
Lensa Bola – Timnas Indonesia akan menghadapi salah satu pertandingan penting dalam sejarah sepak bola nasional ketika menantang Arab Saudi pada putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Duel ini dijadwalkan berlangsung di King Abdullah Sport City Jeddah, Kamis 9 Oktober 2025. Pertandingan tersebut menjadi momen syarat makna sebab hasilnya akan sangat menentukan peluang sekuat Garuda untuk melangkah lebih jauh menuju Piala Dunia yang digelar di Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko.
Bagi Indonesia, laga melawan Arab Saudi bukan sekedar pertandingan biasa. Pertemuan ini membuka kesempatan emas untuk kembali mengulang sukses pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Pada babak ketiga kualifikasi, Indonesia sempat mencatat hasil mengejutkan dengan menangkulkan Arab Saudi 2-0 di Jakarta.
Laga itu menjadi titik balik kepercayaan diri tim terutama karena Marcelino Ferdinand tampil sebagai pahlawan dengan mencetak dua gol. Ketika kembali melawat ke Jeddah, Indonesia bahkan mampu menahan imbang satu-satu. Sebuah hasil yang semakin memperlihatkan bahwa mereka tidak lagi inferior di hadapan tim kuat Timur Tengah.
Namun, dinamika jelang pertemuan kali ini berbeda dari laga-laga sebelumnya. Timnas Indonesia saat ini berada di bawah asuhan Patrick Kluivert yang menggantikan Shin Tae Yong. Sementara pahlawan pada pertemuan sebelumnya Marcelino Ferdinand tidak masuk dalam daftar pemain.
Absennya Marcelino jelas mempengaruhi komposisi tim. Sehingga, Kluivert harus menemukan alternatif strategi untuk menjaga kualitas serangan tim. Tantangan semakin nyata karena Arab Saudi tentu tidak ingin kembali dipermalukan di hadapan publik sendiri sehingga mereka dipastikan akan tampil habis-habisan.
Meski demikian, Indonesia tidak datang tanpa modal. Menurut data transfer market, nilai pasar sekuat Garuda saat ini bahkan lebih tinggi dibandingkan sekuat Arab Saudi. Estimasi nilai pasar Indonesia mencapai Rp 558,82 miliar.
Sementara Arab Saudi berada di angka Rp 510,15 miliar. Perbedaan ini memang tidak otomatis menjamin kemenangan. Tetapi menjadi gambaran bahwa kualitas individu pemain Indonesia kini semakin diakui.
Terutama karena banyaknya kontribusi pemain diaspora yang berkarir di Eropa. Beberapa nama bahkan masuk kategori elit. Jay Idzes, pemain Sasuolo di seri A, menjadi penggawat termahal dengan nilai mencapai Rp 130,36 miliar.
Disusul oleh Bek tangu Kevin Diks yang kini membela Borussia Mönchenblattbach dengan nilai Rp 86,91 miliar. Serta kiper Cremonesi Emil Audero yang bernilai Rp 55,62 miliar. Lini belakang juga diperkuat Calvin Verdonk dengan nilai Rp 43,45 miliar.
Dan Marten Paes Rp 31,29 miliar. Kehadiran 5 pemain dengan valuasi tinggi ini membuktikan bahwa timnas Indonesia memiliki kedalaman sekuat yang tak kalah mentereng dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia. Di sisi lain, Arab Saudi tetap diperkuat sejumlah bintang lokal dengan nilai pasar signifikan.
Pemain Al-Ahli Feras Al-Buraikan menjadi pemain termahal dengan valuasi Rp 78,22 miliar. Ada juga Musab Al-Juwair dengan Rp 69,53 miliar. Hassan Tambaki Rp 27,81 miliar.
Salim Al-Dawsari Rp 26,07 miliar. Serta Nawaf Al-Bausal Rp 22,60 miliar. Mereka adalah pemain yang telah teruji di level klub manapun internasional sehingga menjadi ancaman nyata bagi lini pertahanan Indonesia.
Bagi Patrick Kluivert, laga ini akan menjadi ujian besar. Ia baru saja memanggil 28 pemain untuk menghadapi pertandingan melawan Arab Saudi dan Irak yang digelar pada 9 dan 12 Oktober. Dua pertandingan tersebut sangat krusial karena hanya juara grup yang berhak lolos otomatis ke piala dunia 2026.
Posisi runner-up masih harus menjalani babak playoff yang tentu lebih beresiko. Dalam daftar pemain yang dipanggil, sebagian besar merupakan wajah lama andalan timnas. Namun, ada pula kejutan, terutama absennya beberapa nama penting seperti Marcelino Ferdinand, Rafael Struick , Ivar Jenner, dan Mess Hilgres.
Sebaliknya, Kluivert tetap menyertakan striker oleh Romeny yang meski baru pulih dari cadera, diharapkan bisa kembali menjadi mesin gol. Kluivert diperkirakan akan menurunkan formasi andalanya 3421. Formasi ini memungkinkan Indonesia tampil fleksibel, solid di belakang, tetapi tetap memiliki daya gedor yang kuat.
Posisi kiper, dua nama besar bersaing memperbutkan tempat utama, yaitu Marten Paes dan Emil Audero. Marten Paes yang bermain di FC Dallas, baru pulih dari cadera, sementara Audero tampil impresif bersama dengan Cremonesia di Serie A. Dalam 4 laga terakhir timnas melawan Tiongkok, Jepang, Chinese Taipei, dan Lebanon, Audero selalu menjadi pilihan utama. Dengan performa stabil di klub dan timnas, peluangnya untuk kembali tampil sejak menit pertama cukup besar.
Tiga back sejajar, kemungkinan akan diisi oleh Rizky Ridho, Jay Idzes, dan Justin Hubner. Trio yang sudah teruji dalam menjaga pertahanan Garuda tetap kokoh. Di sektor sayap, Kevin Diks akan mengisi posisi wing bek kanan, sementara Calvin Verdonk yang baru bergabung dengan Lille diplot di sisi kiri.
Kedua pemain ini dikenal tak hanya solid bertahan, tetapi juga rajin membantu serangan. Hal itu membuat transisi permainan timnas semakin dinamis. Di lini tengah, Tom Haye dan Joey Pelupessy akan kembali menjadi pengatur tempo permainan sekaligus penyeimbang antara lini belakang dan depan.
Haye dengan kemampuan distribusi bola yang presisi, serta Pelupesi yang dikenal sebagai gelandang pekerja keras, diakini dapat memaksimalkan potensi serangan timnas. Sektor penyerang juga menjadi sorotan. Di belakang striker utama, Ragnar Oratmangoen dan Miliano Jonatans diperkirakan akan menjadi motor serangan.
Oratmangoen sudah pulih dari cadera dan memiliki pengalaman menghadapi tim-tim timur tengah. Sementara itu, Miliano Jonatans merupakan senjata baru yang performanya terus menanjak bersama dengan FC Utrecht, dan sudah diuji dalam beberapa laga uji coba. Untuk posisi ujung tombak, Ole Romeny hampir pasti akan dipercaya kembali.
Meski baru pulih dari cadera, ketajamannya sebagai striker modern membuatnya tetap diandalkan. Jika dalam kondisi terbaik, Romeny bisa menjadi pembeda yang menentukan jalannya pertandingan. Pertemuan dengan Arab Saudi kali ini jelas bukanlah pertandingan yang mudah.
Tim tuan rumah memiliki pengalaman panjang di level internasional, termasuk tampil regular di piala dunia. Mereka akan tampil habis-habisan di depan publik sendiri demi menjaga asal-alas otomatis. Namun, Indonesia juga memiliki kekuatan yang tak bisa diremehkan.
Hadiran pemain diaspora yang berkarir di Eropa memberikan warna baru, baik dari segi kualitas teknis maupun mental bertanding. Selain itu, kemenangan dengan hasil imbang pada pertemuan sebelumnya menjadi modal psikologis penting bahwa mereka mampu bersaing dengan Arab Saudi. Hasil dari laga ini akan menjadi penentu perjalanan Indonesia.
Jika mampu mendapatkan kemenangan atau setidaknya mendapatkan poin di jedah, peluang untuk lolos otomatis ke piala dunia akan semakin terbuka. Sebaliknya, kekalahan bisa membuat Garuda terpaksa berjuang lebih keras saat menghadapi Irak tiga hari berselang. Laga Arab Saudi vs Indonesia di putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 bukan hanya sekedar pertandingan sepak bola, tetapi juga pertaruhan harga diri dan mimpi besar bangsa.
Timnas Indonesia kini datang dengan sekuat yang lebih matang, lebih berpengalaman dan lebih berharga dari segi pasar pemain. Semua faktor itu memberi optimisme bahwa Garuda bisa kembali membuat kejutan. Meski demikian, jalan menuju Piala Dunia tetap penuh rintangan.
Patrick Kluivert dan anak asunya harus tampil dengan konsentrasi penuh, disiplin taktik serta memanfaatkan setiap peluang yang ada. Apabila hal itu bisa diwujudkan, bukan tidak mungkin, sejarah baru akan tercipta untuk pertama kalinya Indonesia melangkah ke panggung terbesar sepak bola dunia.