Lensa BolaPertandingan antara Arsenal dan Atletico Madrid, Pertandingan antara Arsenal dan Atletico Madrid pada match day ketiga fase Liga Champions 2025-2026 menjadi salah satu laga paling menarik pekan ini. Duel dua tim besar Eropa ini digelar di Emirates Stadium, markas kebanggaan dari Arsenal di London. Bagi Mikkel Arteta dan pasukannya, laga ini bukan sekedar kesempatan untuk mengamankan tiga poin, tetapi juga untuk mempertegas ambisi mereka sebagai salah satu kandidat kuat juara musim ini.

Sementara itu, Atletico Madrid yang dilatih oleh Diego Simeone datang dengan reputasi tangguh sebagai tim yang disiplin dan memiliki pertahanan kokoh, siap memberikan perlawanan sengit di kandang lawan. Sejak peluit awal dibunyikan, Arsenal tampil penuh percaya diri di hadapan puluhan ribu pendukungnya. Arteta menurunkan skuad terbaik dengan formasi ofensif yang diisi oleh Ebereci Eze, Martin Zubimendi dan Declan Rice di lini tengah.

Sementara trio Bukayo Saka, Victor Gyokeres dan Gabriel Martinelli menjadi tumpuhan di lini depan. Strategi ini menunjukkan bahwa Arsenal bertekad menguasai jalannya laga sejak menit pertama. Upaya itu langsung terlihat pada menit keempat ketika Ebereci Eze hampir membuka keunggulan bagi tuan rumah.

Tendangan kerasnya dari luar kotak penalti membuat keeper Atletico yang oblak mati langkah, tetapi bola hanya membentur Mister Gawang. Declan Rice mencoba memanfaatkan bola pantul, namun tembakannya masih melambung tipis di atas Gawang. Atletico Madrid mencoba merespon dengan permainan cepat melalui Julian Alvarez dan Alexander Charlotte.

Meski demikian, pertahanan Arsenal yang dikomandoi oleh William Saliba dan Gabriel Magalhaes tampil sangat disiplin dan berhasil meredam setiap upaya serangan balik yang dilancarkan tim tamu. Pada menit keempat belas, peluang emas kembali hadir bagi Arsenal ketika Miles Lewis Kelly melepaskan tembakan keras dari tepi kotak penalti, tetapi bola hanya melenceng tipis di sisi kanan Gawang. Empat menit berselang, Bukayo Saka memiliki peluang emas setelah berhasil lolos dari jebakan offside.

Dalam situasi satu lawan satu dengan Jan Oblak, winger asal Inggris itu mencoba melepaskan tembakan mendatar, namun refleks cepat sang keeper mampu menggagalkan peluang tersebut. Tekanan Arsenal semakin intens menjelang akhir babak pertama. Pada menit ketiga enam, Gabriel Martinelli sempat membuat pendukung Arsenal bersorak setelah bola hasil tendangan jarak dekatnya masuk ke Gawang, tetapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama karena Wasit menganulir gol tersebut akibat posisi offside.

Arsenal tampil dominan dengan penguasaan bola mencapai hampir 70 persen, tetapi hingga babak pertama berakhir skor tetap 0-0. Atletico tampil sangat defensif dan hanya sesekali mencoba keluar menyerang lewat serangan balik cepat yang tak membuahkan hasil. Memasuki babak kedua, Arsenal tak menurunkan intensitas serangan mereka.

Arteta tetap menuntut anak asuhnya menekan tinggi sejak awal, sementara Atletico bertahan rapat dengan sesekali melancarkan serangan balik. Pada menit kelima empat, Victor Gyokeres nyaris memecah kebuntuan setelah menerima umpan silang dari Martinelli, tetapi Ian Oblak kembali menunjukkan kehebatannya dengan penyelamatan refleks untuk menepis bola. Namun, kebuntuan akhirnya pecah tiga menit kemudian melalui skema bola mati yang menjadi senjata utama Arsenal musim ini.

Berawal dari tendangan bebas Declan Rice, bola dikirim dengan akurat ke jantung pertahanan Atletico. Gabriel Magalhaes menyambutnya dengan sudulan keras yang mengarah ke pojok bawah gawang tanpa mampu dihalau oleh Oblak. Skor pun berubah menjadi 1-0 untuk Arsenal.

Gol tersebut menjadi momentum penting bagi The Gunners. Atletico yang sebelumnya bertahan rapat mulai keluar dari zona nyaman untuk bermain lebih terbuka. Hal ini justru menjadi bumerang bagi mereka karena memberi ruang lebih bagi Arsenal untuk berkreasi.

Hanya tujuh menit setelah gol pertama, tepatnya pada menit ke-6-4, Arsenal menggandakan keunggulan lewat aksi Gabriel Martinelli. Winger asal Brazil itu menusuk dari sisi kanan dan melepaskan tembakan melengkung indah ke tiang jauh yang gagal dijangka oleh Oblak, membuat kedudukan menjadi 2-0. Belum sempat Atletico bernafas lega, tiga menit berselang, Victor Gyokeres menambah derita tim tamu dengan tembakan jarak dekat setelah memanfaatkan umpan silang pendek dari Bukayo Saka.

Gol tersebut memperlihatkan insting tajam Gyokeres sebagai penyerang murni yang selalu berada di posisi tepat pada waktu yang tepat. Arsenal belum puas dengan keunggulan tiga golnya. Mereka terus menggembur pertahanan lawan dan kembali memanfaatkan situasi bola mati untuk mencetak gol ke-4 pada menit ke-70.

Berawal dari sipak pojok Declan Rice, bola disundul Gabriel ke arah Gyokeres yang berdiri di depan gawang. Meski dikawal ketat dua pemain Atletico, penyerang asal Swadia itu berhasil mencocor bola ke dalam gawang dan mencatatkan brace alias dua gol dalam laga kali ini. Skor 4-0 membuat Arsenal benar-benar menunjukkan dominasi penuh atas lawan.

Setelah unggul jauh, Arteta mulai melakukan rotasi untuk menjaga kebugaran tim. Ben White dan Mikkel Merino dimasukkan untuk menggantikan beberapa pemain inti. Meskipun tempo permainan sedikit menurun, Arsenal tetap memegang kendali penuh.

Sementara Atletico terlihat frustasi dan kehilangan arah. Upaya mereka lewat Julian Alvarez dan Pablo Barrios selalu kandas di lini pertahanan tuan rumah. Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 4-0 tidak berubah dan Arsenal memastikan kemenangan telak yang sangat berarti bagi perjalanan mereka di Liga Champions musim ini.

Secara statistik, Arsenal mendominasi hampir di semua aspek permainan. Mereka mencatatkan 17 tembakan, 8 diantaranya tepat sasaran, sementara Atletico hanya mampu menghasilkan satu shot on target sepanjang laga. Penguasaan bola Arsenal mencapai 68 persen, menegaskan betapa kuatnya kontrol mereka atas jalannya pertandingan.

Kedisiplinan dalam bertahan, serta efektivitas dalam memanfaatkan peluang bola mati menjadi kunci kemenangan besar ini. Usai pertandingan, Mikkel Arteta menyampaikan rasa puasnya atas performa luar biasa tim. Ini pertandingan yang sangat sulit.

Selama skor masih 0-0, kami tahu laga ini akan tetap berat karena Atletico selalu disiplin dan sulit ditembus. Namun setelah kami mencetak gol pertama, mereka mulai bermain lebih terbuka dan kami bisa lebih mudah menemukan ruang. Kemenangan ini benar-benar pantas kami dapatkan.

Pelatih asal Spanyol itu juga menyoroti konsistensi dan kerjasama seluruh timnya. Ini performa kolektif yang luar biasa. Di level seperti ini, setiap pemain harus tampil maksimal di setiap fase permainan.

Dan saya rasa malam ini kami melakukan semuanya dengan baik. Selain memuji performa tim, Arteta memberikan apresiasi khusus kepada Victor Gyokeres, yang tampil gemilang dengan 2 gol dan dinobatkan sebagai pemain terbaik laga. Saya sangat senang untuk Victor, etos kerjanya, bagaimana dia menekan lawan, serta kontribusinya di setiap serangan membuatnya pantas mencetak gol.

Ia adalah contoh ideal bagi pemain depan modern. Kemenangan besar ini juga membuat dampak besar bagi posisi Arsenal di klasmen sementara fase Liga Champions. Dengan tambahan 3 poin, The Gunners kini mengoleksi 9 poin sempurna dari 3 pertandingan.

Mereka menyamai raihan PSG dan Inter Milan di papan atas klasmen. Ketiganya, bersaing ketat memperbutkan posisi puncak. Sementara Atletico Madrid tertahan di papan tengah dengan hasil 1 kemenangan dan 2 kekalahan.

Padahal galainya di malam yang sama, Inter Milan berhasil menghancurkan Union St. Gillois dengan skor 4-0. Sementara juara bertahan PSG menunjukkan dominasi mutlak dengan kemenangan mencolok 7-2 atas Bayer Leverkusen di Bayern Arena. Bagi Arsenal, kemenangan atas Atletico Madrid bukan hanya tentang tambahan 3 poin, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa mereka kini menjelma menjadi kekuatan besar di Eropa.

Di bawah asuhan Mikkel Arteta, The Gunners menunjukkan keseimbangan sempurna antara permainan menyerang yang atraktif dan disiplin taktik yang matang. Lini tengah yang solid berkat kombinasi Rice, Zubi Mendy dan Eze menjadi fondasi kokoh bagi kreatifitas lini depan yang diisi oleh Saka, Martinelli dan Diokeres. Kemampuan mereka memanfaatkan bola mati secara efektif juga menjadi aspek penting yang membedakan Arsenal dari banyak tim lainnya musim ini.

Kemenangan gemilang ini pun mengirim pesan keras kepada seluruh pesaing di Eropa bahwa Arsenal tidak lagi hanya menjadi tim yang berusaha bersaing, tetapi telah menjadi tim yang siap menantang siapapun untuk memperbutkan gelar juara.

lion mesdon
Oktober 22, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *