
Lensa Bola – Timur Kapadze, resmi berpisah dengan timnas Uzbekistan setelah membawa negaranya mencetak sejarah lolos kepiala dunia 2026. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak karena pelatih berusia 43 tahun itu dianggap sebagai arsitek kebangkitan sepak bola Uzbekistan. Namun, situasi internal tim membuat Kapadze memilih mundur dan membuka peluang untuk petualangan baru dalam karirnya.
Dalam wawancara dengan media lokal Zamin, Kapadze mengakui dirinya siap menerima tantangan baru, bahkan menyebut timnas Indonesia sebagai salah satu opsi yang menarik untuk dilatih. Ia menegaskan bahwa saat ini statusnya bebas kontrak dan menunggu tawaran resmi dari federasi manapun yang serius ingin bekerjasama. Perpisahan Kapadze dengan Uzbekistan terjadi setelah federasi sepak bola Uzbekistan atau UFA menunjuk legenda Italia Fabio Cannavaro sebagai pelatih kepala baru.
Kapadze yang sebelumnya memegang kendali penuh, kemudian diturunkan menjadi asisten pelatih. Ia mengaku tidak nyaman dengan posisi barunya tersebut dan merasa lebih baik mundur ketimbang bertahan tanpa menang yang penuh. Saya merasa tidak nyaman dengan posisi saya sekarang.
Setelah membawa Uzbekistan mencapai target besar, saya ingin terus berkembang dan memimpin tim sendiri. Saya mendoakan yang terbaik untuk Uzbekistan. Keputusan itu menjadi akhir dari era kepemimpinan Kapadze yang berlangsung sejak 2018.
Di bawah asuhannya, Uzbekistan menunjukkan perkembangan signifikan dan berhasil menembus turnamen terbesar di dunia, sebuah pencapaian yang belum pernah diraih sebelumnya. Meski baru saja mencetak sejarah besar, keputusan Yuva mengganti Kapadze dengan Cannavaro memicu kontroversi. Banyak penggemar dan pengamat sepak bola Asia menilai langkah itu terlalu terburu-buru dan tidak menghargai kontribusi pelatih lokal yang berhasil membawa Uzbekistan ke level tertinggi.
Namun, federasi berdalih bahwa kehadiran Cannavaro akan memberikan nilai tambah berupa pengalaman internasional dan reputasi global. Bagi Kapadze sendiri, perubahan tersebut menjadi momentum untuk mencari peluang baru yang lebih menantang dan sesuai dengan prinsip profesionalisme yang ia pegang. Setelah resmi berpisah, rumor mengenai kemungkinan Kapadze melatih Timnas Indonesia langsung mencuat di berbagai media.
Hal ini sejalan dengan situasi di tanah air setelah PSSI dan Patrick Kluivert sepakat berpisah pada 16 Oktober 2025. Sejak saat itu, posisi pelatih kepala Timnas Indonesia masih kosong dan sejumlah nama mulai dikaitkan dengan kursi panas tersebut. Salah satu nama yang paling banyak mendapatkan dukungan dari publik adalah Timur Kapadze.
Dalam wawancaranya dengan Detik Sport pada 21 Oktober, Kapadze mengaku mengetahui kabar tersebut dari Dunia Maya. Saya telah membaca dan mendengar berita tentang tim nasional Indonesia dan federasinya. Instagram saya dibanjiri pesan dari penggemar Indonesia.
Mereka ingin melihat saya di sana. Itu sangat mengembirakan bagi saya. Saya menghormati minat ini.
Orang Indonesia benar-benar mencintai sepak bola dan penggemar mereka sangat bersemangat. Bahkan, interaksi sederhana di media sosial semakin memperkuat spekulasi tersebut. Perjalanan karir Timur Kapadze di dunia kepelatian juga bisa dibilang progresif.
Setelah pensiun sebagai pemain pada 2018, ia langsung menempuh lisensi kepelatian pro-UFA dan dipercaya menangani tim nas Uzbekistan sebagai pelatih interim. Pada 2019, ia mengambil alih tim usia 19, sebelum kemudian naik menangani Uzbekistan U23 dan akhirnya dipercaya memimpin tim senior pada 2022. Di bawah kepemimpinannya, Uzbekistan menampilkan gaya bermain yang atraktif dan efisien dengan pressing tinggi dan transisi cepat yang kerap merepotkan lawan-lawan kuat di Asia.
Kapadze dikenal publik Indonesia saat memimpin Uzbekistan U23 menyingkirkan Garuda Muda di semifinal piala Asia U23 2024 dengan skor 2-0. Permainan disiplin dan tajam tim aswannya membuat banyak pihak menilai bahwa ia memiliki kualitas tinggi dalam membaca permainan. Selama periode kepelatiannya, Uzbekistan menjuarai Kava Nation Cups, meraih Medali Perunggu ASEAN Games 2023 dan puncaknya memastikan tiket ke piala dunia 2026.
Dalam lebih dari 70 pertandingan di berbagai level tim nasional, tim aswannya mencatatkan tingkat kemenangan stabil di atas 50%. Selain kiprah di level internasional, Kapadze juga berpengalaman menangani klub lokal seperti Loko Tashkent dan tim-tim muda Uzbekistan U21 serta U23. Keberhasilan membawa Uzbekistan menjadi runner-up di kualifikasi piala dunia zona Asia 2026, hanya kalah dari Iran, menjadi bukti nyata kemampuannya dalam mengelola tim dengan sumber daya terbatas namun bermental besar.
Sayangnya, pencapaian gemilang itu tidak diikuti dengan penghargaan dari federasi, yang justru memilih jalan berbeda dengan menunjuk pelatih asing. Sebelum terjun ke dunia kepelatian, Kapadze adalah pemain dengan karir panjang dan berpengalaman di level internasional. Ia mencatat 109 caps bersama tim nas Uzbekistan dan menjadi bagian penting dalam berbagai ajang besar seperti piala Asia dan kualifikasi piala dunia.
Ia memulai karir profesional di Nafty Farqona pada tahun 2000, lalu sempat berkarir di Korea Selatan, Arab Saudi dan Kazakhstan, sebelum akhirnya pensiun di Loko Tasken. Pengalaman lintas negara tersebut membentuk pandangan sepak bolanya yang adaptif dan modern. Kapadze dikenal sebagai pelatih dengan filosofi menyerang menggunakan formasi 433 dan penekanan pada kerjasama kolektif.
Ia juga menaruh perhatian besar pada pembinaan pemain muda, sebuah hal yang sejalan dengan visi jangka panjang PSSI untuk membangun fondasi generasi baru tim nas Indonesia. Potensi sinergi antara Kapadze dan timnas Indonesia pun cukup besar, dengan gaya permainan cepat dan agresif yang menjadi ciri khasnya. Ia dinilai cocok menangani squad Garuda yang kini diperkuat oleh deretan pemain naturalisasi diaspora seperti Jay Idzis, Kevin Dick, Dean James, Emil Audero dan Ole Romeni.
Para pemain tersebut memiliki karakter permainan dinamis dan kecepatan tinggi yang sesuai dengan filosofi taktik Kapadze. Ditambah lagi, pengalamannya menghadapi tim-tim kuat seperti Jepang, Korea Selatan dan Iran membuatnya paham betul peta kekuatan sepak bola Asia. Setelah kegagalan Indonesia menembus Piala Dunia 2026, PSSI kini berfokus mempersiapkan tim untuk ajang besar berikutnya, yaitu Piala Asia 2027.
Dengan komposisi pemain yang semakin matang dan pengalaman di level internasional, target tim adalah melangkah lebih jauh dari sekedar lolos ke babak gugur seperti edisi sebelumnya. Dalam konteks ini, kehadiran pelatih berpengalaman seperti Kapadze dinilai bisa membantu menjaga kontinuitas performa, sekaligus memperkuat mental kompetitif pemain. Meski hingga kini belum ada pernyataan resmi dari PSSI, sejumlah laporan menyebutkan bahwa Kapadze masuk dalam radar federasi bersama dengan beberapa nama lain.
Sejumlah anggota komite eksekutif PSSI dikabarkan terkesan dengan profilnya yang modern, enerjik dan memiliki pendekatan yang sesuai dengan karakter sepak bola Asia. Jika benar direkrut, Kapadze akan mewarisi tim yang sedang menjalani fase regenerasi dan dituntut untuk membangun kembali kepercayaan publik. Publik sepak bola nasional pun menaruh harapan besar agar PSSI dapat mengambil keputusan strategis demi masa depan tim.
Dengan catatan prestasi dan filosofi bermain yang sesuai dengan arah pengembangan sepak bola modern, Timur Kapadze bisa menjadi sosok yang membawa timnas Indonesia naik ke level berikutnya.






