Lensa Bola – Timnas Indonesia usia 17 menorehkan cerita membanggakan diajang piala dunia usia 17 2025 yang digelar di Qatar. Dalam laga terakhir fase grup, skuad Garuda Muda sukses menundukan Honduras dengan skor 21. Pertandingan ini menjadi salah satu duel paling krusial bagi anak asuk pelatih Nova Arianto yang berjuang mempertahankan asal lolos kebabak 32 besar.

Meski kemenangan tersebut memantik semangat besar di kubu Indonesia, secara matematis peluang untuk melangkah ke fase berikutnya masih sangat bergantung pada hasil dari grup-grup lain. Sejak peluit awal dibunyikan, timnas Indonesia U17 langsung tampil agresif dan mengambil alih penguasaan bola. Honduras sendiri bermain hati-hati dengan pola pertahanan rapat sambil sesekali mencoba menekan lewat serangan balik cepat.

Pertandingan berjalan sangat ketat dalam 10 menit pertama dengan kedua tim lebih banyak berduel di lini tengah. Meski Indonesia tampak lebih dominan dalam hal penguasaan bola, mereka masih kesulitan untuk menembus pertahanan rapat Honduras. Di menit ke-30, goli mencoba peruntungannya dengan tendangan keras dari tepi kotak penalty.

Namun, Valadares kembali sigap menepis bola. Sebaliknya, Honduras mendapatkan peluang berbahaya lewat tendangan bebas Daryl Oliva pada menit ke-35. Namun, Mike Rajasa, keeper Indonesia yang tampil tenang sepanjang laga, mampu menangkap bola dengan baik hingga babak pertama berakhir, skor tetap 0-0.

Meski unggul dalam dominasi permainan, Garuda muda belum mampu memanfaatkan peluang menjadi gol. Memasuki babak kedua, intensitas pertandingan semakin meningkat. Indonesia kembali menekan sejak menit awal dan akhirnya mendapatkan keuntungan besar di menit ke-52.

Mirjavi Jiratullah, dijatuhkan di kotak penalty setelah melakukan penetrasi cepat. Setelah meninjau ulang insiden melalui VAR atas permintaan ofisial Indonesia, Wasit memutuskan untuk memberikan hadiah penalty. Evandra Florasta yang dipercaya sebagai eksekutor, tampil tenang dan mengecoh keeper Valadares untuk membawa Indonesia unggul 1-0.

Gol ini menjadi pemecah kebuntuan sekaligus momen penting yang membangkitkan semangat tim. Namun, keunggulan tersebut tidak bertahan lama. Dua menit berselang, Honduras mendapatkan penalty setelah Puto Panji melakukan handsball di area terlarang.

Luis Suazo, maju sebagai eksekutor dan menuntaskan tugasnya dengan baik, membuat skor kembali imbang 1-1 di menit ke-54. Setelah gol balasan itu, pertandingan berjalan lebih terbuka. Kedua tim saling bertukar serangan dan menciptakan sejumlah peluang.

Indonesia tampil lebih disiplin dalam bertahan dan cepat melakukan transisi saat menyerang. Kerja keras Garuda muda akhirnya membuahkan hasil di menit ke-72. Fadli Alberto menjadi pahlawan dengan melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalty yang gagal diantisipasi oleh Valadares.

Gol indah tersebut membawa Indonesia kembali unggul 2-1 dan membuat para pemain di bangku cadangan melompat ke girangan. Honduras berusaha mengejar ketertinggalan di sisa waktu pertandingan, tetapi barisan pertahanan Indonesia yang dipimpin oleh Mike Rajasa dan Rafi Rashid tampil dengan solid, hingga peluit panjang dibunyikan, skor 2-1 tidak berubah. Kemenangan ini menjadi hasil penting bagi Indonesia, bukan hanya karena berhasil mengalahkan tim asal Amerika Tengah, tetapi juga sebagai bukti bahwa sifat bola usia muda Indonesia mampu bersaing di level dunia.

Meski meraih kemenangan, posisi Indonesia di kelasmen akhir grup belum cukup aman. Berdasarkan perhitungan poin dan selisih gol, Garuda muda masih harus menunggu hasil pertandingan dari grup lain untuk mengetahui nasib mereka. Beberapa tim sudah memastikan diri lolos ke babak 32 besar, antara lain adalah Italia, Afrika Selatan, Jepang, Portugal, Senegal, Kroasia, Argentina, Belgia, Venezuela, Inggris, Swiss, Korea Selatan, Jerman, Kolombia, Brasil, dan Zambia.

Selain itu, 8 tim lain seperti Amerika Serikat, Republik Ceko, Irlandia, Uzbekistan, Perancis, Kanada, Austria, dan Mali hampir pasti lolos karena menempati posisi 2 besar di grup masing-masing. Artinya, sisa 8 slot terakhir hanya akan diberikan kepada tim peringkat ketiga terbaik dari semua grup. Saat ini, posisi tersebut masih ditempati oleh Korea Utara, Maroko, Qatar, Burkina Faso, Tunisia, Paraguay, Arab Saudi, dan Meksiko.

Secara matematis, peluang Indonesia hanya terbuka jika terjadi skenario ekstrim, yaitu Paraguay dan Arab Saudi kalah telak di pertandingan terakhir mereka, sehingga selisih gol mereka turun drastis. Dengan kata lain, Indonesia kini bergantung pada keajaiban besar dari hasil pertandingan grup J dan grup L. Jika keajaiban itu tidak terjadi, perjuangan Garuda Muda akan berhenti di fase grup, meski menutup perjalanan dengan kemenangan. Sementara itu, kekalahan Honduras dari Indonesia memicu reaksi keras dari kalangan publik di media sosial negeri tersebut.

Banyak warganet Honduras meluapkan kekecewaannya karena tim nasional mereka harus kalah dari Indonesia, negara yang selama ini tidak dianggap sebagai kekuatan besar di sepak bola dunia. Beberapa komentar di media sosial bahkan menyoroti kegagalan Federasi Sepak Bola Honduras dalam menyiapkan tim muda mereka, yang pertama kali tereliminasi. Kalau saja Fenafut melakukan tugasnya dengan benar, hal-hal seperti ini tidak akan terjadi.

Siapa sih Indonesia di piala dunia? Mereka pergi ke Qatar tanpa arah yang jelas. Kalah dari Zambia dan kemudian dari Indonesia adalah kesalahan besar. Mereka bahkan tidak bisa mengendalikan bola.

Meski banyak kritik tajam, di sisi lain, beberapa penggemar netral justru memuji perkembangan pesat Indonesia. Mereka menilai, kemenangan ini adalah buah dari pembinaan usia muda yang semakin baik, terutama setelah Indonesia rutin mengikuti ajang internasional dalam beberapa tahun terakhir. Terlepas dari tipisnya peluang untuk melangkah ke babak 32 besar, kemenangan atas Honduras menjadi catatan berharga bagi timnas Indonesia U-17.

Pertandingan ini memperlihatkan kemajuan nyata dalam aspek taktik, mental, dan kedewasaan bermain. Pemain-pemain seperti Evandra Florasta, Mirjavi Jiratullah, dan Fadli Alberto, menunjukkan potensi luar biasa dalam mengeksekusi peluang di bawah tekanan tinggi. Sementara di lini belakang, Mike Rajasah, openbrowers, tampil tenang dan menunjukkan kemampuan membaca permainan yang baik, membuat pertahanan Indonesia tetap kokoh meski menghadapi tekanan di akhir laga.

Bagi pelatih Nova, hasil ini adalah bukti bahwa anak-anak muda Indonesia mulai mampu mengimbangi intensitas permainan negara-negara lain di level dunia. Kami bermain dengan hati. Anak-anak telah berjuang sekuat tenaga dan menunjukkan semangat luar biasa.

Hasil ini adalah hadiah untuk seluruh rakyat Indonesia. Apapun hasil akhirnya nanti perjalanan timnas Indonesia U-17 di Qatar akan dikenang sebagai tonggak penting dalam sejarah sepak bola nasional. Mereka bukan hanya mencatatkan kemenangan bersejarah atas Honduras, tetapi juga menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia punya generasi muda yang siap untuk bersaing.

Jika skenario ajaib membawa mereka ke babak 32 besar, itu akan menjadi bonus luar biasa. Namun jika tidak, pengalaman berharga di piala dunia U-17 2025 akan menjadi fondasi kuat bagi masa depan Garuda Muda.

lion mesdon
November 11, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *