
Lensa Bola – Pekan ke-14 Liga Inggris musim 2025 menghadirkan duel menarik antara Liverpool dan Sunderland yang berlangsung di Stadion Anfield pada kamis dini hari waktu Indonesia Barat. Pertandingan yang diharapkan menjadi momentum kebangkitan bagi Liverpool, justru kembali menegaskan bahwa klub tersebut masih belum sepenuhnya keluar dari fase inkonsistensi performa. Setelah meraih kemenangan atas Wisham pada laga sebelumnya, publik Anfield berharap tren positif itu berlanjut.
Namun, kenyataan di lapangan berkata lain, Liverpool harus puas berbagi satu poin setelah ditahan imbang satu-satu oleh Sunderland dalam laga yang berlangsung ketat dan penuh tekanan hingga menit akhir. Sejak awal pertandingan, Liverpool tampil dengan intensitas tinggi dan mencoba langsung mengambil kendali permainan. Pelatih Arne Slott kembali membuat keputusan berani dengan mencadangkan Mohamed salah dan mempercayakan lini serang kepada Florian Wirtz, Dominic Szoboszlai, Kody Gakpo dan Alexander Isak.
Keputusan ini pada awalnya memberi warna tersendiri dalam pola serangan Liverpool dengan permainan yang lebih cair dan dinamis melalui pergerakan cepat dari lini kedua. Peluang pertama bahkan sudah tercipta ketika laga baru berjalan 8 menit melalui sepakan jarak jauh Szoboszlai meski upaya tersebut masih mampu diamankan oleh keeper Sunderland. Tekanan demi tekanan terus dilancarkan deret sepanjang babak pertama.
Dominasi penguasaan bola Liverpool belum sepenuhnya berbanding lurus dengan efektivitas serangan mereka. Sementara itu, Sunderland tidak hanya bertahan tetapi juga mencoba memanfaatkan setiap peluang serangan balik yang tersedia. Memasuki menit ke-31, Sunderland mulai memberikan ancaman nyata.
Omar Alderete nyaris mencetak gol melalui tembakan Salto yang mengarah ke gawang Liverpool meski masih bisa diamankan oleh Alison Becker. Momen tersebut menjadi peringatan serius bagi Liverpool bahwa kelengahan sedikit saja bisa berujung petaka. Menjelang akhir babak pertama, Liverpool kembali mengurung pertahanan tim tamu.
Pada menit ke-43, Szoboszlai kembali mencoba peruntungannya melalui tembakan dari luar kotak penalti. Namun bola masih bisa diblok keluar oleh Reifs. Alexis McAllister mendapatkan peluang emas melalui Sunderland di dalam kotak penalti tetapi bola hanya meluncur tipis di sisi gawang.
Hingga peluit akhir babak pertama dibunyikan, skor tetap sama imbang 0-0. Memasuki babak kedua, permainan tidak banyak berubah. Liverpool tetap tampil dominan dalam penguasaan bola sementara Sunderland mengandalkan pertahanan rapat dan serangan balik cepat.
Namun, pada menit ke-67, justru tim tamu yang berhasil memecah kebuntuan. Kemps Dain Talby melepaskan tembakan jarak jauh yang semula tampak cukup mudah diantisipasi. Tetapi, bola justru membentur pantat Virgil van Dijk dan berubah arah secara drastis sehingga mengecoh Ellison Becker.
Goal tersebut membawa Sunderland unggul 1-0 dan memicu keheningan di Anfield. Tertinggal satu gol, Liverpool meningkatkan tempo serangan dengan lebih agresif. Arne Slot melakukan sejumlah penyesuaian untuk menambah daya gedor timnya.
Florian Wirtz tampil sebagai motor utama dalam membangun serangan, terus menusuk dari sisi tengah maupun sayap untuk mencari celah di lini pertahanan Sunderland. Usaha keras Liverpool tersebut akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-8-1. Florian Wirtz melakukan aksi individu impresif dalam kotak penalti dengan melewati beberapa pemain sebelum melepaskan tembakan ke arah gawang.
Bola tersebut membentur kaki back Sunderland Nordi Mukiele dan berbelok masuk ke gawang sendiri. Sayangnya, gol tersebut bukan menjadi gol pertama Wirtz untuk Liverpool. Gol itu dianggap gol bunuh diri yang membuat skor kembali imbang 1-1.
Di sisa waktu pertandingan, tensi semakin meninggi. Sunderland nyaris mencuri kemenangan pada menit-menit akhir ketika Wilson Isidor berhasil lolos dari pengawalan dan mendapatkan peluang emas di depan gawang. Beruntung bagi Liverpool, Federico Chiesa melakukan sapuan krusial di garis gawang untuk menggagalkan peluang tersebut.
Hingga peluit panjang berbunyi, skor 1-1 tidak berubah, dan kedua tim harus puas berbagi satu poin. Meski berhasil terhindar dari kekalahan, hasil imbang ini tetap memunculkan banyak tanda tanya mengenai performa Liverpool. Kemenangan atas Wisham, yang sebelumnya sempat memberi harapan bahwa The Reds mulai menemukan kembali konsistensi, kini kembali terasa sebagai hasil yang berdiri sendiri.
Hingga peluit panjang berbunyi, skor 1-1 tidak berubah, dan kedua tim harus puas berbagi satu poin. Meski berhasil terhindar dari kekalahan, hasil imbang ini tetap memunculkan banyak tanda tanya mengenai performa Liverpool. Kemenangan atas Wisham, yang sebelumnya sempat memberi harapan bahwa The Reds mulai menemukan kembali konsistensi, kini kembali terasa sebagai hasil yang berdiri sendiri.
Di sisi lain, goal penyeimbang Liverpool pun tercipta bukan dari penyelesaian bersih, melainkan melalui goal bunuh diri akibat defleksi pemain lawan. Fakta ini semakin menegaskan bahwa Liverpool masih kesulitan mencetak goal secara konsisten dari skema yang terorganisasi dengan baik. Tekanan terhadap Arne Slot pun semakin meningkat.
Sebelumnya, manajemen klub disebut menargetkan 6 poin dari dua laga penting melawan West Ham dan Leeds United. Namun kenyataannya, Slot hanya mampu membawa Liverpool meraih 4 poin dari target tersebut. Capaian ini dianggap belum memenuhi ekspektasi, terlebih mengingat Liverpool tengah berusaha menjaga posisi mereka dalam persaingan papan atas Liga Inggris.
Dalam situasi yang penuh tekanan ini, nama Steven Gerrard kembali mencuat sebagai sosok yang dikaitkan dengan masa depan Liverpool. Legenda klub tersebut disebut-sebut sebagai kandidat potensial untuk kembalikan Anfield. Setidaknya, sebagai pelatih sementara jika kondisi Arne Slot semakin tidak menentu.
Spekulasi ini semakin menguat setelah mantan back Manchester United Rio Ferdinand secara terbuka menyampaikan pandangannya bahwa Gerrard harus bersiap menghadapi kemungkinan tersebut. Dalam kanal YouTube miliknya, Rio Ferdinand mengungkapkan bahwa ia sempat berbincang langsung dengan Gerrard dalam sebuah kesempatan makan bersama. Ia menyarankan agar mantan kapten Liverpool itu terus mengasah kemampuan kepelatihannya dan mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu mendapatkan panggilan dari klub lamanya.
Menurut Ferdinand, dinamika di dunia sepak bola modern sangat cepat berubah dan peluang bagi seorang legenda untuk kembali membela klub dalam peran baru selalu terbuka. Meski demikian, Gerrard sendiri menolak anggapan bahwa Liverpool saat ini berada dalam kondisi kritis besar. Ia mengakui bahwa setiap kekalahan, terutama dengan skor telak seperti saat Liverpool kalah 4-1 dari PSV di Liga Champions, memang bisa membawa tim lebih dekat pada situasi krisis.
Namun menurutnya, kondisi tersebut masih bisa diperbaiki melalui kerja keras, pembenahan taktik serta peningkatan mentalitas para pemain. Terlepas dari perdebatan di luar lapangan, satu hal yang tidak bisa dibantah adalah bahwa Liverpool membutuhkan solusi konkret untuk mengatasi masalah inkonsistensi mereka. Hasil imbang melawan Sunderland seharusnya menjadi bahan evaluasi serius karena laga tersebut berlangsung dikandang sendiri dan menghadapi tim yang secara kualitas berada di bawah Liverpool.
Jika gagal mengambil 3 poin dari laga semacam ini, maka peluang mereka untuk bersaing di jalur juara akan semakin berat. Apalagi, Liverpool akan menghadapi jadwal pertandingan yang tak lebih ringan. Mereka masih harus bersaing di Liga Inggris sekaligus menjaga asah di kompetisi Eropa.
Jika masalah konsistensi tidak segera diatasi, tekanan terhadap Arne Slot dipastikan akan semakin besar dan spekulasi mengenai pergantian pelatih akan terus menghiasi pemberitaan. Satu poin dari Sunderland mungkin cukup untuk menghindarkan Liverpool dari kekalahan di kandang. Tapi, hasil tersebut belum cukup untuk menenangkan kegelisahan supporter yang mendambakan performa stabil dan dominasi kembali seperti era kejayaan mereka.






