
Lensa Bola – Piala AFF Usia 23 2025 menyajikan berbagai kisah menarik. Salah satunya datang dari laga hidup mati antara timnas Indonesia U23 melawan Malaysia U23 yang digelar di stadion utama Glora Bung Karno, Jakarta. Pertandingan terakhir fase grup A itu berakhir dengan hasil imbang tanpa gol.
Sebuah hasil yang cukup untuk mengantarkan Indonesia lolos ke semifinal sebagai juara grup. Sekaligus, menyingkirkan Malaysia yang hanya finish di posisi ketiga dengan raihan 4 poin. Namun, dibalik hasil pertandingan yang menegangkan itu, perhatian publik justru tertuju pada sosok Aysar Hadi, gelandang Malaysia yang dianggap tampil mencolok bukan hanya karena kontribusinya di lapangan, tetapi juga karena kontroversi yang menyertainya.
Aysar Hadi menjadi bahan perbincangan hangat usai pertandingan. Paras dan postur tubuh pemain yang kini memperkuat Johor Darul Ta’zim 2 itu dianggap terlalu dewasa untuk ukuran pemain berusia di bawah 23 tahun. Kecurigaan ini bukanlah kali pertama muncul.
Pada 2022 lalu, media Vietnam The Tau 247 juga pernah menyerati keapsahan usia Aysar saat Malaysia usia 19 mengalahkan Vietnam di semifinal piala AFF U19 dan kemudian keluar sebagai juara. Saat itu, Aysar bahkan dinobatkan sebagai pemain terbaik turnamen, sehingga mencuatkan kembali isu terkait kemungkinan pencurian umur. Namun, berdasarkan data dari situs transfer market, Aisar Hadi lahir pada 4 September 2003.
Itu artinya, saat mengikuti piala AFF U23 2025 ini, usianya belum genap 22 tahun dan secara regulasi sah untuk berpartisipasi. Media Malaysia Harian Metro turut membela Aysar. Mereka menegaskan bahwa tidak ada pelanggaran usia dalam kasus ini.
Lebih lanjut, media tersebut menyeroti kontribusi Aisar dalam pertandingan melawan Indonesia. Ia disebut memainkan peran penting dalam menahan gempuran serangan dari Garuda Muda selama 90 menit pertandingan. Meski begitu, Aysar juga tak luput dari kritik atas tindakannya di lapangan.
Dalam lagak kontra Indonesia, pemain asal Selangor itu mendapatkan kartu kuning usia yang melakukan pelanggaran keras terhadap Jens Raven pada menit ke-7. Meskipun pada akhirnya tidak berdampak pada hasil pertandingan, kejadian tersebut menambah daftar kontroversi yang melekat pada nama Aysar Hadi sepanjang turnamen ini. Dibalik segala kontroversi itu, Aisar Hadi tetaplah seorang pemain muda potensial yang menjanjikan masa depan cerah.
Ia merupakan produk Akademi JDT dan sudah mencuri perhatian sejak debutnya bersama dengan tim senior JDT di musim 2021-2022. Saat itu, ia berhasil mencatatkan 16 penampilan meski belum menyembangkan gol. Meski kontribusinya tidak terlihat dalam statistik gol dan asisst, kehadiran Aisar di lini tengah sangat terasa.
Ia dikenal sebagai gelandang yang komplit, mampu menjalankan peran bertahan maupun menyerang dengan sama baiknya. Kadir Aisar mencuat di tingkat regional saat membela timnas Malaysia U19 diajang piala AFF U19 2022 yang juga digelar di Indonesia. Dalam turnamen tersebut, ia tampil dalam 4 pertandingan dan sukses membawa timnya menjadi juara.
Tak hanya itu, performa impresifnya mengantarkannya meraih penghargaan sebagai pemain terbaik turnamen. Kembali ke piala AFF U23 2025, hasil imbang tanpa gol antara Indonesia dan Malaysia memang cukup untuk mengantarkan Garuda Muda ke semifinal. Indonesia lolos dengan 7 poin dari 3 pertandingan, setelah sebelumnya sukses menaklukan Brunei Darussalam dengan skor mencolok 8-0 dan mengalahkan Filipina dengan skor tipis 1-0.
Sementara Malaysia hanya meraih 4 poin dari 3 laga dan harus puas berada di peringkat ketiga grup A di bawah Indonesia dan Filipina. Dengan demikian, Harimau Muda harus angkat kaki lebih awal dari kompetisi. Babak semifinal akan mempertemukan Indonesia dengan Thailand, sedangkan Vietnam yang memuncaki grup B akan bersua dengan Filipina sebagai runner-up terbaik.
Kisah Aisar Hadi dalam turnamen ini menjadi pengingat bahwa sepak bola usia muda tak hanya soal skor akhir atau trofi semata, tetapi juga membentuk karakter dalam menghadapi tantangan baik dari dalam maupun luar lapangan. Aisar menunjukkan bahwa di tengah berbagai tudingan dan tekanan, ia mampu tampil konsisten dan memberikan kontribusi untuk timnya. Apresiasi maupun kritik menjadi bagian dari perjalanan seorang pemain sepak bola dan bagaimana seorang pemain meresponsnya akan menentukan seberapa jauh ia bisa melangkah dalam karir profesionalnya.
Dengan usia yang masih sangat muda dan pengalaman yang sudah mulai menumpuk, Aysar Hadi diyakini masih memiliki banyak potensi yang bisa digali. Performa stabil dan kedewasaan dalam mengelola tekanan bisa menjadi modal penting baginya untuk menembus tim utama JDT atau bahkan mendapatkan panggilan ke timnas senior Malaysia dalam waktu dekat. Dalam landscape sepak bola Asia Tenggara yang terus berkembang, figur seperti Aisar sangat dibutuhkan.
Pemain yang bukan hanya kuat secara teknis, tetapi juga matang secara mental.