Lensa Bola – Juara bertahan piala dunia tim nasional Argentina kembali menjadi sorotan setelah mengumumkan daftar skuad terbaru mereka untuk jeda internasional bulan Oktober. Pengumuman ini menjadi langkah penting bagi pelatih Lionel Scaloni dalam menata ulang kekuatan tim menjelang agenda internasional Albiceleste. Meskipun kompetisi resmi tengah jeda, Argentina memanfaatkan waktu tersebut dengan menggelar dua laga uji coba berjangsi di Amerika Serikat.

Dua pertandingan itu akan mempertemukan Argentina dengan Venezuela pada 10 Oktober 2025 di Miami dan Puerto Rico pada 13 Oktober 2025 di Chicago. Bagi Scaloni, laga-laga ini bukan sekedar ajang pemanasan, melainkan kesempatan untuk menjaga kekompakan tim sekaligus menguji keseimbangan antara pemain senior dan wajah-wajah baru yang mulai menghiasi skuad utama. Salah satu hal yang paling mencuri perhatian dari daftar skuad kali ini tentu saja adalah kehadiran Lionel Messi.

Meski sudah berusia 38 tahun dan sempat mengisyaratkan keinginannya untuk pensiun dari tim nasional, sang kapten kembali dipercaya untuk memimpin Argentina. Keputusan Scaloni ini sekaligus menegaskan bahwa Messi masih menjadi sosok sentral dalam proyek tim, baik di dalam maupun di luar lapangan. Bintang besar yang kini bermain untuk Inter Miami di Mayar League Soccer itu masih dianggap mampu memberikan pengaruh besar, terutama bagi para pemain muda yang sedang beradaptasi dengan atmosfer tim nasional.

Kehadiran Messi juga menjadi kabar menggembirakan bagi para penggemar sebab pada September lalu, ia sempat memberikan salam perpisahan yang emosional kepada publik Argentina. Momen tersebut terjadi dalam laga terakhir kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Amerika Selatan di Buenos Aires, saat Argentina menghadapi Venezuela pada 4 September 2025. Saat itu, Messi mengisyaratkan bahwa laga tersebut mungkin menjadi pertandingan kandang terakhirnya bersama dengan tim nasional.

Meski belum mengumumkan keputusan pasti terkait keikut sertaannya di Piala Dunia 2026, Messi tetap menunjukkan tekad kuat untuk menjaga kondisinya. Dalam wawancara bersama dengan ESPN, Prai 8 Trophy Ballon d’Or itu mengatakan bahwa ia akan selalu jujur kepada dirinya sendiri. Saya berusaha merasa baik, dan yang terpenting jujur kepada diri sendiri.

Ketika saya merasa baik, saya menikmatinya, tapi ketika tidak, jujur saja, saya tidak merasa senang. Jadi saya lebih memilih tidak berada di sana jika tidak merasa baik. Pernyataan itu menggambarkan kedewasaan dan kesadaran seorang pemain yang sudah melewati berbagai fase dalam karirnya.

Meski begitu, keputusannya untuk tetap bergabung di dua laga uji coba menunjukkan bahwa kondisi fisik dan mentalnya masih cukup prima. Scaloni sendiri tidak mau terlalu memusingkan masa depan Messi di tim nasional. Menurutnya, hanya Messi yang tahu kapan waktu terbaik untuk mundur.

Namun, dengan dipanggilnya sang kapten kali ini, Scaloni menilai situasi Messi masih dalam kondisi baik. Faktor lokasi pertandingan yang berlangsung di Amerika Serikat turut mempermudah keputusan tersebut. Karena bermain untuk Inter Miami, Messi tidak perlu menempuh perjalanan jauh untuk menghadapi jadwal yang terlalu padat.

Kondisi ini membuat peluangnya untuk tampil semakin besar. Selain itu, laga di Miami dan Chicago memiliki makna simbolis karena Amerika Serikat menjadi salah satu tuan rumah piala dunia 2026. Pertandingan di sana bisa menjadi pemanasan ideal sekaligus momen penting bagi para supporter diaspora Argentina untuk kembali menyaksikan sang mega bintang di lapangan.

Selain memanggil pemain-pemain senior, Scaloni juga menyertakan sejumlah wajah baru yang menjadi tanda dimulainya regenerasi di tubuh Albiceleste. Empat pemain yang mendapatkan panggilan pertama untuk membela tim nasional adalah Fakundo Kambeseski Perbanfield, Anibal Moreno Gelandang Palmeiras, Jose Manuel Lopez Penyerang Palmeiras, dan Lautaro Rivero Back Tengah River Plate. Dari keempat nama tersebut, Lautaro Rivero menjadi sosok yang paling mencuri perhatian.

Pemain berusia 21 tahun itu, baru menjalani musim perdanaannya di tim utama River Plate setelah sebelumnya sempat dipinjamkan ke Sentral Cordoba. Perjalanan karirnya terbilang luar biasa karena dua tahun lalu ia masih berjualan Alfajores, kue kering khas Argentina di jalanan Buenos Aires untuk membantu keluarganya. Kini, berkat kerja keras dan dedikasinya, Rivero menjadi bagian dari tim nasional juara dunia.

Dalam sebuah wawancara, Rivero menceritakan perjuangannya dengan penuh emosi. Hal pertama yang saya inginkan adalah agar keluarga saya hidup lebih baik dan mendapatkan segala yang pantas mereka dapatkan. Saya telah menghadapi banyak hal sulit dan karena mereka, saya sepenuhnya berkomitmen.

Kisah hidupnya yang inspiratif membuat publik Argentina menaruh simpati besar. Rivero bukan sekedar pemain muda potensial, melainkan contoh nyata bagaimana kerja keras dan tekat dapat mengubah nasib seseorang. Langkah Lionel Scaloni memberikan kesempatan kepada pemain-pemain muda seperti Rivero menunjukkan bahwa proses regenerasi di tim nasional mulai berjalan serius.

Setelah berhasil membawa Argentina meraih gelar Copa America 2021, Finalisima 2022 dan Piala Dunia 2022 di Qatar, Scaloni sadar bahwa masa emas para veteran seperti Messi, Angel Di Maria dan Nicolas Otamendi tidak akan berlangsung selamanya. Karena itu, ia mulai menyiapkan generasi penerus yang bisa melanjutkan kejayaan Albi Celeste. Dalam squad kali ini, pelatih berusia 47 tahun itu juga memberikan kepercayaan kepada dua bintang muda yang kini bersinar di Eropa, yaitu Nicopas dan Franco Mastantuono.

Nicopas, pemain muda Como di seri Aitalia, telah menunjukkan kematangan taktik dan teknik di usia yang belia. Sementara itu, Franco Mastantuono, underkit Real Madrid yang berusia 17 tahun, dianggap sebagai salah satu prospek paling menjanjikan di dunia sepak bola Argentina. Kehadiran dua pemain muda tersebut menjadi sinyal kuat bahwa Scaloni tengah mempersiapkan transisi generasi.

Ia ingin menggabungkan pengalaman dan ketenangan para senior dengan energi, ambisi dan semangat para pemain muda. Pendekatan ini diharapkan mampu menjaga stabilitas performa tim, sekaligus memastikan Argentina tetap kompetitif di masa depan. Meski regenerasi mulai dijalankan, dominasi pemain-pemain yang berkarir di Liga-Liga Top Eropa masih sangat terasa dalam skuad Argentina.

Liga Italia dan Liga Spanyol menjadi dua kompetis yang paling banyak menyumbang pemain. Di lini depan, Scaloni tetap mengandalkan Lautaro Martinez, kapten Inter Milan yang kini menjadi ujung tombak utama. Ia akan bersaing dengan Julian Alvarez, striker tajam milik Atletico Madrid.

Persaingan keduanya di lini serang dinilai akan semakin memperkaya variasi serangan tim. Di sektor tengah, kombinasi Rodrigo de Paul, Enzo Fernandes dan Alexis McAllister menjadi kekuatan utama dalam menjaga ritme permainan. Sementara itu, lini belakang masih dipercayakan kepada Cristian Romero dan Lisandro Martinez, dua backtangguh yang tampil konsisten sejak piala dunia 2022.

Tambahan pemain muda seperti Rivero juga memberikan opsi baru bagi Scaloni untuk memperdalam rotasi di sektor pertahanan. Dengan komposisi seperti ini, Argentina tampak siap melangkah menuju babak baru dalam sejarahnya. Sekuat ini bukan hanya mencerminkan kekuatan dan tradisi kemenangan, tetapi juga memperlihatkan arah masa depan yang cerah bagi sepak bola Argentina.

Lionel Scaloni telah membuktikan dirinya sebagai pelatih yang mampu menjaga keseimbangan antara masa lalu dan masa depan, antara kejayaan dan pembaruan.

lion mesdon
Oktober 8, 2025
Tags:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *