Lensa Bola – Liverpool harus kembali menelan pil pahit setelah takluk 1-2 dari rival abadinya Manchester United pada pekan ke-8 Premier League 2025-2026 di kandang sendiri. Bermain di Stadion Anfield, minggu malam waktu Indonesia, laga klasik penuh gengsi ini berlangsung panas sejak awal pertandingan dimulai. MU yang menurunkan pemain seperti Casemiro, Amad Diallo hingga Brian Beumo tampil berani dengan pressing tinggi sejak awal laga.

Sementara Liverpool arahan Arnest Lot justru tampak rapuh dalam 10 menit pertama. Hasilnya, baru 1 menit pertandingan berjalan, gawang tuan rumah langsung ke bobolan. Dari sisi kanan lapangan, Amad Diallo berhasil melepaskan Umpan Matang ke tengah kotak penalti, di mana Brian Mbuemo yang berdiri bebas tanpa kawalan, dengan cepat melepaskan tembakan akurat yang membuat bola meluncur deras ke gawang Giorgi Mamardasvili.

Goal cepat tersebut, Sontak membungkam sorakan pendukung Liverpool yang memadati Anfield. Tertinggal cepat, Liverpool berusaha merespon lewat serangan balik cepat yang mengandalkan Trishula Gakpo, Mohamed Salah dan Alexander Isaac di lini depan. Tekanan terus dilancarkan, terutama melalui sisi sayap.

Pada menit ke-14, peluang emas hadir bagi The Reds lewat situasi bola mati. Umpan silang dari sepak pojok berhasil disambut sundulan Virgil van Dijk. Namun, bola masih melambung jauh di atas Mister Gawang.

7 menit berselang, Liverpool kembali hampir menyemakan kedudukan ketika Gakpo menerima umpan terbosan dari Salah. Sayangnya, sepakan keras pemain asal Belanda itu hanya membentur tiang gawang. Keberuntungan, tampaknya belum berpihak pada tuan rumah.

Pertahanan rapat Manchester United yang dikomandoi Harry Maguire tampil dengan sangat disiplin dan tenang. Dibantu Kasemiro sebagai jangkar di lini tengah, MU berhasil memutus aliran bola dari gelandang Liverpool yang berusaha mengatur tempo. Tekanan Liverpool yang terus meningkat tidak membuat tim tamu kehilangan fokus.

Pada menit ke-24, Bruno Fernandes justru nyaris menggandakan keunggulan. Lewat tembakan jarak dekat yang masih menyamping tipis di sisi gawang Mamardasvili, skor 1-0 bertahan hingga jeda. Memasuki babak kedua, Arneslat melakukan penyesuaian strategi dengan menginstruksikan anak asuhnya agar lebih sabar dalam menguasai bola.

Penguasaan bola Liverpool meningkat drastis dibandingkan dengan babak pertama dan mereka mulai bermain lebih agresif. Namun, ketenangan di depan gawang tetap menjadi persoalan. Kodi Gakpo yang tampil paling berbahaya di antara trio penyerang Liverpool kembali memiliki peluang emas pada menit ke-50.

Sepakannya dari dalam kotak penalti kembali membentur tiang gawang, membuat frustasi pemain dan pendukung tuan rumah. Upaya demi upaya dilakukan Slot untuk menghidupkan kembali permainan timnya. Ia memasukkan Curtis Jones, Florian Wirtz dan Hugo Ekitikei pada menit ke-62 untuk menambah kreatifitas serangan.

Pergantian ini sempat memberikan efek positif. Tiga menit berselang, Mohamed Salah memiliki peluang besar dari jarak dekat. Namun, bola melenceng tipis ke sisi kanan gawang yang dijaga oleh Shane Lamens.

Begitu pula, kesempatan emas Hugo Ekitike pada menit ke-69 yang juga belum menemui sasaran. Curtis Jones mencoba peruntungannya lewat tembakan keras dari luar kotak penalti pada menit ke-76. Namun, Lamens tampil gemilang dengan penyelamatan refleksi yang menakjubkan.

Dua menit kemudian, Anfield bergemuruh ketika Federico Chiesa melepaskan tembakan keras yang diblock sebagian. Bola liar jatuh ke kaki Gakpo yang berdiri bebas di depan gawang tanpa pengalaman dan ia dengan mudah menceploskan bola untuk menyamakan kedudukan menjadi satu-satu. Goal tersebut seolah menjadi penebus dari dua kali peluang Gakpo yang sebelumnya membentur tiang gawang.

Namun, kebangkitan liverpool hanya bertahan sebentar. Manchester United menunjukkan efisiensi luar biasa dalam memanfaatkan peluang. Pada menit ke-84, Bruno Fernandes mengirimkan umpan akurat ke tengah kotak penalti.

Harry Maguire yang berada di posisi ideal melompat lebih tinggi dari pemain belakang Liverpool dan menanduk bola keras ke arah gawang. Giorgi Mamardashvili sudah bergerak ke arah berlawanan dan gagal mengantisipasi bola yang bersarang di pojok gawang. Skor berubah menjadi 2-1 untuk Manchester United.

Goal itu menjadi pukulan telak bagi Liverpool yang berusaha mati-matian membalikan keadaan. The Reds mencoba menyerang habis-habisan di menit-menit akhir. Namun, peluang Gakpo pada menit ke-87 kembali melenceng dari sasaran hingga peluit panjang dibunyikan, skor tidak berubah.

Manchester United menutup laga dengan kemenangan 2-1, sebuah hasil yang menandai berakhirnya kutukan sembilan tahun mereka di Anfield. Kemenangan ini begitu istimewa karena terakhir kali MU mencuri tiga poin dari Anfield terjadi pada 17 Januari 2016 saat mereka masih ditangani oleh Luis Van Gaal dan menang 1-0 berkat gol dari Wayne Rooney. Dalam sepuluh lawatan terakhir ke Anfield di ajang Premier League, Setan Merah belum pernah menang dan bahkan pernah dipermalukan 0-7 oleh Liverpool pada musim 2022-2023.

Kali ini, Amorim berhasil menghapus trauma panjang itu. Kekalahan ini juga memperpanjang tren negatif Liverpool yang kini menelan empat kekalahan beruntun di semua kompetisi. Sebelum dipermalukan oleh MU, The Reds sudah tumbang 1-2 dari Crystal Palace, 1-2 dari Chelsea, dan kalah 0-1 saat bertandang ke markas Galatasaray.

Menurut catatan Opta, ini adalah pertama kalinya sejak November 2014 Liverpool menelan empat kekalahan beruntun yang mengulang masa kelam 11 tahun silam. Krisis performa ini menjadi ujian berat bagi Arne Slot yang baru satu musim menukangi tim. Banyak pihak menilai bahwa permainan Liverpool di bawah slot belum menemukan keseimbangan antara serangan dan pertahanan.

Selain kesulitan mencetak gol, pertahanan mereka juga sering kecolongan dari situasi bola mati. Di sisi lain, kemenangan ini menjadi pencapaian penting bagi Ruben Amorim. Berdasarkan laporan dari Optajo, Amorim menjadi manajer ketiga dalam sejarah yang berhasil memenangkan dua laga tandang, pertamanya di markas juara bertahan Premier League setelah Manuel Pellegrini dan Antonio Conte.

Capaian tersebut menunjukkan efektivitas pendekatan Amorim yang menekankan keseimbangan lini dan tekanan tinggi dalam permainan. Kemenangan ini juga menjadi momentum kebangkitan Manchester United yang dalam beberapa musim terakhir sering dianggap kehilangan identitas. Harry Maguire yang menjadi penentu kemenangan lewat sundulan tajamnya terpilih sebagai man of the match versi Premier League.

Back English itu tampil luar biasa dengan memimpin lini belakang dan menampilkan ketenangan sepanjang pertandingan. Seusai laga, Maguire mengaku bahwa kemenangan ini menjadi momen emosional bagi dirinya dan tim. Kami tidak akan terlena karena kami tahu klub ini belum berada di posisi ideal.

Kami harus menjadikan kemenangan ini sebagai motivasi untuk mencapai level seperti yang pernah dicapai Liverpool dalam beberapa tahun terakhir karena disitulah seharusnya Manchester United berada, ujarnya kepada Sky Sport. Maguire juga menegaskan bahwa hasil ini menjadi modal penting untuk laga berikutnya melawan Brighton. Namun, yang menekankan pentingnya tetap tenang dan fokus.

Selain Maguire, Sean Lummonds juga tampil luar biasa di bawah Mister Gawang Manchester United. Dalam laga tandang pertamanya bersama dengan klub, keeper muda itu menunjukkan ketenangan dan refleks luar biasa. Ia mencatatkan rating 8 persepuluh dari media Inggris berkat sederet penyelamatan krusial.

Salah satu momen penting adalah saat ia menggunakan kakinya untuk menepis peluang emas Alexander Isaac dalam situasi satu lawan satu. Ia juga berhasil menahan tembakan keras Curtis Jones serta menggagalkan peluang Mohamed Salah dari jarak dekat. Ketegasan Lummonds dalam menghalau bola silang dan keputusannya yang cepat dalam keluar dari garis gawang membuatnya tampil menonjol, memberi rasa aman bagi pemain bertahan dan menjadi fondasi kokoh bagi kemenangan MU di Anfield.

Kemenangan ini bukan sekedar 3 poin bagi Manchester United, melainkan simbol kebangkitan mental dan karakter tim di bawah Ruben Amorim. Setelah beberapa tahun tertinggal dari rival mereka, kemenangan di Anfield membuktikan bahwa MU mulai kembali ke jalur yang seharusnya. Tambahan 3 poin dari Anfield, mengangkat MU ke posisi ke-9 klasmen dengan 13 poin dari 8 laga, memperbaiki kepercayaan diri mereka setelah awal musim yang inkonsisten.

Di sisi lain, Liverpool tertahan di peringkat ke-5 klasmen sementara dengan 15 poin dari 8 pertandingan. Mereka, kini tertinggal 4 poin dari Arsenal di puncak klasmen dan 1 poin di bawah Manchester City.

lion mesdon
Oktober 20, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *