
Lensa Bola – Liga Champions Eropa musim 2025-2026 telah memasuki babak penting di matchday ketiga, menghadirkan sederet laga bergangsi yang mempertemukan para raksasa benua biru. Persaingan semakin ketat karena setiap klub mulai menunjukkan arah permainan dan ambisi mereka untuk lolos ke fase grup. Salah satu laga penting yang paling dinantikan adalah pertemuan antara juara bertahan Paris Saint-Germain dan wakil Jerman Bayer Leverkusen yang akan digelar di Bay Arena pada Rabu 22 Oktober dini hari waktu Indonesia.
Pertandingan ini menjadi sorotan karena mempertemukan dua tim dengan kondisi yang berbeda. Leverkusen tengah menunjukkan kebangkitan setelah pergantian pelatih, sementara PSG datang dengan status juara bertahan. Namun di tengah badai cadera yang melandas kuat mereka, setelah memutus kerjasama dengan Eric Ten Hag, performa Bayer Leverkusen meningkat pesat di bawah arahan Kasper Jullmann.
Pelatih asal Denmark itu membawa angin segar dengan pendekatan taktik yang lebih fleksibel dan efektif. Dalam tujuh laga terakhir di semua kompetisi, Leverkusen belum tersentuh kekalahan. Hasil positif tersebut membuat kepercayaan diri para pemain meningkat, terutama ketika bermain di kandang sendiri by Arena, yang dikenal memiliki atmosfer mendebarkan berkat dukungan fanatik para supporter.
Meski demikian, hasil di Liga Champions masih belum sesuai harapan. Leverkusen belum mencatatkan kemenangan di dua laga awal, sehingga duel melawan PSG menjadi momentum penting untuk membuka peluang mereka di fase grup. Sementara itu, Paris Saint-Germain datang dengan reputasi mentereng.
Les Parisiens merupakan juara bertahan, sekaligus tim yang belum terkalahkan dalam 14 laga terakhir Liga Champions. Namun, musim ini mereka harus menghadapi ujian berat, karena banyak pemain pun ciapsen akibat cadera. Meski begitu, pasukan Luis Enrique tetap menunjukkan ketangguhan mereka dengan performa mengesankan ketika menundukan Barcelona pada matchday kedua.
Kemenangan tersebut menjadi bukti bahwa PSG tetap tangguh meskipun dalam kondisi tidak ideal. Enrique yang dikenal PY dalam memaksimalkan potensi pemain, mampu menjaga intensitas permainan dan memanfaatkan kecepatan di lini depan untuk menciptakan peluang berbahaya dari serangan balik. Kabar baik menghampiri PSG menjelang laga penting ini setelah winger lincah Ousman Dembele dikonfirmasi pulih dari cadera.
Pemain asal Perancis itu sebelumnya menepi sejak awal September, usai mengalami cadera saat memperkuat tim nasional. Setelah menjalani masa pemulihan di klinik spesialis di Qatar, Dembele kini sudah kembali berlatih penuh bersama tim, Luis Enrique menyambut kehadirannya dengan optimisme tinggi karena Dembele memiliki peran penting dalam sistem permainan PSG yang mengandalkan kecepatan dan kreativitas dari sektor sayap.
Meski belum dimainkan dalam hasil imbang 3-3 melawan Strasbourg di Ligue 1, ia berpeluang tampil di Jerman untuk membantu tim meraih kemenangan ketiga beruntun di Liga Champions. Kehadirannya akan membawa daya dobra kelas Parisiennes dan menjadi ancaman serius bagi pertahanan Leverkusen yang dikenal masih rentan terhadap serangan balik cepat. Secara taktik, pertandingan ini mempertemukan dua gaya permainan berbeda.
Leverkusen cenderung menguasai bola dan melakukan pressing tinggi sejak menit awal, sementara PSG lebih efisien dengan melakukan permainan transisi cepat. Kedua tim pun memiliki motivasi besar. Leverkusen ingin meraih kemenangan pertama di Liga Champions musim ini, sedangkan PSG bertekad mempertahankan rekor tak terkalahkan mereka.
Meski bermain di kandang lawan, PSG tetap difavoritkan berkat pengalaman, kualitas individu pemain, dan mentalitas juara yang kuat. Namun, Leverkusen tentu tidak akan menyerah begitu saja. Terlebih, dengan dukungan penuh dari publik by Arena.
Dari London, duel besar lainnya juga siap memanaskan match day ketiga ketika Arsenal menjamu Atletico Madrid di Emirates Stadium. Pertandingan ini memiliki makna khusus bagi The Gunners, karena jika menang, mereka akan mencatatkan kemenangan ke-100 sepanjang sejarah keikut sertaan di Liga Champions. Di bawah asuhan Mikkel Arteta, Arsenal tampil sangat solid dan konsisten, terutama saat bermain di kandang sendiri.
Catatan mereka begitu mengesankan, tak terkalahkan dalam 14 laja fase grup kompetisi UFA di Emirates Stadium, bahkan 11 diantaranya berakhir dengan kemenangan tanpa kebobolan. Hal ini menunjukkan betapa tangguhnya Arsenal ketika bermain di hadapan publik sendiri. Selain rekor kandang yang luar biasa, Arsenal juga memiliki catatan apik ketika menghadapi tim asal Spanyol di Liga Champions.
Dalam 6 pertemuan terakhir, The Gunners selalu keluar sebagai pemenang. Catatan ini menjadi modal berharga saat menjamu Atletico Madrid yang datang dengan catatan kontras. Tim asuhan Diego Simeone itu belum pernah menang dalam 9 laga fase grup terakhir ketika menghadapi tim asal Inggris dengan 4 kali imbang dan 5 kali kalah.
Meski begitu, Atletico bukan tim yang bisa diremehkan. Mereka dikenal memiliki pertahanan kokoh dan kedisiplinan yang tinggi yang sering membuat lawan frustasi. Menariknya, di kompetisi domestik performa Atletico Madrid sedang menanjak.
Mereka baru saja mencatatkan kemenangan sensasional atas Real Madrid dengan skor 5-2 di La Liga, menandakan lini serang mereka yang sedang tajam. Salah satu pemain yang sedang menonjol adalah Julian Alvarez. Striker asal Argentina itu tampil luar biasa di Liga Champions musim ini dengan catatan 7 gol dalam 7 laga.
Namun menariknya, Alvarez belum pernah mencetak gol ke gawang Arsenal dalam 4 pertemuan terakhir saat masih berseragam Manchester City. Pertarungan dua sistem permainan ini diprediksi akan berlangsung sengit dan penuh drama. Tak kalah menarik, duel klasik juga akan tersaji di Santiago Bernabeu ketika Real Madrid menjamu Juventus pada Kamis 23 Oktober dini hari waktu Indonesia Barat.
Pertemuan antara dua raksasa Eropa ini selalu menghadirkan intensitas tinggi dan nuansa historis yang kuat. Dalam 21 pertemuan sebelumnya di kompetisi elit Eropa, kedua tim telah dua kali saling berhadapan di partai final termasuk pada musim 2016-2017 ketika Real Madrid keluar sebagai juara dengan kemenangan telak 4-1 di Cardiff. Kemenangan tersebut menegaskan dominasi Real Madrid di panggung Eropa dan memperpanjang daftar kejayaan mereka di Liga Champions.
Menjelang laga ini, Real Madrid berada dalam kondisi yang sangat baik. Dalam dua pertandingan sebelumnya di fase grup, mereka berhasil menyapu bersih kemenangan. Kemenangan pertama diraih atas Marseille dengan skor 21 disusul pesta gol 5-0 ke gawang Kairat.
Catatan impresif ini membuat mereka difavoritkan untuk kembali meraih kemenangan di hadapan publik Bernabeu. Sebaliknya, Juventus justru tengah terpuruk setelah gagal menang di dua laga awal. Mereka hanya bermain imbang 4-4 melawan Borussia Dortmund dan dua-dua kontra Vila Real sehingga baru mengoleksi dua poin dan terdampar di posisi kedua-tiga klasmen sementara.
Kondisi ini membuat laga kontra Madrid menjadi ujian berat bagi skuad Aswan Masimiliano Allegri untuk membuktikan bahwa mereka masih layak bersaing di level tertinggi. Selain tiga laga utama tersebut, match day ketiga juga akan menampilkan sejumlah pertandingan menarik lainnya yang tak kalah seru. Barcelona akan menjamu Olympiakos pada pukul 23.45 waktu Indonesia Barat, sebuah laga yang diprediksi berlangsung dengan dominasi penuh dari tim Tuan Rumah.
Di waktu yang sama, Kairat akan berhadapan dengan Pavos dalam duel yang mempertemukan dua tim dari kawasan Eropa Timur. Sebagian besar pertandingan lainnya akan digelar pada Rabu Dinihari pukul 20.00 waktu Indonesia Barat, menjadikan malam itu sebagai pesta sepak bola Eropa yang sesungguhnya. Beberapa laga besar lainnya juga patut disimak.
Newcastle United akan menjamu Benfica di St. James Park dalam laga penuh gengsi, sementara Chelsea akan bentrok dengan Ajax Amsterdam dalam duel dua tim dengan tradisi kuat pengembangan pemain muda. Eintracht Frankfurt akan menantang Liverpool, Sporting CP akan menghadapi Marseille, dan AS Monaco bakal menjamu Tottenham Hotspur. Selain itu, Atalanta akan bertemu Slavia Praha, Bayern München melawan Klub Brugge, serta Villarreal akan menguji kekuatan Manchester City yang dikenal dengan permainan menyerangnya.
Tak ketinggalan, PSV Eindhoven akan bentrok dengan Napoli, Union St. Gillois menghadapi Inter Milan, dan Copenhagen akan menjamu Borussia Dortmund dalam laga yang berpotensi menghasilkan kejutan. Dengan jadwal padat dan tingkat persaingan yang semakin sengit, match day ketiga Liga Champions 2025-2026 menjadi babak krusial yang bisa menentukan arah perjalanan setiap klub. Bagi tim-tim besar, kemenangan berarti menjaga posisi di puncak last man dan menegaskan dominasi.
Sementara bagi klub-klub kuda hitam, ini adalah kesempatan untuk mencuri perhatian dunia.






