
Lensa Bola – Barcelona membuka musim La Liga 2024-2025 dengan cara yang sangat meyakinkan. Bertandang ke Stadion Son Moïc, markas dari Real Mallorca, Minggu dini hari 17 Agustus 2025, Blaugrana tampil penuh percaya diri dan pulang membawa kemenangan telah tiga gol tanpa balas. Kemenangan ini memang penting bagi tim untuk memulai langkah mempertahankan gelar juara.
Namun, lebih dari sekedar hasil, ada satu kisah yang mencuri perhatian besar. Pisah Lamine Yamal yang kini siap menjadi wajah baru Barcelona. Pertandingan berjalan sejak 11 menit awal, Barcelona langsung menunjukkan dominasinya dan ketika Rapinha membuka skor cepat di menit ke-7, semua tahu bahwa laga akan berjalan sesuai kendali Blaugrana. Ferran Torres kemudian menggandakan keunggulan di pertengahan babak pertama. Situasi semakin sulit bagi Mallorca ketika dua pemain mereka diganjar kartu merah sebelum turun minum.
Dengan hanya sembilan pemain tersisa, tuan rumah praktis tak berdaya menghadapi tekanan demi tekanan dari pasukan Katalan. Meski begitu, cerita utama di laga ini bukan hanya soal skor. Semua mata tertuju pada sosok Lamine Yamal.
Pemain muda yang kini mengenakan nomor punggung 10 itu bermain seakan-akan tidak terbebani sama sekali oleh tanggung jawab besar yang melekat di punggungnya. Selama 90 menit penuh, Yamal menjadi motor serangan Barcelona. Ia berkali-kali melakukan tusukan di sisi sayap, mengacak-acak pertahanan Mallorca, menciptakan peluang bagirkan satu tim, hingga akhirnya menutup pesta gol lewat sepakan indahnya di penghujung laga.
Statistiknya memang luar biasa, tapi yang lebih mencolok adalah bagaimana ia mendominasi permainan. 9 kali ia mencoba melepaskan tembakan dengan 3 diantaranya tepat sasaran. 6 kali Yamal sukses melakukan dribble, dan 9 kali ia memenangkan duel fisik dengan lawan.
Yamal juga tercatat 75 kali menyentuh bola dan menghasilkan 3 peluang emas bagirkan satu timnya. Angka-angka itu menggambarkan betapa sentral peranya di laga kali ini. Tak heran jika FootMob memberikan rating 9,2 untuk penampilannya.
Rating itu merupakan yang tertinggi di antara semua pemain di lapangan. Namun, kehebatan Yamal bukan hanya soal teknis, mentalitasnya juga patut untuk diacungi jempol. Di tengah pertandingan, ia sempat terlihat insiden kecil dengan Jan Salas.
Beberapa provokasi dan ejekan pun dilayangkan kepada Yamal, sesuatu yang sering digunakan lawan untuk mengganggu fokus pemain muda. Tapi, Yamal membuktikan dirinya berbeda. Alih-alih terpancing emosi, ia justru membalas dengan cara yang paling elegan, mencetak gol indah hanya 2 menit setelah insiden itu terjadi.
Tak cukup sampai di situ, ia juga menambahkan satu asis untuk melengkapi kontribusinya, sebuah respons yang menunjukkan mental baja seorang calon bintang besar. Dan tentu saja, ada satu hal yang membuat penampilannya semakin istimewa, nomor punggung yang ia kenakan. Nomor 10 di Barcelona bukanlah nomor sembarangan.
Sejak Lionel Messi pergi pada tahun 2021, angka keramat itu seakan berubah menjadi beban. Beberapa pemain yang sempat mencobanya gagal tampil maksimal karena terus dihantui bayang-bayang sang legenda. Nomor itu bahkan disebut-sebut seperti membawa kutukan karena siapapun yang memakainya langsung dibandingkan dengan Lionel Messi.
Namun, Yamal justru menjadikan nomor itu sebagai motivasi. Dengan penuh percaya diri, ia menerima tanggung jawab besar itu Dan di laga perdana musim ini, ia langsung membuktikan diri bahwa nomor 10 sudah kembali menemukan tuannya. Bagi banyak fans Barcelona, laga melawan Mallorca terasa seperti pernyataan tegas.
Kutukan nomor 10 resmi berakhir. Messi memang legenda abadi bagi Barcelona. Tetapi, pewarisah sudah lahir dan namanya adalah Lamine Yamal.
Performa luar biasa ini juga punya dampak besar bagi Barcelona musim ini. Dengan Yamal yang semakin matang, Blaugrana kini memiliki senjata baru yang bisa membuat mereka lebih berbahaya, Hadirannya memberi keseimbangan di lini depan.
Lewandowski bisa lebih fokus menjadi targetman karena Yamal mampu membuka ruang dan memberi supply bola. Rapinha dan Ferran Torres juga diuntungkan dengan adanya pemain muda penuh energi yang selalu siap untuk menciptakan peluang. Di lini tengah, Pedri dan Gavi semakin terbantu karena ada outlet serangan yang bisa diandalkan setiap saat.
Semua itu membuat Barcelona terlihat lebih solid dan berpotensi kembali mendominasi La Liga maupun Liga Champions. Tentu, perbandingan dengan Lionel Messi tidak bisa dihindari oleh Yamal. Setiap kali muncul talenta muda di Barcelona, publik langsung menyebutnya sebagai The Next Messi.
Dari Boyan Kerkic hingga Ansufati, bahkan Pedri pun pernah disebut-sebut sebagai penerusan legenda. Tapi, Lamine Yamal terlihat berbeda. Ia tidak berusaha untuk menjadi Lionel Messi.
Ia punya gaya bermain sendiri, lebih eksplosif, penuh trik namun dengan visi yang matang untuk usianya. Messi mungkin simbol keajaiban alami. Sementara Yamal lebih seperti representasi generasi baru.
Percaya diri, berani dan tak gentar menghadapi tekanan. Dan jika menoleh ke belakang, publik semakin paham betapa istimewanya Lamine Yamal. Barcelona sudah sering melahirkan bakat muda yang dijuluki pewaris Messi.