil luar biasa ketika berada di bawah tekanan.
Pertandingan ini dipastikan menjadi duel yang syarat emosi, penuh tensi dan bisa menentukan arah perburuan gelar La Liga musim 2025-2026.






