
Lensa Bola – Pekan kedua Premier League musim 2025-2026 menghadirkan sebuah pertarungan penuh di St. James Park Markas Newcastle United. Pada selasa dini hari waktu Indonesia, ribuan pasang mata menyaksikan laga klasik yang mempertemukan tuan rumah Newcastle dengan sang juara bertahan Liverpool. Pertandingan ini, sejak awal sudah diprediksi akan menyajikan tensi tinggi.
Dan benar saja, drama 5 gol, 1 kartu merah hingga lahirnya bintang muda berusia 16 tahun menjadikan duel ini sebagai salah satu laga yang paling sulit dilupakan. Datang dengan tekad mempertahankan momentum positif Liverpool, pelatih Arne Slot menurunkan skuad terbaik yang dipadukan dengan kombinasi pemain muda dan senior. Alison Becker, tetap dipercaya di bawah Mr. Gawang, ditemani pertahanan solid yang diisi oleh Virgil Van Dijk, Ibrahima Konate, serta bek kiri anyar Milos Kerkez.
Di lini tengah, ada Ryan Gravenberch, Curtis Jones, dan rekrutan bintang Florian Wirth yang diharapkan bisa menjadi pengatur serangan. Sedangkan di lini depan, Mohamed Salah memimpin Trisula Maut bersama dengan Hugo Ekitike dan Cody Gakpo. Di sisi lain, Newcastle di bawah Asuhan Eddie Howe juga tak mau kalah dalam menampilkan kekuatan terbaiknya.
Nick Pope berdiri kokoh di bawah Mistar dengan empat bek liaran tripier Fabian Sarr, Burn, dan Tino Livramento. Lini tengah dipercayakan kepada Bruno Guimaraes, Sandro Tornali, dan Joe Linton. Sementara Harvey Barnes, Anthony Elanga, serta Anthony Gordon dipelot untuk memberikan ancaman di sisi sayap.
Sementara itu, Alexander Isaac yang menjadi perebutan kedua tim di bursa transfer namanya tak terlihat dalam daftar pemain. Meski begitu, dari susunan pemain yang diturunkan, jelas terlihat kedua tim sama-sama ingin tampil menyerang dan mengincar kemenangan penuh. Tampil di kandang sendiri sejak menit awal, Newcastle bermain penuh percaya diri.
Dukungan dari ribuan pendukung mereka di tribun membuat pressing tinggi dijalankan tanpa henti. Anthony Gordon langsung menunjukkan tajinya sebagai ancaman utama. Pada menit ke-28, ia mendapatkan peluang emas ketika menerima umpan silang dari Harvey Barnes di sisi kanan.
Namun, sudulanya masih melayang tipis di atas Mr. Gawang Ellison. Satu menit kemudian, Gordon kembali mengancam melalui sontekan mendatar. Tetapi kali ini, Ellison dengan sigap mengamankan bola.
Liverpool yang banyak tertekan justru menunjukkan efektivitas tinggi. Serangan balik mereka lebih terstruktur, dan Florian Wirz hampir saja membuka keunggulan ketika melepaskan tembakan keras dari dalam kotak penalti. Akan tetapi, Nick Pop melakukan penyelamatan gemilang.
Namun, pada menit ke-35, Nick Pop akhirnya harus memungut bola dari gawangnya. Gravenberch melepaskan tembakan mendatar dari luar kotak penalti yang meluncur ke sudut kanan gawang dan membuat Nick Pop hanya terpaku. Liverpool pun unggul 1-0, sebuah gol yang membuat momentum pemain berbalik.
Drama semakin memanas menjelang turun minum ketika Gordon yang sebelumnya menjadi ancaman justru diusir Wasid keluar lapangan. Ia melakukan tackle keras terhadap Virgil Van Dijk, dan setelah meninjau var, Wasit menghadiahi kartu merah langsung. Newcastle pun terpaksa bermain dengan 10 orang sejak akhir babak pertama.
Skor 1-0 untuk Liverpool bertahan hingga babak pertama berakhir, memasuki babak kedua, Liverpool langsung menambah keunggulan. Baru 1 menit setelah kick off, Hugo Ekitike mencatatkan namanya di papan skor. Memanfaatkan sodoran bola dari Cody Gakpo, Ekitike melepaskan sepakan mendatar yang keras dan tak mampu dihentikan oleh Nick Pop.
Skor pun berubah menjadi 2-0. Banyak yang mengira laga akan berakhir mudah untuk Liverpool mengingat mereka unggul jumlah pemain. Namun, Newcastle justru menunjukkan karakter pantang menyerah.
Meski tertinggal 2 goal dengan 10 pemain, mereka justru bangkit dan tampil lebih agresif. Tekanan demi tekanan diberikan kepertahanan Liverpool yang terlihat rapuh. Hasilnya datang pada menit kelima tujuh ketika Valentino Livramento mengirimkan umpan silang akurat dan Bruno Guimaraes berhasil menanduk bola di antara kawalan back Liverpool.
Sundulanya mengarah tepat ke pojok gawang memperkecil kedudukan menjadi 2-1. Goal ini membuat atmosfer St. James Park kembali bergemuruh. Para pemain Newcastle mendapatkan tambahan energi sementara Liverpool terlihat kehilangan kendali permainan.
Alih-alih memanfaatkan keunggulan jumlah pemain untuk menguasai tempo, mereka justru lebih banyak bertahan. Puncak perlawanan heroik Newcastle terjadi di menit ke delapan-delapan. Nick Pop yang biasanya hanya fokus menjaga gawang meluncurkan umpan panjang ke lini depan.
Bola jatuh tepat ke jalur lari William Ursula. Penyerang muda ini dengan cerdik menyotek bola mendahului Ellison yang mencoba keluar dari isarannya. Skor berubah menjadi 2-2 dan stadion bergemuruh back meledak.
Ketika laga tampaknya akan berakhir imbang, sebuah pisah ajaib lahir di menit 100. Rio Ngumoha, pemain muda Liverpool yang baru masuk sebagai pengganti, menjadi sosok penentu. Tanpa kawalan berarti di dalam kotak penalti, ia menerima bola dan melepaskan tembakan keras yang menghujam gawang Nick Pop.
Gol tersebut membawa Liverpool unggul 3-2 secara dramatis di menit-menit akhir pertandingan. Gol Ngumoha tidak hanya memastikan kemenangan penting Liverpool, tetapi juga mencatatkan sejarah baru. Di usia 16 tahun 361 hari, ia menjadi pencetak gol termuda sepanjang sejarah Liverpool, memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh Ben Whitburn sejak 2016.
Prestasi ini sekaligus menegaskan statusnya sebagai wonderkid paling menjanjikan di generasi baru dreads. Rio Ngumoha bukanlah sosok yang tiba-tiba muncul tanpa latar belakang. Lahir pada 29 Agustus 2008, ia merupakan lulusan Akademi Chelsea yang dikenal memiliki sistem pembinaan terbaik di Inggris.
Bakatnya sudah tercium sejak remaja, terutama ketika ia membawa Chelsea U17 menjuarai Premier League Cup melawan Wolverhampton pada April 2024. Liverpool kemudian merekrutnya pada musim panas 2024 setelah melalui proses negosiasi yang cukup alot. Musim 2024-2025 menjadi titik awal karir profesionalnya.
Ia langsung menembus tim usia 18 Liverpool, bahkan tampil di UFA Youth League. Ketajamannya membuat Arne Slot terpikat dan memanggilnya berlatih bersama dengan tim utama pada musim gugur. Pada Januari 2025, ia memecahkan rekor sebagai pemain termuda Liverpool di ajang Piala FA.
Hanya berselang beberapa bulan, kini ia menerahkan sejarah baru sebagai pencetak gol termuda. Selain bermain sebagai winger, Ngumoha juga piawai ditempatkan sebagai gelandang serang. Fleksibilitas dan kecepatan berfikirnya di lapangan menjadikannya set berharga untuk masa depan Liverpool.
Bagi Liverpool, kemenangan ini memang memberi tiga poin penting, tetapi juga menyisakan pekerjaan rumah yang besar. Dua kali unggul, dua gol dalam dua pertandingan awal musim, dan dua kali pula hampir kehilangan poin, menunjukkan adanya masalah dalam menjaga konsentrasi serta organisasi pertahanan. Arne Slot tentu harus segera menemukan solusi agar tim tidak terus-menerus mengalami kesalahan yang sama.
Di sisi lain, meski mengalami kekalahan, Newcastle mendapatkan apresiasi luar biasa dari para pendukungnya. Bermain dengan 10 orang sejak babak pertama dan masih mampu menyamatkan kedudukan melalui sang juara bertahan, menunjukkan semangat juang yang sangat tinggi. Kekalahan ini tetap menyakitkan, tetapi memberikan sinyal bahwa Newcastle punya mental baja untuk menghadapi musim panjang.
Namun, mereka jelas membutuhkan tambahan amunisi di lini depan, apalagi dengan absennya Gordon Akibat-Skorsing serta sagat transfer Alexander Isaac yang belum menemui titik terang.