
Lensa Bola – COMO 1907 menjadi salah satu kejutan yang paling mencolok di seri A musim 2025-2026. Mereka menunjukkan perkembangan pesat yang sulit diabaikan, terutama setelah kembali tampil di kasta tertinggi dengan identitas dan ambisi baru. Pada pertandingan jurnada ke-13, COMO kembali mempertegas kekuatan mereka dengan meraih kemenangan 2-0 atas Sassuolo di Stadion Giuseppe Sinigaklia.
Dua gol tersebut lahir dari kaki Anastasios Deovikas di menit ke-14 dan Alberto Moreno pada menit ke-5-3. Hasil tersebut bukan sekedar 3 poin, melainkan simbol keberlanjutan dari performa gemilang yang telah mereka bangun sejak awal musim. Hingga laga itu, COMO mencatatkan rekor tak terkalahkan dalam 12 pertandingan beruntun di semua kompetisi dengan rincian 6 kemenangan dan 6 hasil imbang.
Catatan itu semakin spesial jika melihat bagaimana mereka sempat tersehok pada pekan kedua musim ini ketika kalah 0-1 dari bolopnya pada Agustus. Setelah kekalahan tersebut, seolah ada tombol kebangkitan yang langsung menyala. COMO, melaju dengan stabil, menahan imbang tim-tim kuat seperti Atalanta dengan skor 1-1 dan Napoli dengan skor 0-0, bahkan menundukkan Juventus 2 gol tanpa balas.
Sesuatu yang pada masa lalu mungkin sulit dibayangkan oleh para pendukung COMO. Figur sentral yang tak dapat dilepas dari keberhasilan tersebut adalah sang pelatih Cesc Fabregas. Mantan gelandang Barcelona dan Arsenal itu, kini memasuki fase baru dalam karirnya di dunia sepak bola sebagai pelatih profesional.
Pada usia 38 tahun, ia telah mampu membawa COMO tampil percaya diri dan matang secara taktikal. Seusai mengalahkan Sassuolo, Fabregas mengungkapkan rasa bangganya karena menurutnya permainan tim sangat solid dan menunjukkan kemajuan signifikan dari berbagai lini. Banyak pihak berspekulasi bahwa kesuksesan ini akan membuat Fabregas segera direbut oleh klub besar.
Namun hingga kini, ia menegaskan komitmennya bersama dengan COMO. Kontraknya masih berlaku hingga musim panas 2028 dan ia menyeratkan ambisi jangka panjang, yaitu membawa klub ini menembus level kompetisi tertinggi, termasuk Liga Champions atau minimal zona Eropa. Komitmen itu ia tunjukkan dengan cara mendorong para pemain untuk tidak puas dengan pencapaian sementara.
Tantangan berikutnya sudah menanti, yaitu pertandingan menghadapi Inter Milan pada Giornata ke-14 yang akan berlangsung di Giuseppe Mezza pada 6 Desember mendatang. Bagi Fabregas, laga ini bukan hanya soal meningkatkan rekor tak terkalahkan, tetapi juga menjadi ujian paling serius bagi kualitas COMO. Ia secara terbuka menyebut bahwa Inter bersama dengan Napoli saat ini adalah tim terkuat di Italia, baik dari kedalaman squad, gaya bermain maupun mental kompetitif.
Musim lalu, COMO pernah menang, kalah dan imbang dari tim-tim besar. Namun, Fabregas menegaskan bahwa musim ini targetnya bukan hanya mengulang, melainkan menyempurnakan dan tampil lebih baik. Menurutnya, konsistensi adalah kunci.
Untuk bersaing di papan atas seri A, mereka tidak cukup hanya berhasil dalam 1 atau 2 laga besar, melainkan harus tampil stabil sepanjang musim. Dengan kemenangan atas Sassuolo, COMO kini mengantongi 24 poin dari 13 laga dan bertengger di peringkat ke-6 kelas main sementara. Menariknya, poin tersebut setara dengan Inter Milan yang menempati peringkat ke-4 menunjukkan betapa ketatnya persaingan untuk zona Liga Champions.
Fakta bahwa COMO masih bertahan di enam besar setelah 1.3 musim berjalan adalah sebuah prestasi besar, mengingat dalam beberapa tahun terakhir mereka bahkan sempat berkutat di seri B sebelum naik kembali dengan fondasi manajemen baru, investasi terukur, dan perencanaan tim yang matang. Salah satu faktor pendukung terbesar dalam evolusi ini adalah keberhasilan mereka dalam aktivitas transfer. Squad COMO tidak hanya sekedar terisi banyak pemain baru, tetapi juga pemain berkualitas dengan karakteristik yang sesuai kebutuhan pelatih.
Kerja manajemen transfer terbukti efektif karena memberikan keseimbangan antara pemain berpengalaman dan talenta muda potensial. Dalam susunan pemain yang tampil musim ini, nama Nikopas muncul sebagai bintang paling terang. Belandang berusia 21 tahun itu, menjadi pusat kreativitas dan pengatur tempo permainan COMO.
Dalam 12 pertandingan Liga musim ini, ia sudah mencatat 5 gol dan 5 asis, menjadikannya pemain dengan kontribusi langsung terhadap gol terbanyak di squad. Perannya bukan hanya mencatat angka, tetapi juga dalam membangun transisi serangan, membuka ruang hingga menciptakan peluang bagi rekan satu tim. Kombinasi teknik, visi bermain, dan kepercayaan diri membuatnya menjadi sosok yang sulit digantikan.
Setiap kali COMO tampil di stadion Sinigang Liyah, nama Nikopas kerap berkumandang dari tribun sebagai simbol kebanggaan baru masyarakat COMO. Namun, performa Gemilang pas memunculkan satu dilema besar. Bagaimana mempertahankannya dari godaan klub-klub besar? Real Madrid disebut memiliki klausul pembelian kembali yang memungkinkan mereka memulangkan pas pada musim panas 2026.
Hal ini diperkuat oleh laporan dari jurnalis Fabrizio Romano yang menegaskan bahwa Madrid memang sejak awal menyusun rencana untuk membawa kembali sang gelandang muda, sekaligus mengawasi perkembangan karirnya di COMO. Bahkan, ketika Tottenham sempat mengincarnya pada bursa transfer sebelumnya, transfer tidak terjadi karena COMO menolak melepaskan pemain kuncinya. Keputusan itu sangat logis, karena peran pas tak tergantikan dalam progres tim dan kontinuitas performa COMO sangat bergantung pada kreativitas sang gelandang.
Manajemen klub berharap bisa mempertahankannya setidaknya hingga satu musim penuh, terutama agar proyek pembangunan jangka panjang mereka tidak terhenti mendadak. Jika melihat keseluruhan situasi, jelas bahwa COMO sedang memasuki era baru yang lebih ambisius. Mereka tidak lagi hanya berusaha bertahan di serie A, tetapi mulai bersaing dalam perebutan posisi papan atas.
Catatan tak terkalahkan dalam 12 laga, kemenangan atas tim besar, kedewasaan taktik Fabregas, serta lahirnya bintang muda seperti Nikopas, menjadi sinyal bahwa klub ini sedang berkembang ke arah yang tepat. Namun, perjalanan masih panjang. Laga melawan Inter Milan akan menjadi parameter penting untuk menilai sejauh mana kekuatan COMO yang sebenarnya.
Sejauh ini, yang terlihat di lapangan menunjukkan bahwa COMO bukan sekedar fenomena temporer. Mereka sedang membangun fondasi kuat dengan identitas permainan jelas, struktur manajemen yang stabil, serta visi pelatih yang berani. Jika konsistensi terjaga, bukan mustahil COMO akan menulis bab baru dalam sejarah sepak bola Italia.
Mungkin tidak besok atau bulan depan, tetapi langkah besar mereka sudah dimulai dan surutan dunia sepak bola mulai tertuju pada klub biru muda dari tepi danau COMO ini. Dengan mentalitas kompetitif yang terus tumbuh, dukungan dari fans, serta pemain yang tampil penuh determinasi, musim ini bisa menjadi salah satu titik balik terpenting dalam perjalanan COMO menuju panggung tertinggi.






