
Lensa Bola – Manchester United, tengah menikmati momentum positif setelah sempat tersandung di awal musim 2025-2026. Di bawah asuan Ruben Amorim, performa Setan Merah mulai menunjukkan tanda-tanda stabilitas dan konsistensi yang selama ini mereka cari. Tiga kemenangan beruntun di ajang Premier League, menjadi bukti bahwa arah permainan yang diusung Amorim mulai membuahkan hasil nyata.
Setelah terseok-seok pada pekan-pekan awal, kini Manchester United menang atas Sunderland dengan skor 2-0, menundukkan Liverpool 2-1, dan mengatasi perlawanan Brighton dengan skor 4-2. Rangkaian hasil positif itu memperlihatkan perkembangan signifikan dalam performa tim, baik secara taktik maupun mental. Ruben Amorim tampaknya telah menemukan formula permainan yang sesuai dengan karakter para pemainnya.
Ia mengombinasikan penguasaan bola cepat dengan pressing intensitas tinggi, gaya yang memang menjadi ciri khasnya sejak melatih sporting CP. Pola ini membuat Manchester United bermain lebih hidup dan agresif, tidak hanya mengandalkan serangan balik, tetapi juga mampu mengontrol tempo pertandingan. Perubahan tersebut berdampak besar pada peningkatan performa sejumlah pemain.
Bryan Mbuemo, yang sebelumnya sempat diragukan, kini tampil lebih tajam dan efektif di sisi kanan. Ahmad Bialo juga mulai menemukan ritmenya dengan kontribusi berupa goal dan asis. Casemiro kembali memimpin lini tengah dengan ketenangan dan pengalaman, sedangkan Harry Maguire tampil lebih disiplin dalam menjaga pertahanan.
Berkat trend positif ini, Manchester United berhasil merangsang kepapan atas kelas men sementara Premier League. Kondisi ini tentu menjadi sinyal kebangkitan penting setelah performa tidak konsisten di awal musim. Para pendukung pun mulai kembali menaruh optimisme bahwa Ruben Amorim mampu membawa klub menuju arah yang lebih baik.
Namun, dibalik trend kemenangan yang mengembirakan, Manchester United dihadapkan pada potensi krisis besar menjelang akhir tahun 2025. Ialah Afrika 2025 yang dijadwalkan berlangsung dari 21 Desember 2025 hingga 18 Januari 2026 bisa menjadi mimpi buruk bagi Amorim dan timnya. Tiga pemain kunci berpotensi absen karena panggilan membela negaranya masing-masing di turnamen tersebut.
Bryan Mbuemo bersama Cameroon, Ahmad Diallo dengan Pantai Gading, dan Nusir Mazerawi yang memperkuat Maroko. Ketiga negara tersebut telah memastikan diri lalas ke turnamen paling bergensi di benua Afrika itu. Bagi klub-klub Eropa, terutama di Premier League, ajang piala Afrika memang kerap menjadi masalah klasik.
Turnamen tersebut berlangsung di tengah musim kompetisi Eropa yang padat, sehingga banyak klub kehilangan pemain penting di periode krusial. Dalam konteks Manchester United, absennya tiga pemain tersebut berpotensi mengacaukan keseimbangan taktik yang selama ini mulai berjalan dengan baik. Ketiganya, memainkan peran vital dalam sistem rubean Amorim, Beumo dan Ahmad Diallo di sisi kanan serangan, serta Mazerawi sebagai back sayap yang juga mampu mendukung fase build up dari belakang.
Apabila skenario terburuk terjadi, di mana Kamerun, Pantai Gading dan Maroko melaju hingga ke babak final, maka ketiganya berpotensi absen dalam tujuh pertandingan Manchester United. Kehilangan itu tidak hanya akan berpengaruh terhadap hasil pertandingan, tetapi juga pada ritme permainan dan koordinasi antarlini. Situasi menjadi lebih pelik karena ketiga pemain tersebut beroperasi di sektor kanan lapangan.
Mazraoui kerap dimainkan sebagai back kanan atau wing back kanan, sedangkan Beumo dan Ahmad Diallo menjadi duet sayap kanan yang dinamis dan kreatif. Absennya ketiganya bisa menciptakan ketidakseimbangan dalam serangan dan memperlemah sistem bertahan di sisi tersebut. Memang, Amorim masih memiliki beberapa alternatif seperti Diogo Dalot dan Aiden Heaven untuk menggantikan Mazraoui.
Namun dari sisi kualitas dan kontribusi terhadap skema menyerang, keduanya belum sepenuhnya sepadan. Sementara itu, kehilangan Beumo dan Ahmad Diallo pada waktu yang sama bisa menjadi masalah yang serius. Keduanya memiliki kemistri yang kuat di lapangan dan menjadi motor serangan utama di sisi kanan.
Mereka mampu saling melengkapi dengan kombinasi kecepatan, umpan silang akurat dan kemampuan menembus pertahanan lawan. Kehilangan keduanya akan membuat MU kehilangan variasi dalam serangan, apalagi jika pemain pelapis belum memiliki pengalaman yang cukup. Di tengah potensi krisis tersebut, Manchester United masih harus fokus menghadapi jadwal Premier League yang padat.
Ujian terdekat adalah laga tandang melawan Nottingham Forest di City Ground pada Sabtu 1 November mendatang. Secara kualitas pemain, setan merah seharusnya lebih unggul. Namun, data menunjukkan bahwa Nottingham Forest kerap menjadi lawan yang sulit ditaklukan.
Berdasarkan catatan transfer market, Manchester United tercatat selalu kalah dalam 3 pertemuan terakhir melawan Nottingham Forest di Liga Inggris. Catatan itu tentu menjadi peringatan keras bagi Amorim agar tidak menganggap enteng lawan. Meski demikian, kondisi Nottingham Forest saat ini tidak sedang baik-baik saja.
Tim Aswan Seandice tampil inkonsisten sepanjang musim ini. Dari 9 pertandingan yang telah dijalani, mereka hanya meraih 1 kemenangan, 2 hasil imbang, dan 6 kekalahan. Dengan hanya mengumpulkan 5 poin, Nottingham Forest terpuruk di posisi ke-8 klasmen sementara atau zona degradasi.
Mereka hanya umbul dari 2 tim, yaitu Asham United dan Wolverhampton Wanderers. Performa yang buruk itu membuat kepercayaan diri sekuat Aswan Seandice menurun dan tekanan besar kini berada di pundak mereka untuk bangkit. Bagi Manchester United, kondisi tersebut bisa menjadi peluang emas untuk memperpanjang rekor kemenangan menjadi 4 laga beruntun.
Namun, Amorim tidak boleh lengah. Nottingham Forest dikenal sebagai tim yang berbahaya ketika bermain di kandang sendiri. Mereka memiliki pemain-pemain cepat dengan fisik yang luar biasa yang bisa memanfaatkan celah di pertahanan lawan.
Manchester United harus tampil disiplin, terutama di lini belakang, agar tidak mengulangi kesalahan pada pertemuan sebelumnya. Konsentrasi penuh dan efektivitas dalam penyelesaian akhir menjadi kunci utama untuk membawa pulang 3 poin dari city ground. Trend positif yang tengah dirasakan Manchester United saat ini menjadi fondasi penting dalam membangun kembali mental juara yang sempat hilang.
Amorim tampak berhasil menumbuhkan semangat kompetitif di dalam ruang ganti. Para pemain kini bermain lebih percaya diri dan menunjukkan kerjasama yang solid. Hubungan antar pemain juga semakin harmonis, sebuah hal yang sempat menjadi masalah di era pelatih sebelumnya.
Suasana positif ini membuat publik Old Trafford kembali menaruh kepercayaan besar kepada proyek jangka panjang Rubean Amorim. Namun, menjaga konsistensi adalah tantangan utama. Premier League adalah liga yang terkenal ketat dan tidak memberi sedikitpun bagi kesalahan.
Satu kesalahan saja bisa membuat tim tergeser dengan cepat. Karena itu, Amorim perlu menyiapkan rencana matang untuk menghadapi masa sulit ketika tiga pemain Afrika mereka absent nanti. Rotasi pemain, pemanfaatan pemain muda, serta potensi perekrutan baru di bursa transfer musim dingin bisa menjadi langkah strategis untuk menjaga keseimbangan tim.
Secara keseluruhan, Manchester United memang sedang berada di jalur yang benar. Mereka menunjukkan perkembangan positif di bawah tangan dingin Amorim baik dari segi permainan maupun hasil. Namun, tantangan berat menanti di depan mata.
Absennya pemain kunci akibat piala Afrika dan juga ujian melawan Nottingham Forest akan menjadi tolak ukur sejauh mana kemampuan Amorim mengelola skuadnya. Periode akhir tahun 2025 akan menjadi mementum penentu apakah kebangkitan ini hanyalah tren sesaat atau awal dari era baru yang penuh harapan di bawah kepemimpinan Rubean Amorim.






