Lensa BolaQualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Eropa, langsung menghadirkan kejutan besar di laga pembuka grup A, ketika Slovakia sukses menumbangkan raksasa sepak bola dunia Jerman dengan skor meyakinkan 2-0. Pertandingan ini menjadi sorotan dunia karena mempertemukan dua tim dengan tradisi sepak bola yang kontras. Jerman, yang dikenal sebagai tim langganan juara dan tak pernah gagal lolos ke piala dunia sepanjang sejarah mereka, tampil dengan skuad bertabur bintang di bawah arahan Julian Nagelsmann.

Pelatih berusia 38 tahun itu menurunkan formasi andalanya 4-2-3-1 dengan mengandalkan Joshua Kimmich di lini tengah sebagai pengatur serangan, Florian Wirtz sebagai motor kreativitas, dan Nick Woltemade untuk mengisi lini depan. Di sisi lain, Slovakia yang bertindak sebagai tuan rumah tidak mau tampil inferior. Pelatih Francesco Calzona menyiapkan taktik 4-3-3 yang mengandalkan kekuatan kolektif dan kecepatan serangan balik dengan Martin Dubravka di bawah Mister Gawang, Milan Skriniar sebagai palang pintu pertahanan, hingga David Strelek yang diharapkan menjadi ujung tombak.

Dengan dukungan penuh puluhan ribu supporter yang memenuhi stadion, Slovakia menunjukkan tekad besar untuk mematahkan dominasi Jerman di laga ini. Sejak peluit babak pertama dibunyikan, Slovakia langsung menampilkan permainan agresif yang mengejutkan tim tamu. Alih-alih bermain bertahan seperti banyak yang diprediksi, tim berjuluk Sokoli itu justru tampil menekan dengan serangan cepat dari kedua sayap.

Pada menit ke-2-1, Slovakia hampir membuka keunggulan lebih dulu melalui sundulan Leo Saer yang memanfaatkan umpan silang matang dari sisi kanan. Namun, Oliver Baumann yang dipercaya mengawal Gawang Jerman, berhasil melakukan penyelamatan Gemilang dengan menepis bola keluar lapangan. Meski peluang tersebut gagal berbuah gul, Slovakia tidak mengendurkan serangan.

Upaya mereka akhirnya membuahkan hasil di menit ke-4-2 ketika David Hancock memanfaatkan umpan matang dari David Strelek. Pemain yang berposisi sebagai back sayap itu dengan tenang menyontek bola menggunakan kaki kiri dari jarak dekat untuk menaklukkan Baumann. Gol tersebut suntak membuat stadion bergemuruh dan memotivasi Slovakia untuk terus bertahan dengan rapat hingga babak pertama usai dengan skor 1-0.

Memasuki babak kedua, Jerman mencoba bangkit dan menguasai jalannya pertandingan. Der Panzer langsung mendapatkan peluang emas di menit ke-4-8 melalui gelandang tangguh Leon Goretzka. Namun, sepakan kerasnya dari luar kotak penalti berhasil ditepis dengan gemilang oleh kiper Slovakia Martin Dubravka yang tampil luar biasa sepanjang laga.

Bukannya menyamakan kedudukan, Jerman harus kembali ke bobolan 7 menit kemudian. Pada menit ke-5-5, Slovakia memperlebar keunggulan menjadi 2-0 setelah David Strelek berhasil memanfaatkan umpan terukur dari Nobert Giomber. Gol kedua ini menjadi pukulan telak bagi Jerman yang kemudian kesulitan membongkar pertahanan rapat Slovakia.

Meski Jerman mendominasi penguasaan bola dan terus menekan di sisa waktu pertandingan, upaya mereka selalu kandas di kaki para bek Slovakia atau di tangan Dubravka. Hingga peluit panjang berbunyi, skor 2-0 untuk kemenangan Slovakia tetap bertahan. Hasil ini menjadi awal sempurna bagi Slovakia yang kini menempati posisi kedua klasmen grup A di bawah Irlandia Utara yang sebelumnya berhasil mengalahkan Luxemburg 3-1.

Sementara itu, Jerman harus menerima kenyataan pipe duduk di dasar klasmen meski status mereka sebagai peserta playoff sudah dipastikan berkat pencapaian di UFA National League. Kekalahan ini menambah panjang catatan buruk Jerman di laga internasional. Sejak kemenangan terakhir mereka atas Italia dengan skor 21 pada 21 Maret 2025, Der Panzer belum meraih kemenangan dalam lima laga beruntun, termasuk tiga kekalahan beruntun dan satu hasil imbang.

Salah satu kekalahan paling menyakitkan terjadi ketika mereka ditundukkan Portugal dengan skor 2-0. Kini, kekalahan dari Slovakia tidak hanya memperburuk tren negatif tersebut, tetapi juga menciptakan catatan sejarah kelam bagi Jerman. Untuk pertama kalinya dalam sejarah panjang mereka, Jerman kalah di pertandingan pembuka kualifikasi Piala Dunia.

 Kekalahan di Bratislava juga menjadi sinyal bahaya serius bagi Julian Nagelsmann yang kini berada di bawah tekanan besar untuk segera memperbaiki performa timnya. Tekanan terhadap Nagelsmann semakin besar ketika rekor statistiknya dibandingkan dengan pendahulunya Hansi Flick. Dalam 24 pertandingan bersama dengan Timnas, Nagelsmann mencatatkan 12 kemenangan dan 6 kekalahan, angka yang nyaris identik dengan Flick, yang mencatatkan 12 kemenangan dan 6 kekalahan dari 25 pertandingan sebelum menjadi pelatih Jerman pertama yang dipecat.

Kesamaan catatan ini memperlihatkan bahwa pergantian pelatih belum menjadi solusi atas masalah mendasar yang telah lama menghantui Jerman. Banyak pihak menilai bahwa kekalahan ini adalah gejala penyakit kronis yang telah menggerogoti kejayaan Jerman hampir satu dekade terakhir. Penurunan kualitas Timnas mulai terlihat sejak kegagalan mereka di Piala Dunia 2018 ketika tersingkir di fase grup, disusul hasil buruk Piala Dunia 2022, serta kekalahan memalukan 0-6 dari Spanyol di ajang UFA National League pada 2020.

Analis sepak bola menyoroti kelemahan Jerman yang mencolok, terutama di lini pertahanan yang dinilai mengerikan jika dibandingkan dengan era kejayaan mereka satu dekade lalu. Para penggemar bahkan mulai melihat kekalahan dari Slovakia bukan lagi sebuah kejutan, tetapi konfirmasi dari tren penurunan yang sistematis. Selain itu, terdapat kritik terhadap federasi sepak bola Jerman yang dinilai arogan setelah mengumumkan jadwal laga persahabatan melawan Pantai Gading pada Maret 2026 dengan asumsi bahwa Jerman akan lolos langsung ke Piala Dunia.

Padahal, laga itu dijadwalkan bertepatan dengan kemungkinan jadwal playoff. Keputusan tersebut kini tampak sebagai langkah yang terlalu percaya diri dan justru mempermalukan federasi. Hasil di Bratislava juga meruntuhkan rekor impresif Jerman di kualifikasi.

Kekalahan ini menandai akhir dari catatan tak terkelahkan Jerman di laga tandang kualifikasi Piala Dunia yang telah bertahan lebih dari setengah abad. Sebelumnya, mereka mencatatkan 51 pertandingan tanpa kekalahan di laga tandang dengan 41 kemenangan dan 10 hasil imbang. Lebih dari sekedar catatan statistik, rekor tersebut juga membentuk aura dominasi psikologis Jerman terhadap lawan-lawannya.

Kini, runtuhnya rekor tersebut menandai berakhirnya era keangkaran Jerman di ajang kualifikasi. Selain itu, kekalahan ini juga menjadi yang pertama bagi mereka di laga pembuka kualifikasi sepanjang sejarah. Slovakia pun bergabung dengan daftar eksklusif negara yang mampu mengalahkan Jerman di ajang kualifikasi Piala Dunia.

Sepanjang sejarah, ini baru kekalahan keempat Jerman di babak kualifikasi, baik laga kandang maupun tandang. Fakta tersebut menegaskan betapa bersejarahnya kemenangan Slovakia sekaligus mempertegas bahwa dominasi Jerman di kualifikasi kini mulai memudar. Bagi Slovakia, kemenangan ini adalah bukti bahwa mereka bisa bersaing di level tertinggi.

Mereka kini ada di posisi dua grup A di bawah Irlandia Utara, sementara Jerman di posisi juru kunci di bawah Luxemburg. Dengan performa gembilang Dubravka di bawah Mistar dan kontribusi pemain seperti Strelek dan Hanko, mereka berhasil menampilkan permainan disiplin dan efisien. Sementara bagi Jerman, hasil ini menjadi alarm keras bahwa regenerasi sekuat dan reformasi taktik mutlak diperlukan jika ingin mengembalikan kejayaan.

Dengan jadwal kualifikasi yang masih panjang, Nigelesman memiliki pekerjaan rumah besar untuk membangkitkan kembali semangat juang Derpanzer agar tidak terperosok lebih jauh. Di pertandingan berikutnya, Florian Wirtz dan kawan-kawan akan menghadapi Irlandia Utara hari Senin 8 September binihari waktu Indonesia Barat.

lion mesdon
September 11, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *