
Lensa Bola – Klub-Klub raksasa eropa Di tengah gencarnya perburuan talenta muda oleh Klub-Klub raksasa Eropa, satu nama dari Yunani tiba-tiba muncul sebagai buah bibir, Christos Mouzakitis. Gelandang muda berusia 18 tahun ini, bukan hanya menjadi andalan kelop-raksasa Yunani Olympiakos, tetapi juga masuk radar Klub-Klub top Eropa seperti Arsenal, Manchester United, Aston Villa, AC Milan hingga Nottingham Forest. Tetapi, siapa sebenarnya bocah ajaib ini? Dan bagaimana kisahnya dari hampir kehilangan mata, hingga kini menjadi tumpuan harapan generasi emas sepak bola Yunani? Mouzakitis lahir di Atena pada 25 Desember 2006.
Entah kebetulan atau takdir, ia lahir tepat di hari Natal, hari yang dalam bahasa Yunani disebut sebagai Christogena, yang membuat nama depannya Christos terasa makin pas. Ia memulai karir sepak bolanya di kelop lokal kecil Heraklion Atika, di pinggiran kota Atena, tapi perjalanan awalnya bukan tanpa drama. Siapa sangka Mouzakitis awalnya adalah seorang keeper, namun di usia 7 tahun, nasibnya hampir berubah selamanya.
Saya cedera parah di bagian mata waktu kecil. Saat jadi keeper, bola menghentam langsung ke mata saya, hampir saja kehilangan penglihatan. Katanya dalam mewancara dengan gazeta, peristiwa itu kemudian mengubah jalur hidupnya.
Ia pun meninggalkan posisi penjaga gawang, dan mencoba berbagai posisi lain. Backyiri, pemain sayap, hingga akhirnya menemukan rumah sejati di lini tengah saat mulai bermain sepak bola 11 lawan 11. Pada usia 10 tahun, Mouzakitis direkrut oleh Olympiakos dari rival sekota Aek Atens.
Klub ini melihat potensi besar dalam dirinya, dan langsung membina sang bocah dengan serius. Salah satu momen berkesan dalam masa remajanya adalah saat ia menjadi ball boy dalam Laga Liga Champions di tengah pandemi COVID-19. Laga favoritnya saat Olympiakos menjamu Manchester City, yang saat itu diperkuat oleh Phil Foden, pemain yang juga kidal dan memiliki gaya bermain penuh kecerdasan.
Foden, mencetak satu-satunya gol di laga itu, dan Mouzakitis mengaku sangat terinspirasi. Saya ingin bermain seperti dia, kata Mouzakitis memuji Phil Foden. Olympiakos sendiri sedang dalam fase serius membangun akademi dan infrastruktur pemain muda.
Mouzakitis adalah salah satu yang paling diuntungkan dari proyek ini. Pada musim 2022-2023, (2:41) ia tampil untuk tim U17 dan usia 19 secara bersamaan. Mouzakitis mencatatkan 8 gol dan 2 asisst dari lini tengah dalam 22 laga usia 19.
Performa impresifnya membantu kedua tim meraih gelar juara. Musim berikutnya, Mouzakitis semakin bersinar saat memimpin Olympiakos menjuarai UFA Youth League 2024. Mereka mengalahkan AC 9-3-0 di final.
Mouzakitis mencetak satu gol dari titik putih dan tampil dominan di lini tengah. Ini menjadi prestasi bersejarah karena Olympiakos menjadi klub Yunani pertama yang memenangi kompetisi elite tersebut. Sukses di level usia muda membuat pelatih utama Jose Luis Mendilibar, yang pernah membawa Sevilla juara Liga Eropa, tak ragu memberikan Mouzakitis kesempatan.
Ia mulai diintegrasikan perlahan sejak pramusim, tapi semuanya berubah pada 29 September 2024. Saat Olympiakos menghadapi Antromitos di Liga Super Yunani, Mendilibar langsung menjadikannya sebagai starter. Mouzakitis tak menyanyiakan momen itu.
Ia mencetak asis untuk gol kedua dalam kemenangan 2-0. Dengan itu, ia menjadi pemain termuda ketiga sepanjang sejarah Super League Yunani yang tampil sebagai starter. Dan sejak saat itu, ia mulai mendapatkan kepercayaan lebih besar.
Terus bermain di Liga Eropa, kompetisi domestik, dan menjadi pilihan utama atau cadangan yang selalu masuk ke rotasi. Salah satu momen paling ikonik Mouzakitis sejauh ini terjadi di Piala Yunani saat Olympiakos menghadapi rival sekota Panantinaikos di leg kedua perempat final. Agregat 1-1, dan di menit ke-94, Olympiakos hampir tersingkir karena penalti Panantinaikos.
Tapi, sang ekskutor kemudian gagal. Bola langsung dibuang ke depan, terjadi kemelut, dan bola memantul keluar kotak penalti. Di sana, berdiri Mouzakitis.
Tanpa pikir panjang, Ia melepaskan tembakan voli melengkung yang menghujam gawang lawan. Gol itu membuat stadion meledak dan Mouzakitis resmi menjadi pahlawan. Pelatih Mendy Libar tak ragu untuk memberikan pujian.
Kalau cuma punya inspirasi tanpa skill, kamu nggak bakal bisa ngelakuin apa yang dia lakukan. Tapi dia punya dua-duanya, dan dia layak mendapatkan setiap menit bermain. Di bulan November 2024, Mouzakitis melakoni debut untuk timnas senior Yunani menjadi salah satu pemain termuda yang pernah bermain untuk mereka.
Ia adalah simbol dari kebangkitan sepak bola Yunani yang kini sedang panahin bintang muda. Dari Kostaoulas Sibebistuta, Zimas Siklosbaru, dan sekarang Mouzakitis si otak permainan. Bersama mereka, Yunani lolos ke defisi teratas Nation League dan berada di grup yang relatif mudah untuk kualifikasi piala dunia 2026.
Postur tubuhnya memang tak terlalu besar, sekitar 178 cm, dengan fisik yang terbilang ringan. Tapi gaya bermainnya membuat banyak orang membandingkannya dengan Luka Modric. Mouzakitis sendiri memang mengidolakan sosok legenda Kroasia itu.
Saya suka dia sejak kecil. Dia pemain cerdas, penting untuk timnya. Mouzakitis memang memiliki gravitasi rendah, kaki cepat, umpan terobosan tajam, dan visi bermain yang luar biasa.
Seperti Modric, ia tahu kapasitas kapan harus memainkan bola pendek ataupun panjang, tahu kapan melambatkan tempo, dan kapan harus menusuk kepertahanan lawan. Dengan performa seperti itu, tak heran jika banyak klub besar mulai menaruh minat kepadanya. Arsenal, Manchester United, AC Milan, Aston Villa hingga Nottingham Forest, yang kebetulan juga dimiliki oleh bos Olympiakos Evangelos Marinakis, kini sudah mulai bergerak.
Namun, Direktur Olympiakos Darko Kovacevic ingin Mouzakitis bertahan lebih lama. Ia pemain penting, musim ini dia pasti bertahan, dan saya harap bisa lebih lama lagi. Tapi, jika performanya terus meningkat, dan ia membawa Olympiakos juara Liga atau bersinar di Eropa ataupun Piala Dunia, kemungkinan ia pindah ke klub besar tidak bisa dihindari.
Perjalanan Mouzakitis adalah kisah tentang tekat, adaptasi, dan mimpi besar. Dari seorang anak kecil yang hampir kehilangan mata karena sepak bola, ia kini menjadi bintang muda yang bersinar terang di Eropa. Jika ia terus berkembang, menjaga fokus, dan menambah ketajaman di depan gawang, maka tidak mustahil menjadi ikon sepak bola Yunani berikutnya.
Mungkin, satu dekade dari sekarang, kita akan melihatnya mengangkat trofi besar di Eropa dengan cerita yang jauh lebih megah dari sekedar bakat muda Yunani.






