Lensa Bola – Pertandingan kualifikasi piala dunia 2026 zona Eropa antara Austria dan San Marino yang berlangsung pada Jumat 10 Oktober 2025 dini hari waktu Indonesia Barat menjadi ajang unjuk kekuatan luar biasa bagi tim Tuan Rumah. Dalam laga yang penuh dominasi sejak awal hingga akhir, Austria tampil beringas dan mencatatkan kemenangan telak 10-0 tanpa ampun atas San Marino Hasil ini tidak hanya menunjukkan jurang kualitas yang sangat lebar antara kedua tim tetapi juga mempertegas kesiapan Austria di bawah Asuhan Ralf Rangnick untuk bersaing di level tertinggi dunia. Rangnick menurunkan susunan pemain terbaiknya dengan kombinasi pengalaman dan kreativitas tinggi.

Nama-nama seperti David Alaba, Marcel Sabitzer, Konrad Leimer dan Marco Arnautovic menjadi bagian dari starting line-up yang tampil dengan gaya menyerang khas Rangnick. Pressing tinggi, transisi cepat dan efektivitas luar biasa di sepertiga akhir lapangan. Austria langsung tancap gas sejak peluit awal dibunyikan.

Hanya butuh 7 menit bagi mereka untuk membuka keunggulan melalui aksi Romano Schmid yang menerima umpan matang dari David Alaba dan menaklukkan kipersan Marino dengan tenang. Tak butuh waktu lama, 1 menit berselang, Marco Arnautovic menggandakan keunggulan setelah menerima umpan cerdas dari Marcel Sabitzer. Dua gol cepat ini membuat kepercayaan diri Austria semakin meningkat dan memaksa San Marino bermain bertahan total.

Dominasi Austria terlihat jelas dari penguasaan bola yang mencapai 71% di sepanjang laga sedangkan San Marino hanya sesekali melakukan serangan balik tanpa ancaman berarti kegawang Patrick Pence. Pada menit ke-24, Michael Gregorits menambah penderitaan San Marino lewat gol ketiga Austria disusul dua gol beruntun dari Backstephan Post pada menit ke-30 dan ke-42. Sebelum turun minum, Konrad Kleimer ikut mencatatkan namanya di papan skor lewat gol indah pada menit ke-45.

Babak pertama pun berakhir dengan keunggulan mencolok 6-0 bagi tim Tuan Rumah. Memasuki babak kedua, Austria tidak menurunkan intensitas permainan. Ralf Rangit tetap menuntut anak asuhnya menjaga fokus dan disiplin meski sudah unggul jauh.

Hasilnya, Marco Arnautovic kembali menunjukkan ketajamannya dengan menambah gol ketiganya di menit ke-47, memastikan heterik pada malam itu. San Marino yang mencoba memperketat pertahanan tetap kesulitan menghadapi serangan bertubi-tubi Austria. Pada menit ke-76, Warmbrand menambah keunggulan Austria menjadi 8-0 melalui gol perdananya di level internasional.

Tidak berhenti sampai di situ, Arnautovic kembali mencatatkan dua gol tambahan di menit ke-83 dan ke-84, menutup pesta gol Austria dengan skor akhir 10-0. Kemenangan besar ini menjadi bukti dominasi total Austria di semua aspek permainan, baik dalam hal penguasaan bola, efisiensi serangan maupun stabilitas pertahanan. Statistik pertandingan memperlihatkan betapa efisien dan tajamnya Austria.

Dari total 25 tembakan yang dilepaskan, 14 di antaranya tepat sasaran dan menghasilkan 10 gol, sebuah rasio penyelesaian yang sangat tinggi di level internasional. Sementara San Marino hanya mampu melepaskan 4 tembakan tanpa satu pun yang mengarah ke gawang. Tak hanya lini depan yang tampil mengesankan, seluruh pemain di starting line up Australia juga berkontribusi langsung terhadap gol, baik itu melalui gol maupun asis, kecuali sang penjaga gawang Patrick Pence.

Catatan ini menunjukkan betapa seimbangnya kontribusi dari semua lini skuat Austria. Pelatih Ralf Rangnick pantas mendapatkan pujian atas konsistensi dan efisiensi permainan timnya. Filosofi sepak bola modern yang ia terapkan, yaitu pressing agresif, pergerakan cepat antar lini, serta transisi vertikal yang efisien, benar-benar terlihat jelas dalam pertandingan ini.

Seusai laga, Rangnick mengungkapkan kebanggaannya terhadap performa tim. Kami tidak hanya mencetak banyak gol, tapi juga menjaga fokus selama 90 menit. Itu menunjukkan kematangan tim ini.

Pernyataan tersebut menggambarkan filosofi yang dipegang Rangnick bahwa kemenangan besar tidak hanya soal produktivitas, tetapi juga tentang disiplin, keseimbangan dan mentalitas juara yang stabil di sepanjang pertandingan. Salah satu surutan utama tentu tertuju pada Marco Arnoldovic. Di usia 36 tahun, striker veteran ini masih menunjukkan ketajaman luar biasa di depan gawang lawan.

Empat gol yang ia ciptakan, memperlihatkan pengalaman dan kemampuan penyelesaian yang belum pudar, meskipun usianya tak lagi muda. Selain ketajaman, Arnoldovic juga memainkan peran penting sebagai pemimpin di lapangan, mengarahkan rekan satu timnya dan menjadi inspirasi bagi pemain muda. Ia membuktikan bahwa pengalaman dan determinasi masih bisa menjadi kombinasi mematikan dalam sepak bola modern.

Tak heran jika publik stadion Ernst Happel memberikan tepuk tangan meriah saat namanya diumumkan sebagai man of the match sekaligus ketika ia ditarik keluar di menit-menit akhir pertandingan. Di sisi lain, San Marino harus kembali menelan kekalahan pahit yang memperpanjang rekor buruk mereka di ajang kualifikasi. Kekalahan 0-10 ini menjadi yang ke-6 secara beruntun bagi tim kecil dari Eropa Selatan tersebut Hingga lagak ini, San Marino belum mampu meraih satupun kemenangan dan hanya mencetak satu gol selama babak kualifikasi.

Meskipun kini memiliki selisih gol minus 27 setelah kebobolan 28 kali dan meskipun performa mereka jauh dari kata baik, semangat bertanding San Marino tetap patut diapresiasi. Mereka tetap berusaha keras bertahan di bawah tekanan luar biasa meski kesenjangan kualitas antara kedua tim terlalu besar untuk dijembatani. Kemenangan telat ini sekaligus memperkokoh posisi Austria di puncak kelasmen grup H kualifikasi piala dunia zona Eropa.

Dengan raihan 15 poin sempurna dari 5 pertandingan, Austria menjadi salah satu tim dengan rekor terbaik di benua Eropa. Mereka telah mencetak 19 gol dan hanya kebobolan 2 kali sejauh ini. Dengan performa yang begitu solid dan produktif, Austria berpeluang besar mengamankan tiket langsung ke piala dunia 2026 tanpa harus melalui babak playoff.

Jika performa luar biasa ini dapat mereka pertahankan hingga akhir babak kualifikasi, bukan tidak mungkin Austria akan menjadi salah satu kejutan menyenangkan di piala dunia 2026 mendatang. Kemenangan 10-0 atas San Marino tidak sekedar angka besar di papan skor melainkan bukti nyata bahwa Austria tengah berada di jalur menuju era emas baru sepak bolanya, yaitu era dimana mereka bukan lagi sekedar peserta melainkan pesaing serius di pentas dunia.

lion mesdon
Oktober 10, 2025
Tags:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *