
Lensa Bola – Dalam dunia sepak bola modern, setiap pembelian besar selalu menjadi sorotan, terutama ketika melibatkan klub besar seperti Arsenal, yang dikenal berhati-hati dalam mengeluarkan dana besar untuk satu pemain. Musim panas ini, harapan besar publik tertuju pada Victor Gyokeres, penyerang asal Swedia yang direkrut dari Sporting Lisbon dengan mahar fantastis, yaitu mencapai 63 juta dolar. 3,2 juta ponsterling atau sekitar 65 juta euro.
Sebagai penyerang dengan catatan gol paling gacar di Eropa, Diokeres diproyeksikan menjadi jawaban Arsenal atas kebutuhan mereka kan sosok striker murni yang mampu mengkonversi peluang menjadi gol secara konsisten. Namun, laga debutnya di Liga Inggris justru menimbulkan tanda tanya besar. Debut Diokeres berlangsung di pertandingan besar melawan Manchester United di Old Trafford pada akhir pekan lalu.
Pertandingan ini sejatinya penuh tensi dan ekspektasi, bukan hanya karena rivalitas dua klub besar Inggris, tetapi juga karena sorotan kepada pemain baru Arsenal. Sayangnya, penampilan Gyokeres jauh dari kata meyakinkan. Bermain selama 59 menit sejak awal, striker berusia 27 tahun tersebut gagal memberikan kontribusi berarti di lini depan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Woods Court, Gyokeres bahkan tidak melepaskan satu pun tembakan ke arah gawang. Ia hanya melakukan 22 sentuhan bola dan catatan akurasi umpan yang hanya mencapai 44 persen, sebuah angka yang tergolong rendah untuk ukuran seorang penyerang top di level Premier League. Fakta inilah yang membuat sebagian pengamat mulai meragukan apakah Arsenal sudah mengambil keputusan tepat dengan menggelontorkan dana begitu besar untuk mendatangkannya.
Salah satu kritis datang dari mantan penyerang Premier League Troy Deeney. Ia berpendapat bahwa Diokeres bukanlah solusi yang dibutuhkan Arsenal untuk posisi nomor sembilan. Menurutnya, gaya bermain Diokeres terlihat kurang sesuai dengan pola serangan cepat dan dinamis yang kerap diterapkan oleh Michael Arteta.
Gyokeres, Buat saya bukan jawaban. Saya tahu ini baru satu pertandingan. Orang-orang akan bilang dia masih kurang latihan.
Tapi kalau Anda lihat pergerakannya, caranya berlari, itu belum terlihat menjanjikan. Ia bahkan memprediksi bahwa sepanjang musim ini, Arteta kemungkinan akan lebih sering mempercayakan Kai Havertz untuk memulai pertandingan sebagai penyerang dibandingkan Gyokeres. Komentar ini tentu menjadi sinyal awal bahwa Gyokeres akan menghadapi tekanan besar untuk segera membuktikan kualitasnya.
Namun, tidak semua analisis berfokus pada sisi negatif. Mantan bek legendaris Manchester United, Rio Ferdinand, memberikan sudut pandang yang berbeda. Menurutnya, terlalu Dini untuk menilai Gyokeres gagal hanya dari satu pertandingan.
Ia menekankan bahwa striker asal swedia tersebut membutuhkan waktu untuk beradaptasi baik dengan gaya bermain Arsenal maupun dengan kerasnya persaingan, meski sebelumnya pernah merumput di Premier League. Jika Anda melihatnya secara fisik, Gyokeres memiliki atribut untuk berlari dan membuka ruang di pertahanan lawan. Tapi pertanyaan terbesarnya adalah, apakah gaya itu akan benar-benar cocok dengan permainan Arsenal? Arsenal membutuhkan striker yang mampu menyelesaikan peluang di kotak penalti, dan itulah yang harus ditunjukkan Gyokeres.
Ia menegaskan bahwa keunggulan Diokeres adalah pada insting penyelesaian akhir, sehingga tim perlu memberi suplai bola matang agar potensinya bisa keluar maksimal. Oleh karena itu, menurut Ferdinand, menilai Gyokeres hanya dari satu laga jelas tidak adil. Meski demikian, fakta di lapangan menunjukkan bahwa Arsenal sebagai tim juga tampil kurang meyakinkan dalam laga tersebut.
Meski berhasil menang 1-0 lewat Ricardo Calafiore yang memanfaatkan situasi sepak pojok, The Gunners secara statistik kalah dominan dibandingkan Manchester United. Arsenal hanya mampu menciptakan sembilan tembakan sepanjang laga, dengan hanya tiga di antaranya yang mengarah tepat ke gawang. Sebaliknya, tuan rumah justru tampil agresif dengan mencatatkan 22 kali percobaan.
Performa Arsenal ini pun menuai kritik dari mantan pemain mereka Paul Merson, yang menilai tim Asuhan Arteta masih harus banyak berbenah terutama di sektor serangan. Mereka harus lebih baik lagi, karena itu jelas bukan penampilan terbaik. Arsenal kembali harus bergantung pada bola mati untuk mencetak gol, dan itu tidak bisa dijadikan kebiasaan.
Situasi ini menjadi semakin genting mengingat jadwal berat yang sudah menanti Arsenal. Dalam beberapa pekan ke depan, mereka akan menghadapi laga tandang kejuara bertahan Liverpool di Anfield, kemudian menjamu Manchester City di Emirates, serta menghadapi Newcastle United. Rangkaian pertandingan ini jelas akan menjadi ujian berat, tak hanya bagi Arteta dalam ramu strategi, tetapi juga bagi Gyokeres yang dituntut segera menunjukkan kualitasnya.
Merson juga menambahkan bahwa meski performa Arsenal di Old Trafford jauh dari sempurna, ada sisi positif yang bisa diambil. Kemenangan di kandang Manchester United, memberi modal berharga karena rival-rival utama mereka seperti Liverpool dan Manchester City juga harus menghadapi laga tandang di stadion yang sama. Menurut Merson, ini bisa menjadi keuntungan besar bagi Arsenal dalam persaingan papan atas sejak awal musim, asalkan mereka mampu memperbaiki performa dan lebih konsisten dalam menciptakan peluang.