
Lensa Bola – Marcelino Ferdinand, Gelandang muda penuh talenta asal Indonesia, akhirnya menjalani debut resminya bersama dengan klub barunya A.S. Trencin dalam melanjutkan Liga Slovakia melawan FK Skalika pada Sabtu 18 Oktober 2025. Pertandingan yang berlangsung di Stadion Sihot Trencin itu, menjadi momen bersejarah bagi pemain berusia 21 tahun tersebut karena untuk pertama kalinya ia masuk squad utama dan langsung mendapatkan kesempatan tampil. Kehadirannya di squad Aswan Ricardo Monis, pelatih berkebangsaan Belanda yang memiliki darah keturunan Indonesia, menandai awal baru perjalanan karirnya di Eropa setelah beberapa waktu terakhir sempat menepi dari sorotan publik sepak bola Indonesia.
Marcelino, sejatinya baru tiba di Slovakia pada awal pekan, langsung mengikuti sesi latihan bersama dengan tim dan menunjukkan semangat serta adaptasi yang cepat terhadap gaya permainan klub barunya. Hanya dalam waktu kurang dari satu minggu, penampilannya di sesi latihan membuat pelatih Monis terkesan dan memberinya kesempatan bergabung dalam daftar susunan pemain menghadapi Skalika. Keputusan tersebut terbukti tepat, karena kehadiran Marcelino memberikan warna baru dalam permainan A.S. Trencin, terutama di lini tengah yang membutuhkan kreativitas dan mobilitas.
Pertandingan berjalan cukup ketat sejak awal. A.S. Trencin mendominasi penguasaan bola di babak pertama, namun belum mampu mencetak gol hingga turun minum. Marcelino yang duduk di bangku cadangan, tampak memperhatikan alur permainan dengan penuh fokus.
Memasuki babak kedua, Monis akhirnya memasukkan Marcelino untuk menggantikan Daylan Kam. Begitu menginjakan kaki di lapangan, pemain bernemer punggung tujuh itu langsung memperhatikan ciri khasnya. Tenang dalam penguasaan bola, Piyawai melakukan kombinasi umpan pendek dan berani melakukan penetrasi ke area berbahaya lawan.
Namun, pada menit ke-7-2, tim Tuan Rumah justru harus kebebolan lebih dulu. Pemain sekalika Erik Daniel mengirimkan umpan mendatar akurat ke dalam kotak penalti, yang langsung disambut oleh Adam Morok untuk membawa tim tamu unggul 1-0. Gol itu sempat membuat para pemain Trencin terkejut, tetapi mereka tidak menyerah begitu saja.
Tekanan demi tekanan dilancarkan, hingga akhirnya pada menit ke-8-3, A.S. Trencin berhasil menyemakkan kedudukan melalui sundulan Lukas Koiva setelah menerima umpan silang dari Sami Suleiman. Skor pun berubah menjadi 1-1 dan menghidupkan kembali semangat tim untuk mengejar kemenangan. Hanya semenit berselang, Marcelino hampir mencetak gol perdananya untuk A.S. Trencin.
Mendapatkan bola liar di dalam kotak penalti, ia langsung melepaskan tembakan keras. Tetapi sayang, arah bola melambung tinggi di atas Mister Gawang Skalica. Aksi berani itu memperlihatkan rasa percaya diri dan keinginan kuatnya untuk memberikan kontribusi nyata bagi tim.
Tak lama kemudian, pada menit ke-8-7, ia hampir mencatatkan asisst setelah mengirimkan umpan matang kepada Pepin Duisburg. Sayangnya, sepakan kerak Duisburg masih bisa ditepis oleh keeper sekalika yang tampil gemilang. Drama belum berhenti sampai di situ.
Pada menit-menit akhir pertandingan, tepatnya pada menit ke-90-3, A.S. Trencin mendapatkan peluang emas untuk membalikan keadaan setelah Wasid menunjuk titik putih akibat handsball salah satu back sekalika. Namun, nasib belum berpihak kepada tuan rumah. Eksekusi penalti yang dilakukan oleh Molik Jesikan berhasil digagalkan penjaga Gawang lawan.
Skor 1-1 pun bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Meskipun gagal meraih kemenangan, debut Marcelino tetap mendapatkan apresiasi tinggi dari rekan satu tim, pelatih dan media setempat. Menurut data statistik dari FootMob, Marcelino mencatatkan rating 6,8 dalam pertandingan tersebut.
Ia menjadi pemain dengan nilai tertinggi kedua di antara para pemain pengganti, hanya kalah dari Lucas Covaisa yang mencetak gol dan memperolah rating 7,6. Dalam waktu bermain selama 45 menit, Marcelino tampil cukup produktif dengan satu tembakan, tiga peluang tercipta, dan persentase umpan sukses mencapai 87 persen atau 13 umpan akurat dari total 15 percobaan. Selain itu, ia juga mencatatkan 23 sentuhan bola, dua di antaranya di area kotak penalti lawan, serta kontribusi defensif berupa dua intercept, dua kali recovery dan kemenangan dalam 2 dari 4 duel yang dijalani.
Catatan tersebut memperlihatkan keseimbangan antara peran offensif dan defensif yang dijalankan dengan baik. Debut di Milang ini menjadi pembuktian tersendiri bagi Marcelino setelah sebelumnya sempat absen dari squad Timnas Indonesia. Pada babak keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, pelatih Patrick Kluivert secara mengejutkan tidak memanggil Marcelino bersama beberapa pemain penting lainnya seperti Mess Hillgers, Rafael Struick, dan Ivar Jenner.
Keputusan tersebut memicu kontroversi di kalangan penggemar sepak bola Indonesia karena Marcelino dianggap sebagai salah satu pemain yang berperan besar dalam keberhasilan tim sebelumnya, termasuk ketika mencetak dua gol ke gawang Arab-Saudi dalam kemenangan 2-1 di Stadion Utama Gloria Bungkarno. Tanpa kehadiran Marcelino dan beberapa pemain kunci lainnya, Timnas Indonesia tampil kurang meyakinkan. Dalam dua pertandingan terakhir, Garuda harus menelan kekalahan 3-2 dari Arab-Saudi dan 1-0 dari Irak, yang akhirnya membuat Indonesia tersingkir dari kualifikasi.
Banyak pengamat berpendapat bahwa absennya Marcelino membuat lini tengah kehilangan kreatifitas dan kestabilan. Ia dikenal sebagai sosok yang mampu menjadi penghubung antara pertahanan dan serangan dengan distribusi bola yang cerdas dan visi permainan yang tajam. Kini, dengan performanya di Eropa, Marcelino berusaha membuktikan bahwa dirinya masih layak memperkuat Timnas Indonesia di masa depan.
Keputusannya bergabung dengan As Trencin bukan hanya langkah karir, tetapi juga bentuk dedikasi untuk terus berkembang dan mengasah kemampuannya di level lebih kompetitif. Adaptasi cepatnya terhadap sepak bola Eropa, yang dikenal keras dan menuntut kecepatan berpikir, menjadi bukti bahwa Marcelino memiliki mental dan profesionalisme yang tinggi. Pelatih Ricardo Moniz memberikan pujian tersendiri untuk pemain muda Indonesia itu.
Ia menilai Marcelino sebagai pemain dengan kecerdasan taktik di atas rata-rata dan kemampuan mengontrol tempo permainan yang luar biasa. Moniz juga menambahkan bahwa Marcelino memiliki potensi besar untuk menjadi bagian penting dari proyek jangka panjang As Trencin. Dengan disiplin, kerja keras dan kesempatan bermain lebih banyak tidak menutup kemungkinan bagi Marcelino untuk menjadi salah satu gelandang berpengaruh di Liga Slovakia.
Meski perjalanan Marcelino di As Trencin baru dimulai, performa debutnya memberikan gambaran bahwa ia siap menghadapi tantangan lebih besar. Ia tidak hanya bermain untuk mencari pengalaman, tetapi juga ingin membuktikan bahwa pemain Indonesia mampu bersaing di level internasional. Semangat dan profesionalismenya menjadi contoh bagi generasi muda bahwa kerja keras dan kesabaran dapat membuahkan hasil.






