Lensa Bola – Tim nasional Belanda memastikan langkah mereka menuju putaran final piala dunia 2026 setelah meraih kemenangan meyakinkan atas Lithuania dalam laga terakhir grup G qualifikasi zona Eropa. Pertandingan yang berlangsung di Johan Cruyff Arena ini sebenarnya tidak memberi tekanan besar kepada Belanda karena mereka hanya membutuhkan hasil imbang untuk mengamankan tiket keputaran final. Sebelum laga digelar, Belanda kokoh memimpin klasmen dengan keunggulan 7 poin atas Polandia sehingga posisi mereka relatif aman.

Meski demikian, squad Asuhan Ronald Koeman memilih untuk tetap tampil menyerang dan menutup pertandingan dengan kemenangan telah 4-0. Sebuah hasil yang tidak hanya mengunci posisi mereka sebagai juara grup tetapi juga memperlihatkan kualitas tim yang siap bersaing di level tertinggi. Sejak menit pertama, Belanda langsung memperlihatkan intensitas tinggi.

Koeman menurunkan para pemain inti seperti Virgil van Dijk, Nathan Ake, Franky de Jong, Tijani Reinders, Memphis Depay, Cody Gakpo dan Donyel Malen. Kombinasi ini menjadi sinyal bahwa Belanda ingin menutup kualifikasi dengan penampilan impresif. Peluang pertama lahir pada menit ke-9 ketika Donyel Malen menerima bola hasil skema tendangan bebas dan melepaskan tembakan keras dari jarak dekat.

Namun, keeper Lituania Edvinas Gertmonas tampil gembilang untuk menepis bola tersebut. Dua menit kemudian, Cody Gakpo mendapatkan kesempatan emas melalui sundulan. Tetapi, Gertmonas kembali menjadi tembok kokoh yang menggagalkan upaya tersebut.

Tekanan yang terus dilancarkan Belanda akhirnya berbuah hasil pada menit ke-16. Franky de Jong mengirimkan umpan terobosan ke dalam kotak penalti yang disambut Tijjani Reijnders dengan sepakan terukur ketiang jauh. Gol ini membuka jalan bagi dominasi Belanda dan meningkatkan tempo permainan.

Hanya dua menit berselang, Van Dijk hampir menggandakan keunggulan lewat sundulan dari situasi sepak pojok. Tetapi, Gertmonas lagi-lagi berhasil menepis bola. Pada menit ke-30, Reinders nyaris mencetak gol kedua setelah melakukan aksi individu menawan, melewati dua pemain lawan, dan melepaskan tembakan dari tepi kotak penalti.

Sayangnya, bola membentur tiang gawang. Peluang berikutnya datang dari jurian timber pada menit ke-37 ketika ia menyambut umpan silang dengan sontekan jarak dekat. Namun, tembakan itu membentur kaki Gertmonas dan melebar.

Hingga babak pertama berakhir, Belanda unggul 1-0 meski seharusnya bisa mencetak lebih banyak gol mengingat dominasi yang mereka lakukan. Begitu babak kedua dimulai, Belanda meningkatkan ritme permainan dan menambah 3 gol hanya dalam waktu 4 menit. Menit ke-58, Wasid menghadiahkan penalti kepada Belanda setelah kodi Gakpo dijatuhkan di kotak terlarang.

Gakpo yang maju sebagai eksekutor, menjalankan tugasnya dengan sempurna, membawa Belanda unggul 2-0. Dua menit kemudian, Xavi Simons mencetak gol ketiga melalui sepakan keras dari tengah kotak penalti yang tidak mampu dijangkau keeper Lituania. Masuk menit ke-62, giliran Donyel Malan yang mencatatkan namanya di papan skor.

Ia menerima bola di area kanan kotak penalti dan melepaskan tembakan ke pojok kanan Gawang, membuat skor berubah menjadi 4-0. Setelah unggul 4 gol, Belanda mengurangi tekanan untuk menjaga kebugaran para pemain dan mengontrol jalannya pertandingan. Meski berada di bawah tekanan sepanjang laga, Lituania sempat menciptakan peluang emas melalui sundulan markas Beneta yang melayang tipis di atas Mister Gawang.

Namun, itu menjadi satu-satunya ancaman serius yang mampu mereka hasilkan. Belanda tetap memegang kendali penuh hingga peluit akhir dibunyikan. Kemenangan ini memastikan mereka menyelesaikan kualifikasi sebagai juara grup G dengan mengoleksi 20 poin dari 8 pertandingan.

Lituania harus puas menjadi juru kunci, sementara Polandia menempati posisi kedua dengan 17 poin. Dibalik kemenangan Belanda, perhatian publik juga tertuju pada penampilan impresif Tijani Reinders. Gelandang yang memiliki darah Indonesia dari garis ibunya itu bukan hanya tampil solid, tetapi juga menjadi penggerak utama permainan Belanda sepanjang pertandingan.

Dalam berbagai kesempatan, Reinders mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki pengaruh kuat dalam identitas dirinya. Ia menjelaskan bahwa ibunya Angelina Lekatompessy berasal dari Maluku, sementara ayahnya Martin Reinders adalah mantan pesepak bola Belanda. Kedua kultur itu melekat kuat dalam dirinya dan saudaranya Eliano Reinders.

Menurutnya, budaya Belanda mengajarinya untuk tetap membumi, sedangkan budaya Indonesia menanamkan rasa bangga terhadap pencapaian diri. Kisah keluarga Reinders menarik perhatian publik sepak bola Indonesia karena PSSI sempat berupaya merekrut kedua bersaudara tersebut dalam program naturalisasi. Namun, Tijani memilih untuk tetap membela Belanda, sebuah keputusan yang sejalan dengan peluang besar yang ia miliki di level Eropa.

Sementara itu, Eliano Reinders memilih bergabung dengan timnas Indonesia dan telah menjalani debutnya bersama dengan sekuat Garuda. Sayangnya, harapan melihat kedua bersaudara ini saling berhadapan di Piala Dunia 2026 harus tertunda karena Indonesia lebih dulu tersinggir dari kualifikasi zona Asia. Secara keseluruhan, kemenangan telak atas Lithuania bukan hanya menegaskan kekuatan Belanda dalam kualifikasi, tetapi juga menunjukkan kesiapan mereka menghadapi turnamen utama.

Dengan kedalaman sekuat yang mumpuni, kualitas individu para pemain, serta perpaduan talenta muda seperti Simons dan Reinders, Belanda tampak memiliki fondasi kuat untuk bersaing di Piala Dunia mendatang. Performa konsisten sepanjang kualifikasi menjadi modal berharga, sementara kisah personal para pemain seperti Reinders turut menambah kedalaman narasi yang mengiringi perjalanan The Orange menuju panggung dunia.

lion mesdon
November 18, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *