
Lensa Bola – Carlo Ancelotti lebih banyak mengandalkan pemain yang berkarir di Liga Inggris. Dari 25 pemain, tercatat 12 nama berasal dari klub Premier League, menegaskan dominasi kompetisi Inggris sebagai tempat berkembangnya mayoritas talenta terbaik Brasil saat ini. Nama-nama seperti Alisson Becker, Gabriel Magalhaes, Casemiro, Bruno Guimaraes, Lucas Paqueta, Matheus Cunha, Ricarlison, Joao Pedro hingga Estevao Willian menjadi tulang punggung squad yang tengah disiapkan.
Di luar itu, hanya ada satu wakil La Liga yaitu Rapinha dari Barcelona, serta satu wakil Serie A yaitu Wesley dari AS Roma. Selebihnya, tersebar di Liga Inggris, Liga Rusia, Liga Arab Saudi hingga kompetisi domestik Brasil. Keputusan Ancelotti untuk merombak squad dengan menepikan sejumlah nama besar sejatinya bisa dipahami.
Brasil telah memastikan tiket otomatis ke piala dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Saat ini, Brasil menempati peringkat ketiga kelas main sementara kualifikasi zona conmebol dengan 25 poin. Mereka berada di bawah Argentina dan Ecuador.
Koleksi poin tersebut sudah tidak mungkin lagi dikejar oleh Venezuela yang berada di batas zona playoff dengan 18 poin. Artinya, dua laga melawan Chile dan Bolivia hanyalah laga formalitas. Bagi Ancelotti, momen ini justru tepat untuk melakukan eksperimen, memberikan kesempatan kepada wajah-wajah baru sekaligus mengistirahatkan para pemain kunci yang membutuhkan waktu pemulihan.
Meski demikian, publik Brasil tetap mempertanyakan absennya dua ikon utama yaitu Neymar dan Vinicius. Ancelotti pun memberikan penjelasan. Untuk Neymar, kondisi fisik menjadi alasan utama.
Sang kapten terakhir kali tampil untuk Brasil pada Oktober 2023 sebelum dihantam cadara ligamen lutut serius. Setelah pulih, ia kembali ke Santas FC dan berusaha untuk membangun kebugaran. Namun, menurut laporan media Brasil, Neymar kembali mengalami gangguan pada otot pada saat latihan pekan lalu.
Ancelotti menegaskan bahwa cadara ini tidak tergolong serius. Tetapi, dengan status Brasil yang sudah lolos, tidak ada urgensi untuk memaksakan sang bintang. Neymar, kita tidak perlu mengujinya sekarang.
Semua orang tahu kualitasnya. Yang terpenting adalah dia kembali dengan kondisi fisik terbaik untuk membantu tim di Piala Dunia tahun depan. Sementara itu, Vinicius Junior juga dicoret meski kondisinya fit.
Penyerang sayap Real Madrid itu baru saja tampil gemilang di Piala Dunia Antarklub 2025 di mana ia menjadi salah satu pemain kunci keberhasilan Madrid tinggal lolos ke semifinal sebelum akhirnya disingkirkan oleh PSG. Namun, Vinicius mendapatkan hukuman skorsing untuk laga melawan Chile. Dari pada hanya membawanya untuk satu pertandingan melawan Bolivia di dataran tinggi lapas, yang penuh resiko dengan cadara, staf pelatih berhasil memilih untuk memberi waktu istirahat tambahan.
Ancelotti menilai langkah ini lebih bijak demi menjaga kondisi sang pemain untuk musim panjang yang baru saja dimulai. Selain absennya Neymar dan Vinicius, perhatian publik juga tertuju pada kembalinya Lucas Paqueta. Gelandang kreatif West Ham itu sebelumnya tersandung kasus dugaan keterlibatan dalam skandal taruhan pada 2024.
Setelah menjalani investigasi panjang, Komisi Independen Premier League akhirnya membebaskannya dari tuduhan, membuka jalan untuk kembali memperkuat Brasil. Paqueta terakhir kali bermain untuk Timnas pada November 2024, sehingga pemanggilan kali ini menjadi kesempatan baginya untuk kembali membuktikan diri sebagai salah satu motor serangan Brasil. Sementara itu, Joao Pedro dari Chelsea juga kembali dipanggil setelah penampilan impresifnya.
Striker berusia 23 tahun ini, bersinar di piala dunia antarklub 2025, mencetak tiga gol penting yang membawa Chelsea juara, termasuk dua gol ke Gawang Fluminense di semifinal dan satu gol di partai final melawan PSG. Ancelotti menilai, Pedro layak diberi kesempatan memperkuat Timnas dalam momentum positif karirnya. Secara garis besar, squad yang dipanggil Ancelotti memadukan pemain berpengalaman dengan talenta muda.
Kehadiran nama-nama seperti Ellison, Casemiro, dan Marquinhos, menjadi penyeimbang untuk pemain muda potensial seperti Estefao, Andres Santos, hingga Kaio Jorge. Estefao yang baru berusia 17 tahun, bahkan disebut-sebut sebagai salah satu permata generasi baru sepak bola Brasil. Dengan teknik tinggi dan kecepatan, ia digadang-gadang bisa menjadi penerus neymar di masa depan.
Selain itu, Ancelotti juga memanggil beberapa pemain yang tampil reguler di klub masing-masing, meskipun belum terlalu populer di level internasional, seperti Douglas Santos dan Luis Henrique dari Zenit, serta Fabrício Bruno dari Cruzeiro. Hal ini menunjukkan keinginan Ancelotti untuk memperluas opsi, menguji kedalaman squad, serta mencari kombinasi ideal sebelum Piala Dunia. Dengan status lima kali juara dunia, Brasil tentu membidik trofi Piala Dunia 2026.
Absennya nama-nama besar pada dua lagak kualifikasi terakhir ini, tidak bisa dilepaskan dari strategi jangka panjang Ancelotti. Ia ingin memastikan para pemain utama, khususnya Neymar dan Vinicius, memasuki turnamen dengan kondisi puncak, sembari memberi panggung bagi pemain-pemain yang masih berjuang menembus squad inti. Bagi publik Brasil, keputusan ini bisa memunculkan pro-contra.
Sebagian, mungkin kecewa tidak bisa melihat Neymar atau Vinicius di Maracana, stadion legendaris yang syarat sejarah. Namun di sisi lain, langkah ini bisa dipandang sebagai bagian dari proses regenerasi yang sangat dibutuhkan oleh tim Samba. Apalagi, dalam beberapa edisi terakhir, Brasil selalu gagal memenuhi ekspektasi di Piala Dunia.
Mereka terakhir kali meraih trofi pada 2002 di Korea-Jepang. Dengan Ancelotti dipucuk ke pemimpinan, publik berharap pengalaman panjang sang pelatih di level klub Eropa bisa menjadi pembeda untuk membawa Brasil kembali ke puncak dunia.