
Lensa Bola – Pertandingan penuh drama, tersajir di Stadion Anfield, Kamis 18 September 2025 dini hari waktu Indonesia Barat ketika Liverpool menjamu Atletico Madrid dalam matchday pertama Liga Champions Eropa Musim 2025-2026. Laga ini, sejak awal diprediksi berlangsung dengan ketat, bukan hanya karena mempertemukan dua klub elit Eropa dengan sejarah panjang di kompetisi ini, tetapi juga karena keduanya sama-sama tengah berada dalam periode penting membangun momentum musim baru. Liverpool, tampil dengan tren kemenangan beruntun di Liga Inggris, sedangkan Atletico membawa misi mempertahankan tradisi tampil ngotot di Eropa.
Pelatih Liverpool Arneslot menurunkan formasi 4-2-3-1. Ia menempatkan Mohamed Salah di sayap kanan, Florian Wirtz di lini tengah sebagai pengatur serangan, serta striker Alexander Isaac di posisi ujung tombak. Kehadiran Isaac menjadi sorotan tersendiri karena ia baru direkrut pada bursa transformusim panas dan publik menantikan kontribusinya di laga sebesar ini.
Di sisi lain, Atletico Madrid yang ditukangi oleh Diego Simeone datang dengan formasi 4-4-2 khas mereka. Antoan Griezmann dan Giacomo Raspadori dipercaya sebagai starter untuk menggedor lini pertahanan tuan rumah. Sejak peluit awal dibunyikan, atmosfer Anfield langsung meledak.
Para pendukung Liverpool yang dikenal fanatik memenuhi stadion dengan can khas mereka. Dukungan itu terbukti memberikan energi tambahan bagi tim tuan rumah. Hanya dalam waktu 4 menit, Liverpool sudah membuka keunggulan.
Gol tersebut tercipta dari situasi bola mati ketika Mohamed Salah mengeksekusi tendangan bebas tepat di depan kotak penalti. Bola sempat membentur Andy Robertson sebelum akhirnya menipu kiper Jan Oblak. Meski Salah yang menendang, UFA kemudian mencatat gol itu atas nama Robertson karena bola berbelok setelah mengenai tubuhnya.
Tak butuh waktu lama, hanya berselang 2 menit, Liverpool menggandakan skor. Kali ini benar-benar lewat aksi berilihan Mohamed Salah. Bermain umpan 1-2 dengan Ryan Gravenberch di depan kotak penalti, Salah menusuk ke sisi kanan kotak 16 dan melepaskan tembakan ketiang jauh.
Oblak yang dikenal tangguh tak mampu menjangkau bola tersebut. Anfield bergemuruh dan Liverpool tampak menguasai jalannya pertandingan sejak awal. Atletico yang lebih banyak ditekan baru bisa menciptakan peluang pertamanya di menit ke-17.
Sayangnya, arah bola masih melenceng tipis dari gawang. Beberapa menit kemudian, Liverpool sempat mendapatkan hadiah penalti setelah Robin Le Normand kedapatan melakukan handsball dalam usaha menghalau umpan Jeremy Frimpong. Namun, setelah tinjauan VAR, Wasid menganulir keputusan tersebut dan hanya memberikan tendangan sudut.
Keputusan ini sempat menimbulkan protes dari kubu Liverpool, tetapi laga tetap berlanjut. Alexander Isaac yang menjadi sorotan karena statusnya sebagai rekrutan anyar, mendapatkan dua peluang emas di babak pertama. pada menit ke-37, ia bekerja sama dengan Florian Wirtz di depan kotak penalti sebelum melepaskan tembakan ke tiang jauh.
Namun, bola masih melenceng. Dua menit berselang, skema serupa kembali terjadi. Isaac memainkan umpan 1-2 dengan Wirtz, lalu mencoba menembak ke tiang dekat.
Tetapi, kali ini bola tepat mengarah ke tangkapan Oblak. Dari situasi sepak pojok yang dihasilkan, Salah kembali mengancam lewat sepakan jarak dekat yang memaksa Oblak bekerja lebih keras. Meski terus ditekan, Atletico akhirnya mampu memperkecil ketertinggalan di penghujung babak pertama.
Di masa injury time, Raspadori mengirimkan umpan matang ke arah Marcus Llorente yang langsung menyambar bola ke tiang jauh. Goal tersebut membuat skor berubah menjadi 2-1, sekaligus menghidupkan kembali semangat Los Rajiblancos. Memasuki babak kedua, Atletico meningkatkan intensitas serangan.
Mereka tak ingin hanya menjadi bulan-bulanan Liverpool. Raspadori kembali mendapatkan peluang emas pada menit ke-5-2 setelah menerima umpan terobosan dari Antoine Griezmann. Ia melepaskan tembakan keras ke tiang dekat, namun Ellison dengan sigap menepis bola.
Moment ini menandai pergeseran tempo pertandingan. Jika di babak pertama Liverpool begitu dominan, di babak kedua Atletico Madrid berani keluar menyerang. Liverpool sebenarnya sempat mengancam kembali di menit ke-6-5.
Serangan balik cepat yang dibangun Florian Wirtz berakhir dengan umpan kesalah di sisi kanan. vSang penyerang Mesir melepaskan tembakan keras, tetapi bola masih membentur tiang gawang. Publik Anfield pun menahan nafas, karena peluang emas itu seharusnya bisa mengunci kemenangan lebih cepat.
Ketika pertandingan memasuki menit ke-8-1, Atletico sukses menyemakan kedudukan. Dari situasi bola liar di depan kotak penalti, Marcos Llorente kembali menjadi pahlawan. Sepakan volinya membentur kaki Alexis McAllister, membuat bola melambung dan mengecoh Ellison.
Skor imbang 2-2 membuat laga semakin panas dan menegangkan. Simeone terlihat bersemangat di pinggir lapangan, sementara fans Liverpool mulai cemas akan kehilangan poin penuh. Namun, drama sesungguhnya terjadi di menit akhir.
Saat laga tampak akan berakhir dengan skor imbang, Liverpool justru kembali unggul di menit ke-9-2. Tendangan sudut Dominik Szoboszlai berhasil ditanduk sempurna oleh sang kapten Virgil van Dijk. Bola meluncur deras ke pojok kiri Gawang, tanpa bisa dijangkau oleh Ian Oblak.
Stadion Anfield pun bergemuruh, dan van Dijk berlari merayakan gol dengan penuh emosi bersama dengan rekan-rekanya. Setelah gol itu, Liverpool nyaris menambah keunggulan melalui Hugo Eketike, yang masuk sebagai pemain pengganti. Dari umpan silang salah, Eketike melepaskan tembakan keras, tetapi bola melayang tipis di atas Mister Gawang.
Atletico juga punya peluang terakhir lewat sundulan Alexander Sorloth, namun Ellison dengan sigap menangkap bola. Hingga peluit panjang berbunyi, skor 3-2 bertahan untuk kemenangan Liverpool. Di luar lapangan, tensi panas juga muncul ketika pelatih Atletico Diogo Simeone terlihat melayangkan protes keras kepada Wasit setelah gol ketiga Liverpool tercipta.
Kamera televisi menangkap momen ketika ia berkonfrontasi dengan pendukung Liverpool di tribun. Simeone bahkan sempat dijaga oleh Steward, karena terlihat melontarkan gesture jari tengah ke arah fence tuan rumah. Keributan ini dipicu dugaan bahwa Simeone mendapatkan provokasi berupa olok-olok dan acungan jari tengah dari fence dreads.
Situasi tersebut pun berbuntut panjang. Menurut laporan dari Mirror, Wasit akhirnya mengusir Simeone dari lapangan. Pelatih asal Argentina itu harus kembali ke ruang ganti sebelum laga usai, meski ia mengaku sebagai korban provokasi.
Peristiwa ini memunculkan kembali kenangan lama ketika pada 2020 lalu, Simeone sempat melakukan selebrasi berlebihan di Anfield setelah Atletico menyingkirkan Liverpool lewat gol dramatis Alvaro Morata Bagi sebagian fans Liverpool, momen itu masih membekas sehingga interaksi panas kembali terjadi. Terlepas dari kontroversi tersebut, kemenangan ini memperpanjang tren positif Liverpool di musim 2025-2026.
Mereka, tercatat, sudah tiga kali menang berkat gol di menit akhir atau masa injury time. Sebelumnya, The Reds juga mengunci kemenangan dramatis melawan Newcastle United dan Burnley dengan cara serupa. Pola ini menunjukkan bahwa tim Asuhan Arneslot memiliki mentalitas pantang menyerah hingga detik terakhir pertandingan.
Kemenangan atas Atletico Madrid juga memastikan Liverpool menyapu bersih lima laga awal musim ini dengan kemenangan. Hal tersebut semakin mempertegas ambisi mereka untuk tampil konsisten di bawah kepemimpinan Arneslot. Selain Van Dijk yang menjadi pahlawan berkat gol penentunya, sorotan juga tertuju pada Alexander Isaac.
Meski belum mencetak gol di laga ini, performanya cukup menjanjikan. Striker asal Swedia itu tampil tajam selama 57 menit menunjukkan gerakan cerdas serta mulai membangun kemistri dengan Florian Wirtz. Publik Anfield optimis bahwa kontribusinya akan semakin besar di laga-laga berikutnya.
Dari sisi Atletico Madrid, kekalahan ini tentu saja menyakitkan. Mereka sudah berjuang keras untuk bangkit setelah tertinggal 2-0. Bahkan sempat menyamakan kedudukan menjadi 2-2.
Namun langkah di menit akhir membuat usahanya buyar. Selain itu, insiden kartu merah Simeone menjadi sorotan yang kurang menguntungkan. Meski begitu, Los Rojiblancos tetap menunjukkan karakter pantang menyerah yang selama ini menjadi ciri khas mereka.
Dengan raihan 3 poin pertama, Liverpool kini berada di posisi 7 klasmen. Sementara Atletico berada di posisi 28 klasmen sementara Liga Champions 2025-2026 Terima kasih.