
Lensa Bola – BRI Super League Indonesia musim 2025-2026 resmi bergulir pada 8 Agustus 2025. Kedatangan pemain-pemain baru, menghadirkan euforia baru di kalangan pecinta sepak bola tanah air. Kompetisi kastat tertinggi ini menjadi sorotan, bukan hanya karena perubahan format dan branding liga, tetapi juga karena aktivitas transfer besar-besaran sejumlah klub papan atas.
Salah satu tim yang paling mencuri perhatian adalah Dewa United yang dikenal sebagai klub dengan belanja pemain paling fantastis pada musim ini. Dengan julukan klub sultan, mereka tak segan menggelontorkan dana besar untuk mendatangkan pemain-pemain berkualitas demi ambisi meraih prestasi. Menurut data dari Transfer Market, Dewa United tercatat sebagai klub dengan nilai pasar sekuat tertinggi di Indonesia yaitu 95,34 miliar rupiah.
Beberapa nama top berhasil dibayang ketangsel, mulai dari pemain lokal berpengalaman seperti Stefano Lillipali, Edu Febriansah, Riki Kambuaya, Egy Maulana Vikri, Wahyu Prasetyo, hingga sosok striker muda naturalisasi Rafael Struick. Dari sisi pemain asing, mereka juga diperkuat oleh nama-nama beken seperti Nick Kuipers, Hugo Gomez, Alexis Messidoro, Taiseh Marukawa, dan Alex Martins yang punya rekam jejak mentereng di sepak bola Indonesia. Ekspektasi pun melambung tinggi, dengan kedalaman sekuat yang merata di setiap lini, publik meyakini Dewa United bakal menjadi salah satu kandidat kuat juara di musim ini.
Tak hanya itu, penampilan mereka di ajang Pramusim Piala Presiden 2025 juga cukup menjanjikan. Meskipun gagal meraih trofi, Dewa mampu finish di posisi ketiga setelah mengalahkan tim Liga Indonesia All-Star. Sebuah pencapaian yang kian mempertegas status mereka sebagai tim papan atas.
Namun, apa yang terjadi di awal musim justru diluar dugaan. Dalam dua laga pertama Super League 2025-2026, Dewa United tampil melempem. Alih-alih membuka kompetisi dengan kemenangan, mereka malah menelan dua kekalahan beruntun.
Pada laga perdana, Dewa dipermalukan Malut United dikandang sendiri dengan skor 1-3. Kekalahan ini jelas mengejutkan sebab Malut datang dengan status underdog, sementara Dewa United dipandang sebagai favorit. Lukas semakin dalam ketika pada pekan kedua mereka kembali takluk.
Kali ini dari semen padang dengan skor 0-2 yang membuat ironis, perbandingan dengan musim lalu sangatlah kontras. Pada edisi 2024-2025, Dewa United dua kali menggila semen padang dengan skor telak 8-1 ditandang dan skor 6-0 dikandang. Kini, situasinya berbalik 180 derajat.
Pertahanan rapat semen padang berhasil mematikan kreativitas lini serang Dewa United, sementara barisan belakang Dewa sendiri justru tampil kropos. Hasil ini membuat status mereka sebagai klub mewah mulai dipertanyakan. Pelatihan Jan Olde Riekerink pun tidak menutup mata terhadap situasi pelik ini.
Dalam wawancara resmi klub, ia mengakui bahwa lawan-lawan kini sudah lebih siap menghadapi gaya bermain Dewa United. Musim lalu kami datang sebagai kuda hitam, sehingga banyak tim memberikan ruang. Sekarang berbeda, semua lawan sudah beradaptasi dengan permainan kami.
Ia menambahkan bahwa seluruh pemain dan staf pelatih tengah mencari solusi agar tim bisa segera bangkit dari keterpurukan. Dari dua laga awal, masalah terbesar Dewa United tampak jelas. Lini depan yang diharapkan menjadi mesin gol justru mandul.
Alex Martins, top skor musim lalu, belum mampu menunjukkan ketajamannya. Ia kerap mendapatkan pengawalan ketat dari bek lawan sehingga sulit mengeksekusi peluang. Sementara itu, kontribusi pemain baru seperti Rafael Struick juga belum terlihat signifikan.
Menurut pengamat sepak bola Indonesia, Akmal Marhali, Struick datang ke Indonesia dalam kondisi tidak ideal. Minimnya menit bermain bersama dengan Bruce Benderor di Liga Australia membuat performanya belum optimal. Akmal menilai, Struick perlu meningkatkan kebugaran dan konsistensi agar bisa mendapatkan kepercayaan lebih dari pelatih.
Selain lini depan yang tumpul, barisan pertahanan Dewa juga bermasalah. Meski diperkuat back tangguh seperti Nick Kuipers, koordinasi di lini belakang masih jauh dari kata solid. Kuipers terlihat kesulitan beradaptasi dengan pasangan bek barunya sehingga celah di pertahanan sering dimanfaatkan oleh lawan.
Situasi ini membuat Dewa United sudah kebobolan 5 gol hanya dalam 2 pertandingan. Start buruk ini tentu menjadi pukulan telak bagi manajemen dan supporter. Dengan 0 poin, Dewa United kini tercacer di posisi 16 klasmen sementara berada di zona merah bersama dengan PSB Sbiak dan Persikata.
Padahal dengan materi pemain yang mewah, mereka seharusnya bisa bersaing di papan atas. Tantangan berikutnya juga tak kalah berat. Pada 22 Agustus 2025, Dewa United dijadwalkan menjamu Persik kediri.
Laga ini dianggap sebagai momentum kebangkitan karena Persik relatif lebih lemah dibandingkan dengan lawan sebelumnya. Namun satu pekan kemudian, ujian serius juga menanti. Mereka akan menghadapi Persija Jakarta pada 29 Agustus 2025.