Lensa Bola – Pertandingan derby Dela Madonina antara Inter Milan dan AC Milan yang digelar di Stadion Giuseppe Mezza Senin dini hari waktu Indonesia Barat kembali menghadirkan drama intense dan ketegangan khas duel dua rival sekota. Laga ini, bukan hanya soal gengsi tetapi juga mementum penting dalam persaingan papan atas Serie A. Sebelum pertandingan dimulai, kedua tim hanya terpisah 2 poin sehingga kemenangan akan sangat menentukan posisi mereka dalam kelas main sementara. Inter yang turun dengan kepercayaan diri tinggi langsung mencoba mengambil kendali permainan sejak menit awal.

Mengandalkan kreativitas Hakan Calhanoglu sebagai motor serangan dan didukung pemain-pemain ofensif seperti Marcus Turam dan Lautaro Martinez, Inter berupaya memberikan tekanan penuh pada pertahanan Milan. Peluang pertama langsung tercipta pada menit keempat ketika Federico Di Marco mengirimkan Umpan Silang akurat ke kotak penalti. Turam yang sudah siap di area berbahaya menyambut bola tersebut dengan sundulan keras, tetapi Mike Mannion tampil sigap dan menggagalkan peluang itu dengan refleks yang sangat cepat.

Dominasi Inter terus berlanjut dengan berbagai percobaan menyerang. Pada menit kedua tujuh, peluang emas kembali tercipta. Kali ini, Calhanoglu melepaskan Umpan Silang yang disambut Francisco Akerbi dengan tandukan kuat.

Namun, nasib baik belum menghampiri Inter karena bola hanya membentur tiang gawang. Situasi serupa kembali terjadi pada menit ketiga tujuh ketika Lautaro Martinez mencoba melepaskan sepakan Voli Keras yang memaksa Mannion bekerja ekstra. Bola sempat terdefleksi dan lagi-lagi mengenai tiang gawang menambah frustasi lini depan Inter yang sudah tampil menekan sejak menit awal.

Momen-momen tersebut menjadi simbol ketidakberuntungan Inter dalam babak pertama meski secara permainan mereka jauh lebih dominan dibandingkan AC Milan. Di sisi lain, AC Milan yang mengandalkan kombinasi Christian Pulisic, Luka Modric, dan Rafael Leao mencoba mengimbangi permainan Inter dengan serangan balik cepat. Walaupun lebih sedikit menguasai bola Milan tetap mampu menciptakan ancaman nyata.

Jelang babak pertama berakhir, Milan memperoleh kesempatan ketika sebuah tembakan melengkung dilepaskan salah satu pemain mereka dan meluncur tipis di sisi kanan gawang Ian Sommer. Walaupun tidak berbuah gol, peluang tersebut menjadi penanda bahwa Milan siap memanfaatkan setiap kesempatan yang mereka dapatkan melalui efektivitas serangan balik. Memasuki babak kedua, Inter Milan kembali melanjutkan dominasi mereka.

Marcus Turam mencoba kembali peruntungannya pada menit kelima satu melalui sebuah percobaan tembakan. Tetapi, hasilnya belum mampu menembus pertahanan Milan. Ironisnya, meski terus ditekan, AC Milan justru mampu memecah kebuntuan pada menit kelima empat.

Lewat sebuah serangan cepat yang terorganisir, Pulisic menerima bola dari sisi kanan dan berhasil mengecoh pertahanan Inter dengan ketenangan tinggi. Pemain asal Amerika Serikat itu melepaskan sepakan terukur ke pojok kiri bawah gawang, membuat Ian Sommer tak berkutik dan membawa Rossoneri unggul 1-0. Gol tersebut mengubah dinamika pertandingan dan memberikan Milan kepercayaan diri lebih besar untuk menghadapi tekanan Inter.

Tertinggal satu gol, tidak lantas membuat Inter menyerah. Mereka justru meningkatkan intensitas serangan. Upaya tersebut akhirnya membuahkan harapan pada menit ke enam sembilan ketika Marcus Turam dilanggar oleh Astrahinja Pavlovic di kotak penalti.

Wasid tanpa ragu menunjuk titik putih dan memberikan Inter peluang terbaik untuk menyamakan kedudukan. Hakan Calhanoglu yang dikenal sebagai eksekutor penalti handal, sekaligus mantan pemain Milan, maju sebagai pengambil tendangan. Situasi ini penuh drama, terutama karena Calhanoglu seringkali menjadi pembeda dalam situasi bola mati.

Akan tetapi, Mike Mannion kembali menunjukkan kelasnya. Dengan ketenangan luar biasa, ia membaca arah tendangan Calhanoglu yang mengarah ke sisi kiri bawah. Dengan satu tangan yang kuat, Mannion melepas bola dan mengamankan keunggulan Milan.

Penalti yang gagal itu menjadi salah satu titik balik mental dalam pertandingan, sekaligus semakin memperbesar rasa frustasi kubu Inter-Milan. Tak berhenti sampai disitu, Inter terus menggempur pertahanan AC Milan. Federico Di Marco memiliki peluang lain enam menit setelah penalti gagal.

Tetapi, Mannion lagi-lagi tampil sebagai pahlawan dengan mengagalkan tembakan tersebut. Penampilan keeper asal Prancis itu benar-benar menjadi faktor vital dalam menjaga keunggulan Milan, membuat lini depan Inter yang biasanya tajam terlihat tidak berdaya. Secara keseluruhan, Inter menciptakan banyak peluang dan menguasai jalannya pertandingan dalam berbagai aspek.

Namun, semua dominasi itu tidak berarti tanpa gol. Penyelesaian akhir Inter terbukti menjadi masalah terbesar mereka dalam lagapenutensi tersebut. Padahal, sebelum pertandingan ini, Inter dikenal sebagai salah satu tim paling produktif dengan total 26 gol dari 11 laga sebelumnya.

Namun, pertahanan Inter-Milan yang solid, dipimpin oleh Pavlovic di lini belakang, dan Mannion di bawah mistar, membuat segala usaha Inter berakhir sia-sia. Bagi Milan, kemenangan ini menunjukkan betapa efisien dan efektifnya mereka dalam memanfaatkan peluang. Walau tidak banyak menciptakan peluang, skema serangan mereka sangat terstruktur dan berbahaya ketika Pulisic, Modric ataupun Liau mendapatkan ruang.

Disiplin bertahan dan ketahanan mental menjadi kekuatan utama tim Aswan Masimiliano Allegri ini. Mereka tidak panik meski ditekan sepanjang laga, dan justru mampu menjaga fokus hingga menit terakhir. Kemenangan 1-0 ini bukan hanya memberikan 3 poin penting, tetapi juga menjadi pencapaian historis sebagai Allegri.

Laga ini menandai kemenangan ke-100 sang pelatih bersama AC Milan di semua kompetisi. Sebuah catatan yang menempatkannya sejajar dengan para pelatih legendaris yang pernah memimpin klub. Namun, sekalipun meraih kemenanga bergensi dan mencetak sejarah, Allegri tetap memberikan peringatan kepada anak kasuhnya.

Ia menekankan bahwa tim masih memiliki kelemahan dalam hal konsistensi, terutama ketika menghadapi lawan-lawan yang berada di papan bawah. Menurut Allegri, jika Milan ingin mempertahankan peluang mereka dalam perburuan Scudetto, konsistensi adalah harga mati yang harus dibayar. Jika Pulisic dianggap sebagai pahlawan dari sisi penyerangan, maka Maenion dengan pantas disebut sebagai penjaga kemenangan di lini belakang.

Penampilan Mike Maenion juga layak mendapatkan sorotan khusus. Ia bukan hanya menggagalkan penalti Calhanoglu, tetapi juga membuat serangkaian penyelamatan penting sepanjang pertandingan, mulai dari sudulan Marcus Turam hingga tembakan Pauli Lautaro Martinez. Ketangguhan, konsistensi, dan kepercayaan dirinya di depan gawang membuat interkesulitan menembus pertahanan Milan.

Kemenangan ini membawa Milan naik ke posisi kedua kelasmen serie A dengan torehan 25 poin dari 12 pertandingan. Rasoneri, gini hanya terpaut 2 poin dari AS Roma yang berada di punca kelasmen. Selain itu, catatan 1 kekalahan sepanjang musim menunjukkan bahwa Milan merupakan salah satu tim paling stabil dalam kompetisi sejauh ini.

Sebaliknya, Inter harus rela turun ke peringkat keempat dengan 24 poin. Sebuah posisi yang tentu tidak sesuai ekspektasi mengingat mereka tampil dominan di Derby della Madonnina tersebut.

lion mesdon
Desember 1, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *