Lensa Bola – Republik Demokratik Kongo kembali mencuri perhatian di ajang kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Afrika dengan mencatatkan kejutan besar secara beruntun. Setelah sebelumnya menyingkirkan Cameroon melalui gol tunggal Kensel Mbemba dalam laga penuh tekanan, mereka kembali menunjukkan mentalitas kuat ketika menghadapi Nigeria dalam pertandingan hidup dan mati. Kemenangan atas dua raksasa Afrika tersebut tidak hanya mengejutkan publik, tetapi juga menegaskan bahwa tim berjuluk Les Leopards itu tengah berada dalam momentum terbaiknya untuk kembali bersaing di panggung sepak bola dunia.

Pertandingan menghadapi Nigeria berlangsung dalam tekanan ekstrim, mengingat kedua tim sama-sama membutuhkan kemenangan untuk menjaga peluang melaju ke putaran playoff antarkonfederasi. Nigeria datang sebagai favorit dengan materi pemain yang lebih bertabur bintang. terutama karena sebagian besar squad mereka bermain di liga-liga top Eropa. Namun, Kongo tampil tanpa rasa gentar dan menunjukkan komitmen tinggi sejak awal laga.

Meski demikian, Nigeria memulai laga dengan sangat baik dan langsung menekan pertahanan Kongo sejak menit pertama. Tekanan tersebut berbuah hasil cepat ketika dilandang Brentford Frank Onyeka berhasil mencetak gol pada menit ketiga lewat sebuah tembakan keras yang gagal diantisipasi oleh keeper Kongo. Gol tersebut sempat membuat pendukung Nigeria optimis bahwa tim kesayangan mereka akan menjalani pertandingan dengan lebih nyaman dan membuka jalan menuju putaran berikutnya.

Namun, optimisme itu tidak berlangsung lama. Setelah kebobolan, Kongo mulai menyesuaikan ritme permainan dan tidak panik menghadapi tekanan lawan. Pelatih Sebastian Desabre menginstruksikan anak asuhnya untuk tampil lebih tenang dan memanfaatkan ruang yang ditinggalkan para pemain Nigeria yang bermain terlalu agresif.

Perlahan tapi pasti, Kongo mulai menemukan celah untuk membangun serangan. Pada menit ketiga satu, Mesak Elia mencetak gol penyeimbang melalui sebuah penyelesaian klinis yang menjadi gol keduanya sepanjang kualifikasi. Gol tersebut tidak hanya mengubah skor menjadi 1-1 tetapi juga mengembalikan kepercayaan diri Kongo untuk terus memberikan perlawanan sengit kepada Nigeria.

Memasuki babak kedua, Nigeria harus menghadapi kabar buruk ketika striker andalan mereka Victor Oseman mengalami cedera dan harus ditarik keluar pada menit 46. Absennya Oseman sangat mempengaruhi kualitas serangan Nigeria. Penyerang Napoli itu dikenal sebagai motor utama lini depan dan pencetak gol terbanyak bagi Super Eagles.

Kehilangan sang pemain membuat alur permainan Nigeria menjadi tidak se-efektif sebelumnya. Kreativitas dan agresivitas mereka menurun drastis sementara Kongo semakin berani keluar menekan dan membangun serangan balik berbahaya. Meski kedua tim sama-sama menghasilkan sejumlah peluang, tidak ada lagi gol tambahan hingga 90 menit berakhir.

Pertandingan pun harus dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Kedua tim memperlihatkan kelelahan, tetapi tetap berjuang mencari gol kemenangan. Ketegangan semakin meningkat ketika setiap serangan yang dibangun berpotensi menentukan nasib mereka di kualifikasi.

Namun, selama 30 menit tambahan waktu, tidak ada gol yang tercipta. Keputusan krusial pun diambil oleh staf pelatih Kongo menjelang akhir babak tambahan waktu kedua, yaitu memasukkan keeper kedua Timotifayulu untuk menggantikan Leonel Empasy. Keputusan tersebut terbukti menjadi langkah strategis yang sangat tepat.

Adu penalti berlangsung dengan suasana dramatis. Para pemain yang mengambil penalti menunjukkan tekanan besar mengingat kesalahan sekecil apapun akan berpengaruh pada kelolosan tim. Masing-masing keeper melakukan penyelamatan penting, tetapi para pemain Kongo tampil lebih tenang dan konsisten.

Pada akhirnya, Kongo berhasil memenangkan adu penalti dengan skor 4-3, mengamankan tiket ke babak playoff antar Konfederasi Maret mendatang. Kemenangan ini disambut hangat oleh para pendukung mereka yang melihat keberhasilan ini sebagai peluang besar untuk kembali tampil di panggung dunia setelah terakhir kali melakukannya pada 1974 ketika mereka masih bernama Zaire. Sementara itu, hasil ini menjadi pukulan telak bagi Nigeria.

Kegagalan ini menambah panjang daftar kekecewaan setelah sebelumnya mereka juga tidak berhasil lolos ke piala dunia 2022. Dengan materi pemain bertalenta seperti Oseman, Ademola Lukman, Samuel Cukweze dan banyak lainnya, kegagalan berturut-turut membuat publik mempertanyakan arah pembangunan tim nasional Nigeria. Banyak pihak menilai perlunya evaluasi total mulai dari struktur federasi, pendekatan taktik hingga regenerasi pemain.

Nigeria, yang selama ini dikenal sebagai kekuatan besar di Afrika, kini berada dalam posisi sulit dan harus membangun fondasi baru jika ingin kembali bersaing di tingkat internasional. Kekalahan Nigeria dan tersingkirnya Cameroon lebih dulu berdampak besar bagi persepsi publik terkait Piala Dunia 2026. Kedua negara tersebut selama ini dikenal sebagai langganan Piala Dunia dengan banyak pemain yang bersinar di Eropa.

Absennya para bintang seperti Andre Onana, Brian Beumo, Victor Oseman hingga Ademola Lukman menjadi kehilangan besar bagi turnamen. Banyak penggemar sepak bola yang sebelumnya menantikan aksi mereka di panggung internasional, kini harus menerima kenyataan bahwa mereka tidak akan tampil di gelaran Piala Dunia edisi 2026. Hal ini menunjukkan betapa kerasnya persaingan di kualifikasi zona Afrika, di mana kualitas tim semakin merata dan tidak ada lagi jaminan bagi negara besar untuk lolos dengan mudah.

Republik Demokratik Kongo kini menjadi salah satu kisah paling menarik dalam perjalanan kualifikasi Piala Dunia 2026. Dengan determinasi kuat, strategi matang serta sejumlah pemain yang tampil di level tinggi, mereka membuktikan bahwa kebangkitan sepak bola Afrika tidak hanya datang dari negara-negara tradisional seperti Senegal, Maroko ataupun Pantai Gading. Keberhasilan mereka menyingkirkan dua kekuatan besar secara beruntun, menunjukkan perkembangan signifikan dalam kualitas sepak bola nasional mereka.

Kongo kini melangkah ke babak playoff dengan kepercayaan diri penuh, membawa harapan besar masyarakat untuk kembali melihat nama negara mereka terpampang di ajang sepak bola terbesar dunia. Secara keseluruhan, perjalanan dramatis Kongo di kualifikasi ini menjadi bukti bahwa sepak bola adalah olahraga penuh kejutan. Kemenangan mereka bukan sekedar hasil pertandingan, tetapi simbol dari kerja keras, konsistensi serta keberanian menghadapi tim raksasa bertabur bintang.

lion mesdon
November 17, 2025
Tags:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *