
Lensa Bola – Tidak ada yang menyangka bahwa keputusan Real Madrid menjual Niko pas Kekomo akan berubah menjadi salah satu langkah paling berani sekaligus visioner dalam proyek masa depan mereka. Ketika Los Blancos melepas gelandang muda Argentina itu dengan harga 6 juta euro saja, banyak yang menilai Madrid telah melakukan kesalahan besar. Publik menilai bahwa menjual pemain berbakat dari Academia Fabrica sama saja membuang masa depan mereka sendiri.
Namun kini kenyataannya justru berbalik sepenuhnya, penjualan itu menjadi awal dari kelahiran bintang besar. Satu tahun berlalu dan sekarang nama Nikopas menggemar di seluruh Serie A. Dalam 12 pertandingan pertama musim 2025-2026, pemain berusia 21 tahun itu tampil seperti monster yang baru terlepas dari rantai. Ia mencetak 5 gol dan 5 asisst, menjadikannya pemain paling produktif Serie A dan salah satu pemain muda paling berbahaya di 5 Liga Top Eropa.
Ia tidak hanya memimpin daftar top score untuk Serie A, tetapi juga memimpin top asis sekaligus mengoleksi penghargaan Man of the Match atau MVP terbanyak di Serie A Italia musim ini. Angka-angka itu menjelaskan segalanya, tetapi yang terjadi di lapangan bahkan lebih menakutkan dari sekedar statistik. Di Como, Nikopas bukan sekedar pemain.
Ia adalah otak serangan, pencipta ritme dan jantung sistem sepak bola progresif yang dirancang oleh pelatih, sekaligus legenda hidup sepak bola Spanyol Ces Fabregas. Sang mantan Belandang Barcelona dan Chelsea itu melihat potensi pas yang tidak dimanfaatkan Real Madrid. Ketika lini tengah Madrid penuh sesak oleh nama-nama besar seperti Jude Bellingham, Fede Valverde, Eduardo Camavinga hingga Arda Guler, Fabregas datang dengan rencana besar.
Ia menghubungi Nikopas secara pribadi, berbicara sebagai seorang mentor yang memahami apa itu perjalanan menjadi gelandang kelas dunia. Ia meyakinkan bahwa di Komo, pas akan menjadi pusat proyek besar dan bukan sekedar pelengkap. Pertaruhan itu terbukti menjadi keputusan terbaik dalam hidup Nikopas.
Dengan dukungan asistennya Daniel Guindos, mantan pelatih Akademi Real Madrid yang sudah mengenal pas sejak kecil, Fabregas membangun sistem permainan yang memberi kebebasan total kepada pas untuk berkreasi di area hall space kanan. Como, memainkan formasi dasar 4-2-3-1, di mana Maximo Peron dan Sergi Roberto menjadi motor pendukung yang menjamin suplai bola terus mengalir ke area tempat pas beroperasi. Begitu pas menerima bola menghadap gawang, hasilnya hampir selalu menjadi peluang berbahaya.
The Guardian mencatat bahwa pas telah menciptakan 34 peluang dalam 12 laga musim ini. Angka itu merupakan tertinggi di antara pemain U21 di 5 Liga Top Eropa. The Athletic bahkan menempatkannya sebagai pemain muda paling berpengaruh di Eropa musim ini berdasarkan kontribusi langsung terhadap gol.
Melihat gaya bermainnya, banyak pengamat menyebut Nico Pas sebagai perpaduan sempurna antara DNA di landang Argentina dan disiplin taktik sepak bola Spanyol. Ia memiliki kreatifitas liar dan determinasi khas pemain Amerika Selatan, ditambah kemampuan scanning, kecepatan membaca ruang, dan kecerdasan posisi ala La Fabrica. Cara ia menempatkan diri di antara lini tengah dan lini belakang lawan membuatnya seperti hantu yang selalu muncul di ruang kosong.
Dribblenya efisien, bukan hanya pertunjukan skill yang tidak perlu. Umpan vertikalnya mematikan seperti pisau yang membelah pertahanan. Dan dengan kaki kiri yang akurat, ia berbahaya baik sebagai eksekutor tendangan bebas maupun situasi bola mati lainnya.
Tak menghirankan jika para analis menyebut gaya permainannya mirip dengan Martin Odegar, tetapi dengan karakter menyerang yang lebih direct ke kotak penalti. Kontribusi Pas bukan hanya mencolok secara individu, ia telah mengubah wajah Komo secara total. Dari tim promosi yang awalnya diprediksi akan berjuang menghindari degradasi, Como kini menjadi salah satu kuda hitam yang menempati posisi enam besar seri A, dan bahkan menumbangkan Juventus 2-0 dalam hasil mengejutkan yang membuat dunia sepak bola menoleh kepada mereka.
Para pemain senior seperti Alvaro Morata dan Pepe Raina mengakui bahwa kehadiran Pas di lapangan memberi ketenangan, arah dan kejelasan visi taktik. Setiap kali bola berada di kakinya, Komo berubah menjadi tim yang bermain dengan keyakinan tinggi dan agresivitas terkontrol. Tentu saja, performa gemilang seperti ini tidak mungkin luput dari perhatian klub-klub besar Eropa.
Musim panas lalu, Tottenham Hotspur bahkan mengajukan tawaran 70 juta euro untuk membayang Pas ke Premier League. Tawaran sebesar itu untuk pemain berusia 21 tahun dengan pengalaman di klub promosi adalah bukti bahwa bintang besar telah lahir. Namun, Como menolak mentah-mentah.
Fabregas bersikeras bahwa proyek mereka membutuhkan Pas minimal satu musim lagi. Bagi Como, Pas bukan sekedar aset jual-beli, melainkan pusat identitas sepak bola modern mereka. Namun, dibalik semuanya, ada satu fakta yang membuat dunia sepak bola semakin berdebar.
Real Madrid masih memiliki klausul pembelian kembali hingga 2027. Menurut laporan dari Fabrizio Romano, Madrid sudah memutuskan untuk memulangkan Pas pada musim panas 2026. Tidak ada interpretasi lain, tidak ada kemungkinan transfer lain, tidak ada tawar menawar.
Sejak awal, rencana itu memang sudah disusun. Real Madrid sengaja melepasnya agar ia berkembang tanpa tekanan monster seperti Santiago Bernabeu, untuk kemudian memanggilnya pulang ketika ia sudah siap menjadi bintang besar. Bagi Real Madrid, membawa pulang Nico Pas pada 2026 adalah sebuah strategi jangka panjang.
Mereka ingin memastikan bahwa ketika Luka Modric dan Toni Kroos benar-benar pensiun, generasi baru sudah siap mengambil alih. Ketika Bellingham bermain sebagai runner, dan Buller sebagai playmaker kelas atas, Pas diproyeksikan menjadi pengatur ritme yang menyimbangkan semuanya. Musim panas 2026 akan menjadi sebuah momen besar.
Jika semuanya berjalan sesuai dengan rencana, Santiago Bernabeu akan menyambut pulang seorang maestro muda yang bukan hanya datang sebagai talenta, tetapi sebagai pemain paket komplit yang sudah siap menjadi bintang utama. Como mendapatkan kontribusi vital satu tahun lagi, Madrid mendapatkan pemain matang tanpa harus berspekulasi, dan Nico Pas mendapatkan jalan besar menuju panggung terhebat. Beberapa musim lalu, Como hanyalah tim kecil yang baru promosi, dengan target bertahan dari degradasi.
Sekarang, dengan adanya Nico Pas, filosofi fabregas dan ambisi nyata dari manajemen, mereka menjelma menjadi kekuatan yang diperhitungkan. Statistik impresif, kontribusi gol dan asisst, penyerangan atraktif, semuanya telah berubah. Bagi Serie A, ini menunjukkan bahwa Liga Italia bukan lagi sekedar arena bertahan dari pertahanan ketat.
Liga ini bisa menjadi panggung bagi kreativitas muda, pemain dengan gaya modern dan sipak bola menyerang. Pemain seperti Nico Pas adalah bukti hidup bahwa Serie A bisa melahirkan talenta yang siap bersaing di level Eropa tertinggi. Bagi sipak bola Eropa, ini menjadi sinyal bagi klub besar untuk mempertahankan jalur pengembangan alternatif.
Menjual pemain muda, membiarkannya berkembang di klub kecil dengan tekanan lebih ringan, kemudian memulangkannya ketika siap. Klausul buyback, jika digunakan dengan bijak, bisa menjadi strategi G2 untuk membangun tim jangka panjang tanpa harus membayar mahal. Nico Pas, bukan lagi wonderkid dengan potensi, ia sudah membuktikan dirinya produktif, konsisten, kreatif dan matang secara taktik.
Di bawah bimbingan Fabregas, ia tumbuh menjadi playmaker komplit yang bisa menjadi pusat kontrol ritme permainan, pembuka serangan dan pencetak gol. Minat dari Chelsea dan Tottenham menunjukkan bahwa banyak klub besar sudah melirik. Tetapi, Real Madrid tetap memegang kendali.
Dengan klausul buyback dan strategi jangka panjang, mereka berada di posisi paling unggul untuk membawa pulang pas pada musim panas 2026. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, 2026 bukan hanya sekedar kepulangan, melainkan sebuah awal dari era baru di Santiago Bernabeu Serie A kehilangan talenta besar, Real Madrid mendapatkan calon bintang masa depan, dan dunia sepak bola menyaksikan kebangkitan sebuah generasi.
Nico Pas, bukan hanya pemain biasa, ia adalah simbol harapan, masa depan dan kemungkinan besar bintang besar Eropa berikutnya.






