Lensa Bola – Arsenal, kembali menegaskan posisinya sebagai tim paling konsisten di Liga Inggris musim ini, setelah meraih kemenangan 2-0 atas Brentford di Emirates Stadium, Kamis Dini Hari Waktu, Indonesia Barat. Dua gol kemenangan The Gunners, dicetak oleh Michael Merino dan Bukayosaka, hasil yang tidak hanya memastikan tambahan 3 poin penting, tetapi juga semakin mengokohkan Arsenal di puncak last man dengan keunggulan yang kian menjauh dari para pesaingnya. Kemenangan tersebut, sekaligus memperpanjang catatan impresif pertahanan Arsenal, yang kembali mencatatkan clean sheet, menegaskan bahwa fondasi utama kesuksesan mereka musim ini terletak pada organisasi bertahan yang nyaris sempurna.

Hingga sejauh ini, Arsenal baru kebebolan 7 gol, sebuah angka yang luar biasa rendah jika dibandingkan dengan tim-tim di Liga Inggris. Bahkan, jumlah kebebolan itu lebih sedikit dibandingkan total clean sheet yang telah di koleksi keeper utama mereka David Raya. Fakta ini memperlihatkan betapa solidnya lini belakang Arsenal, baik dari sisi individu maupun kerja kolektif tim.

Kehebatan pertahanan Arsenal juga tercermin dari rekor panjang mereka yang nyaris tak tersentuh. Tim terakhir yang mampu mencetak lebih dari 2 gol ke gawang Arsenal, adalah Luton Town pada 5 Desember 2023 atau hampir 2 tahun yang lalu. Dalam laga tersebut, Arsenal memang mengalami kesulitan dan sempat tertinggal 2-3 sebelum akhirnya membalikan keadaan menjadi kemenangan dramatis 4-3 lewat gol Declan Rice di masa injury time.

Sejak saat itu, tidak ada lagi tim yang sanggup menembus pertahanan Arsenal lebih dari 2 kali dalam 1 pertandingan. Konsistensi ini bukanlah hasil kebetulan, melainkan buah dari kerja sistematis yang diterapkan Michael Arteta sejak awal musim, di mana seluruh pemain dituntut memiliki tanggung jawab bertahan bukan hanya lini belakang semata. Back-back Arsenal tampil disiplin dalam menjaga posisi, sementara para gelandang bekerja tanpa lelah untuk memutus alur serangan lawan sebelum memasuki area berbahaya.

Dalam kemenangan atas Brentford, Arteta juga menunjukkan kecermatannya dalam mengelola squad melalui kebijakan rotasi pemain. Ia menurunkan beberapa pemain yang sebelumnya tidak selalu menjadi pilihan utama seperti Noni Madueke dan White, serta kembali memainkan Martin Odegaard yang telah pulih dari cedera. Keputusan ini terbukti tepat, White tampil agresif dari sisi sayap, dan menjadi kreator terciptanya gol pembuka melalui umpan silangnya, yang diselesaikan dengan baik oleh Michael Merino.

Noni Madueke juga memberikan energi baru dalam serangan dengan pergerakan cepat serta keberaniannya melakukan duel 1 lawan 1, sementara kehadiran Odegaard langsung memberi keseimbangan di lini tengah melalui visi permainan dan akurasi operanya. Gol kedua Arsenal yang dicetak Bukayosaka pada menit ke-91 semakin menegaskan dominasi Arsenal sepanjang laga, sekaligus mengunci kemenangan dengan cara yang meyakinkan. Hasil positif ini menjadi semakin berarti, karena sekaligus mengakhiri tren kurang meyakinkan, di mana Arsenal selalu kebobolan dalam 3 pertandingan sebelumnya di semua kompetisi, clean sheet atas Brentford, menjadi yang pertama dalam 5 laga terakhir, dan memberikan sinyal bahwa lini pertahanan Arsenal kembali menemukan stabilitas terbaiknya.

Arteta mengaku puas dengan performa anak kasuhnya, khususnya karena kemenangan tersebut diraih melalui rotasi squad yang menunjukkan bahwa kedalaman tim Arsenal kini semakin matang. Hal ini menjadi sangat penting, mengingat Arsenal harus menjalani jadwal padep di Liga Inggris dan Liga Champions. Setelah menghadapi Brentford, Arsenal dijadwalkan bertandang ke markas Aston Villa pada akhir pekan, sebelum melanjutkan perjuangan di kompetisi Eropa dengan menghadapi Klub Brugge di kandangnya.

Dua laga ini akan menjadi ujian penting bagi konsistensi Arsenal dalam menjaga performa di tengah tekanan jadwal yang ketat. Dominasi Arsenal musim ini bukan hanya terlihat dari hasil-hasil pertandingan, tetapi juga dari cara mereka mengontrol jalannya laga. Arsenal tidak lagi sekedar mengandalkan permainan menyerang seperti pada musim-musim sebelumnya, melainkan tampil sebagai tim yang seimbang antara ofensif dan defensif.

Mereka mampu menguasai bola dengan tenang, sabar membangun serangan, sekaligus sigap mengantisipasi serangan balik lawan. Kedewasaan permainan inilah yang membuat banyak pengamat mulai menilai Arsenal sebagai kandidat terkuat para gelar juara musim ini. Salah satu pernyataan paling mengejutkan datang dari legenda Manchester United Roy Keane, yang secara terbuka menyebut bahwa gelar juara Liga Inggris musim ini pada dasarnya telah menjadi milik Arsenal.

Bahkan, sebelum kompetisi memasuki paruh kedua, Roy Keane menilai bahwa konsistensi Arsenal sudah berada di level yang sulit disaingi. Selain mengalahkan Brentford, Arsenal juga tampil luar biasa dalam beberapa laga besar lainnya, seperti saat menghancurkan Tottenham Hotspur dengan skor telak 4-1, menundukan Bayern München di Liga Champions, serta menahan imbang Chelsea dengan skor 1-1, meski harus menghadapi tim Aswan Enzomariska yang sedang berada dalam performa terbaik. Bagi Keane, deretan hasil tersebut menunjukkan bahwa Arsenal tidak hanya unggul saat menghadapi tim-tim kecil, tetapi juga mampu tampil dominan ketika berhadapan dengan lawan-lawan yang kuat.

Ia menilai bahwa mentalitas Arsenal kini telah berubah secara signifikan dibandingkan dengan musim-musim sebelumnya, di mana mereka kerap tampil inkonsisten di saat tekanan memuncak. Pandangan serupa juga disampaikan oleh Gary Neville, yang menilai bahwa Arsenal kini berada dalam posisi yang sangat menguntungkan dalam perburuan gelar juara. Namun, Neville juga mengingatkan bahwa situasi tersebut sekaligus menempatkan tekanan besar di pundak Arsenal, berbeda dari musim lalu ketika mereka berada dalam posisi mengejar, kini Arsenal justru menjadi tim yang diburu.

Setiap hasil imbang atau kekalahan akan langsung menjadi sorotan tajam dan dibingkai sebagai potensi kegagalan. Dalam konteks ini, kemampuan menjaga stabilitas mental pemain akan menjadi kunci. Apakah Arsenal benar-benar mampu mempertahankan keunggulan hingga akhir musim, atau justru kembali terpleset di fase krusial? Meski banyak yang optimis, tidak semua pandit sepakat bahwa persaingan juara telah berakhir.

Jamie Carragher, misalnya, mengakui bahwa Arsenal memang tampil sebagai tim paling konsisten sejauh ini. Tapi, ia memperingatkan bahwa Manchester City masih tetap menjadi ancaman terbesar. City dikenal sebagai tim yang sering tampil luar biasa di paruh kedua musim.

Dengan kemampuan menjaga performa di bawah tekanan yang telah teruji dalam beberapa musim terakhir, pengalaman Manchester City dalam perburuan gelar menjadikan mereka lawan yang tidak bisa diabaikan begitu saja, meskipun saat ini mereka tertinggal dalam perolehan poin. Di sisi lain, Arsenal kini tampak lebih siap dibandingkan musim-musim sebelumnya untuk menghadapi tekanan besar. Mereka tidak lagi bergantung pada satu atau dua pemain saja, melainkan memiliki banyak opsi yang mampu menentukan hasil pertandingan.

Bukayo Saka, Martin Odegar, Declan Rice hingga Mikel Merino menjadi representasi generasi baru Arsenal yang tidak hanya memiliki kualitas teknik tinggi, tetapi juga kematangan dalam mengambil keputusan. Di lini belakang, kehadiran Ben White serta ketenangan David Raya di bawah Mistar memberikan rasa aman yang sangat dibutuhkan oleh tim. Kombinasi antara pemain muda berbakat dan pemain yang telah matang membuat Arsenal tampil seimbang dalam berbagai situasi pertandingan.

Kesuksesan Arsenal musim ini juga tidak bisa dilepaskan dari peran besar Mikel Arteta sebagai arsitek tim. Sejak ditunjuk sebagai manajer, Arteta secara perlahan membentuk identitas baru Arsenal sebagai tim yang disiplin, agresif dalam bertahan, dan terorganisasi dengan baik dalam menyerang. Proses pembangunan ini tidak instan dan sempat diwarnai pasang surut, namun kini hasilnya mulai terlihat secara nyata.

Arteta tidak hanya membangun tim yang atraktif untuk ditonton, tetapi juga tim yang sulit untuk dikalahkan. Perhatian besar terhadap detail-detail kecil seperti transisi bertahan, positioning pemain serta penguasaan ruang menjadi ciri khas dari pendekatannya. Keberanian Arteta dalam melakukan rotasi pemain juga menjadi salah satu faktor penting dibalik konsistensi Arsenal.

Ia tidak ragu memberi kesempatan kepada pemain yang jarang tampil selama mereka mampu menjalankan peran sesuai kebutuhan tim. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menjaga kebugaran pemain, sekaligus memastikan bahwa kualitas permainan tetap terjaga meski terjadi pergantian pemain. Dengan jadwal yang semakin padat, terutama dengan keterlibatan Arsenal di Liga Champions, strategi ini menjadi sangat krusial untuk mencegah kelelahan dan cedera yang bisa mengganggu stabilitas tim.

Meski berada dalam posisi yang sangat menjanjikan, perjalanan Arsenal menuju gelar juara masih panjang dan penuh tantangan. Masih banyak laga sulit yang harus mereka hadapi, termasuk melawan tim-tim papan atas dan pertandingan tandang yang kerap menjadi jebakan. Konsistensi performa, kedalaman squad, serta kemampuan mengelola tekanan akan menjadi faktor penentu di sisa musim.

Keunggulan di kelas men memang memberikan kepercayaan diri, tetapi juga menghadirkan ekspektasi besar yang bisa berubah menjadi beban jika tidak dikelola dengan baik.

lion mesdon
Desember 18, 2025
Tags:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *