
Lensa Bola – Tim Nasional Indonesia resmi merilis daftar pemain yang akan dibawa untuk menghadapi dua pertandingan krusial di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Sebanyak 28 pemain dipanggil oleh Patrick Kluivert sebelum nantinya disaring menjadi 26 nama yang akan didaftarkan secara resmi. Pertandingan penting ini akan digelar pada 8 sampai dengan 14 Oktober mendatang dan seluruhnya dibusatkan di jedah Arab Saudi.
Pada lagap pertama, Timnas Indonesia akan menghadapi tuan rumah Arab Saudi, kemudian dilanjutkan pertemuan kontra Irak. Dari daftar yang dirilis oleh Timnas Indonesia, hal itu langsung memantik perhatian publik. Karena selain dihiasi nama-nama pilar utama, ada juga wajah baru yang mengejutkan.
Sekaligus absennya beberapa pemain yang selama ini langganan membela Garuda. Salah satu sorotan terbesar adalah kembalinya oleh Romeni. Penyerang berusia 25 tahun itu sempat menepi cukup lama setelah mengalami cedera serius di ajang Piala Presiden 2025.
Cedera lutut yang dialaminya membuat Romeni harus menjalani operasi dan absen dari sejumlah agenda internasional termasuk FIFA Matchday pada awal September. Namun, belakangan ia mulai menunjukkan tanda-tanda pulih setelah mengunggah video latihan intensif di media sosialnya. Video tersebut memanaskan spekulasi mengenai kemungkinan comeback dan kini terkonfirmasi ketika namanya kembali masuk ke dalam squad.
Kehadirannya jelas menambah kekuatan lini depan Indonesia yang sebelumnya sempat kehilangan ketajaman. Namun, dibalik kabar kembalinya oleh Romeni, terdapat pula keputusan mengejutkan dari Kluivert yang tidak menyertakan nama Marcelino Ferdinand. Belandang serang berusia 21 tahun itu, sebelumnya selalu masuk daftar Timnas sejak putaran pertama kualifikasi dan bahkan menjadi pahlawan kemenangan atas Arab Saudi di Stadion Glora Bung Karno.
Kali ini, ia tidak dipanggil, bukan karena cedera maupun hukuman, tetapi murni karena alasan performa. Pada dua laga uji coba terakhir, kontribusi Marcelino dinilai tidak memuaskan. Ketika diturunkan sebagai pengganti melawan Taiwan pada menik ke-65, ia gagal memberi dampak meski Indonesia menang telak ke-6-0.
Begitu pula, ketika menghadapi Lebanon, kehadirannya di lini depan kurang memberi variasi dan beberapa kali gagal mengambil keputusan tepat. Kondisi di level klub juga tidak membantu. Sejak hijrah ke Eropa, menit bermain Marcelino sangat minim.
Bersama KMS Kadenze, ia hanya tampil 139 menit, lalu pindah ke Oxford United dan hanya dimainkan selama 16 menit. Kini, ia dipinjamkan ke klub asal Slovakia A.S. Trencin. Namun, di sana ia juga belum mencatatkan debut.
Direktur olahraga Trencin, Andrei Zakic, menegaskan bahwa Marcelino butuh ruang untuk beradaptasi dan tidak bisa langsung diandalkan. Situasi inilah yang kemungkinan besar membuat Kluivert memutuskan untuk memberinya waktu di luar squad. Absennya Marcelino kali ini terasa istimewa karena untuk pertama kalinya, ia tersisi bukan akibat cedera atau akumulasi kartu, melainkan murni karena performa dan kurangnya menit bermain.
Selain Marcelino, bek Mess Hillgers juga tidak dipanggil. Pemain FC Twente itu masih terjebak persoalan kontrak dengan klubnya. Mess Hillgers diwajibkan memperpanjang kontrak yang akan habis pada Juni 2026 jika ingin kembali mendapatkan menit bermain.
Hingga pekan ke-6 Eredivisie musim ini, ia sama sekali belum tampil. Kluivert tampaknya memahami kondisi tersebut dan lebih memilih memberi ruang bagi Hillgers untuk fokus menyelesaikan masalah di level klub. Di lini tengah, Ivar Jenner kembali mengalami cedera sehingga tidak dipanggil.
Ia absen ketika Jang Utrecht kalah 2-4 dari SC Kambur pada 23 September lalu dan kondisinya belum sepenuhnya pulih. Absennya Jenner menambah panjang daftar pemain yang tidak bisa bergabung, termasuk diantaranya Adrian Wibowo dan Rafael Struick yang juga tidak dipanggil. Meski beberapa nama besar tidak masuk daftar, Kluivert tetap menghadirkan kejutan dengan memanggil pemain-pemain baru.
Salah satunya adalah Mauro Zylstra, penyerang muda FC Valendam yang baru saja menyelesaikan proses naturalisasi menjadi WNI. Zylstra belum tampil di Eredivisie musim ini, namun pelatih tetap mempercayainya untuk memperkuat lini serang. Pemanggilannya menjadi suratan publik karena dianggap sebagai langkah berani, meski ia sempat menunjukkan potensi kalah mencetak gol ke gawang Taiwan dalam lagak uji coba, walau akhirnya dianulir oleh wasit.
Selain Zylstra, Milano Jonathans juga kembali dipanggil setelah sebelumnya sempat mendapatkan menit bermain dalam lagak uji coba September. Kehadiran mereka menegaskan keinginan Kluivert untuk memberikan kesempatan kepada talenta muda yang bisa menjadi tulang punggung timnas di masa depan. Di sisi lain, Kluivert juga memanggil pemain-pemain senior yang berpengalaman seperti Marc Klok yang kini berusia 32 tahun dan Stefano Lillipalli yang berumur 35 tahun.
Keduanya masih dipercaya untuk memperkuat timnas Indonesia. Klok dan Lillipalli diharapkan menjadi penyeimbang pengalaman bagi para pemain muda yang relatif baru di level internasional. Kombinasi antara pemain muda dan senior ini jelas menunjukkan strategi Kluivert yang ingin membangun tim seimbang baik dari sisi energi maupun pengalaman bertanding.
Di lini belakang, pilar-pilar penting seperti Jay Idzes, Kevin Diks, Rizky Ridho, dan Calvin Verdonk tetap menjadi andalan. Kehadiran mereka sangat dibutuhkan untuk menghadapi dua lawan kuat yang memiliki lini serang berbahaya. Kabar baik juga datang dari posisi kiper, di mana Martin Paes kembali dipanggil setelah sempat absen pada FIFA Matchday sebelumnya.
Penjaga gawang FC Dallas ini diharapkan bisa memberikan ketenangan di bawah Mr. Gawang dengan pengalaman bermainnya di Liga Amerika Serikat. Secara keseluruhan, daftar 28 pemain yang dipanggil kali ini mencerminkan strategi Kluivert yang ingin memadukan berbagai elemen. Ia, tak hanya mempertimbangkan popularitas Atorkam Jejak di masa lalu, tetapi juga memperhatikan kondisi fisik, menit bermain di klub, hingga kesiapan mental menghadapi tekanan besar.
Tidak dipanggilnya beberapa nama besar, bisa dilihat sebagai pesan tegas bahwa setiap pemain harus benar-benar siap dan menunjukkan performa konsisten agar tetap menjadi bagian dari timnas. Tantangan yang menanti Indonesia tidaklah mudah. Arab Saudi dikenal sebagai salah satu kekuatan tradisional Asia yang memiliki sejarah panjang tampil di piala dunia.
Bermain di kandang mereka di Jeddah tentu menghadirkan atmosfer menekan. Sementara Irak, meski tidak selalu konsisten, tetap menjadi lawan tangguh dengan pemain-pemain yang punya kualitas fisik dan teknik mumpuni. Dengan kombinasi itu, Indonesia tidak hanya harus menghadapi kualitas lawan, tetapi juga tekanan mental bertanding di markas lawan dengan dukungan penuh supporter tuan rumah.
Meski demikian, peluang untuk memberi kejutan tetap terbuka. Beberapa pemain Indonesia sedang dalam performa baik di klub masing-masing. Jay Idzes, konsisten tampil di serie A bersama dengan Sassuolo.
Kevin Diks, mulai menunjukkan perannya di Borussia Mönchengladbach. Dan Ole Romeny kini kembali dengan motivasi besar usai pulih dari Cedera. Jika semua bisa tampil sesuai kemampuan terbaik, timnas Indonesia berpotensi mencuri poin berharga yang sangat menentukan langkah selanjutnya dalam upaya mengejar tiket piala dunia 2026.
Patrick Kluivert menegaskan bahwa fokus utamanya adalah memilih pemain yang benar-benar siap. Hanya mereka yang berada dalam kondisi visi prima dan memiliki mental kuat yang akan masuk ke dalam daftar final berisi 26 nama. Publik tentu berharap besar karena pencapaian Indonesia yang berhasil menebus putaran keempat kualifikasi ini sudah merupakan sejarah.
Langkah selanjutnya adalah membuktikan bahwa Garuda tidak hanya numpang lewat, tetapi juga mampu bersaing di level tertinggi Asia.