
Lensa Bola – Berakhirnya rangkaian pertandingan Giornata ke-9 Serie A 2025-2026, pada Jumat 31 Oktober 2025 dini hari waktu Indonesia Barat, menghadirkan sejumlah hasil menarik terutama bagi publik Indonesia. Dua laget terakhir yang menutup pekan kompetisi tersebut, yaitu Cagliari vs Sassuolo dan Pisa vs Lazio, menjadi perhatian karena melibatkan pemain serta klub yang memiliki kaitan erat dengan Indonesia. Dari kemenangan Sassuolo yang diperkuat Kapten Timnas Indonesia Jaijus, comeback Gemilang Emil Audero bersama dengan Cremonese, hingga performa stabil Komus 1907 milik keluarga Hartono, semuanya menegaskan bahwa kiprah Indonesia di Serie A musim ini semakin kuat dan membanggakan.
Laga antara Cagliari dan Sassuolo yang digelar di Stadion Uni Poldomus, menjadi salah satu duel yang paling menarik. Pertandingan ini menampilkan sosok back tengah Timnas Indonesia Jay Idzes, yang kini juga menjabat sebagai Kapten Timnas Indonesia. Jay Idzes dipercaya pelatih Fabio Grosso sebagai starter, dan bermain penuh selama 90 menit.
Sejak menit pertama, Cagliari tampil agresif untuk mendobrak pertahanan Sassuolo. Tim Tuhan Rumah mencoba memanfaatkan keunggulan bermain di kandang dengan menekan melalui sisi sayap dan umpan-umpan silang, namun barisan pertahanan Sassuolo tampil disiplin. Jay Idzes berperan besar dalam menjaga kestabilan lini belakang tim tamu.
Ia beberapa kali melakukan intercept dan sapuan penting yang mencegah peluang Cagliari berbuah gol. Hingga babak pertama berakhir, skor tetap imbang 0-0. Sassuolo yang sempat lebih banyak bertahan di paruh pertama, mulai mengubah pendekatan bermain mereka di babak kedua.
Hasilnya, pada menit kelima empat, Armand Lauriente membuka keunggulan Sassuolo melalui tendangan bebas spektakuler. Bola melengkung tajam langsung menembus gawang Cagliari tanpa bisa diantisipasi oleh keeper. Gol ini menjadi momentum kebangkitan bagi Sassuolo yang tampil lebih percaya diri setelahnya.
Tak berhenti di situ, Sassuolo kembali meperlebar jarak melalui gol Andrea Pinamotti pada menit ke-65. Serangan cepat yang dibangun dari tengah berhasil diakhiri Pinamotti dengan penyelesaian klinis di depan gawang, membuat tim tamu unggul 2-0. Meski tertinggal dua gol, Cagliari masih berupaya bangkit dan akhirnya memperkecil kedudukan lewat aksi Sebastian Esposito pada menit ke-73.
Namun, hingga pelut panjang dibunyikan, Sassuolo berhasil mempertahankan keunggulan 2-1 berkat organisasi pertahanan yang solid di bawah komando Jay Idzes. Kemenangan tersebut menjadi poin penting bagi Sassuolo untuk terus menjaga posisi di papan tengah klasmen. Dengan tambahan tiga angka, mereka kini menempati peringkat ke-10 dengan koleksi 13 poin dari sembilan pertandingan.
Performa Sassuolo menunjukkan trend positif setelah awal musim yang inkonsisten. Fabio Grosso tampaknya mulai menemukan formula ideal bagi timnya sementara Jay Idzes terus mendapatkan kepercayaan sebagai pilar utama di lini belakang. Media Italia bahkan memuji kontribusi pemain kelahiran Belanda itu sebagai salah satu back muda paling menjanjikan musim ini berkat ketenangan dan kecerdasannya dalam membaca permainan.
Kemenangan Sassuolo semakin terasa berarti setelah pesaing terdekat mereka Lazio gagal meraih hasil maksimal di pertandingan lain. Bertanding di markas Pisa, Lazio harus puas bermain imbang tanpa gul. Hasil ini membuat Lazio tertahan di peringkat ke-11 dengan 12 poin hanya terpaut satu angka dari Sassuolo.
Bagi Pisa, hasil tersebut menjadi pencapaian membanggakan karena mereka sukses menahan imbang tim kuat yang diperkuat pemain-pemain bintang. Keberhasilan Pisa sekaligus memastikan Sassuolo tetap aman di posisi 10 besar kelas main sementara Serie A hingga akhir pekan ini. Sementara itu, kabar mengembirakan juga datang dari Emil Audero.
Keper keturunan Indonesia yang kini memperkuat Cremonese. Setelah absen beberapa pekan akibat cedera, Audero akhirnya kembali ke lapangan dan langsung menunjukkan performa gemilang. Dalam laga melawan Genoa di stadion Luigi Ferraris, Audero tampil luar biasa dengan sejumlah penyelamatan krusial.
Ia berperan besar membawa Cremonese menang 2-0 dan mencatatkan kelinsip. Kemenangan ini mengangkat posisi Cremonese ke peringkat 8 kelas main sementara dengan raihan 14 poin dari 9 laga. Performa Audero yang langsung impresif membuktikan ketangguhannya sebagai salah satu keeper Italia yang konsisten.
Pemain kelahiran Mataram itu kembali membuktikan kualitasnya setelah sebelumnya sempat diragukan kebugarannya. Penampilan apiknya bersama Cremonese membuat banyak pihak berharap Audero dapat terus menjaga performa agar kembali bersaing untuk posisi keeper utama di tim nasional Indonesia. Di sisi lain, satu lagi wakil Indonesia yang mencuri perhatian adalah klub KOMO 19-07.
Tim berjuluk Ilariani itu saat ini dimiliki oleh keluarga Hartono, pengusaha asal Indonesia yang juga pemilik Jarum Group. Sejak promosi ke Serie A, KOMO tampil mengesankan dan kini sukses menembus papan atas. Dalam laga terbaru Giornata ke-9, KOMO memperlihatkan performa gemilang dengan menundukkan Helas Verona dengan skor 3-1.
Kemenangan ini membawa mereka naik ke posisi kelima kelas main dengan koleksi 16 poin. Mereka hanya terpaut lima angka dari dua tim teratas Napoli dan AS Roma. Di bawah asuhan pelatih muda asal Spanyol Sesfabregas, KOMO memainkan sepak bola menyerang dengan filosofi penguasaan bola yang menarik.
Mantan bintang Arsenal dan Barcelona itu berhasil menanamkan karakter permainan progresif kepada timnya, membuat KOMO dikenal sebagai salah satu tim dengan gaya bermain paling atraktif musim ini. Kombinasi pengalaman dan semangat pemain muda menjadi senjata utama mereka untuk bersaing dengan klub-klub besar Serie A. Keberhasilan KOMO bertahan di papan atas bukan hanya menjadi kebanggaan para Tifosi di Italia, tetapi juga bagi masyarakat Indonesia yang melihat klub ini sebagai representasi kepemilikan nasional di Eropa. Menariknya, dengan hasil Giornata ke-9 ini, tiga entitas yang memiliki hubungan dengan Indonesia kini sama-sama menghiasi posisi sepuluh besar kelas main Serie A. Jay Idzes bersama Sassuolo di peringkat ke-10, Emil Audero bersama Cremonese di posisi ke-8, dan KOMO 1907 yang dimiliki oleh keluarga Hartono di posisi ke-5.
Fenomena ini menjadi bukti bahwa kiprah Indonesia di sepakbola Eropa tidak lagi sebatas cerita tentang pemain diaspora, tetapi juga menyangkut kehadiran nyata dalam prestasi dan manajemen klub di level tertinggi. Pencapaian mereka memberi kebanggaan tersendiri bagi publik tanah air, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda sepakbola Indonesia. Jay Idzes, yang berani mengambil keputusan membela timnas Indonesia, meski lahir dan besar di Belanda, kini menjadi simbol semangat dan profesionalisme.
Emil Audero menunjukkan bahwa konsistensi dan dedikasi mampu mengembalikan performa terbaik bahkan setelah cedera panjang. Sementara KOMO 1907 membuktikan bahwa manajemen modern dan investasi berkelanjutan dari pemilik Indonesia mampu mengangkat klub tradisional menjadi kekuatan baru di Serie A.






