
Lensa Bola – Penampilan Andre Onana bersama dengan Trabzonspor menjadi bahan pembicaraan hangat di Turki. Kiper asal Cameroon yang sebelumnya dihujani kritik pedas saat membela Manchester United itu, ini justru mendapatkan banyak pujian dari media dan para penggemar. Perjalanannya menuju klub asal kota Trabzonspor ini terjadi pada penutupan bursa transfer musim panas 2025 ketika Manchester United memutuskan meminjamkannya selama satu musim penuh.
Keputusan tersebut diambil setelah penampilannya di Old Trafford kerap dianggap tidak konsisten dan membuatnya kehilangan kepercayaan diri. Onana tiba di Turki pada 12 September 2025 dan hanya berselang dua hari kemudian, ia langsung diberi kepercayaan untuk menjadi starter ketika Trabzonspor menghadapi Venerbahce di Stadion Sukru Sarakoglu. Laga debut itu berakhir dengan kekalahan tipis 0-1 bagi tim tamu.
Namun, sorotan publik justru tertuju kepada Andre Onana karena aksinya di bawah Mister Gawang dianggap sangat mengesankan. Menghadapi Venerbahce, Onana tampil luar biasa meski timnya harus bermain dengan 10 orang sejak menit ke-20. Situasi ini membuat pertahanan Trabzonspor kerap tertekan.
Tetapi, Onana berdiri kokoh sebagai tembok terakhir yang sulit untuk ditembus. Ia mencatat 8 penyelamatan penting mulai dari menghalau tendangan jarak jauh, menggagalkan peluang satu lawan satu, hingga menunjukkan ketenangan dalam menghadapi situasi bola mati. Meski akhirnya gawangnya kebobolan lewat gol dari Yusef Eneseri menjelang akhir babak pertama, banyak pihak menilai skor bisa saja berakhir lebih telak andai Onana tidak tampil heroik.
Media-media Turki pun langsung memberikan pujian. Onana tampil memukau dan berhasil memikat hati para supporter Trabzonspor. Media Haberler bahkan menyebut Onana menggendong tim sendirian karena kontribusinya yang begitu dominan.
Bukan hanya soal penyelamatan, gaya kepemimpinan Onana juga menuai apresiasi. Salah satu momen yang terekam kamera adalah ketika ia menenangkan rekannya Paul Onwaku yang frustasi setelah golnya dianulir dan sempat memprotes keras hingga diganjar kartu kuning. Dengan gestur menenangkan, Onana menunjukkan wibawanya sebagai pemimpin di lapangan yang membuat para pemain lain merasa lebih tenang.
Sikap ini dianggap sebagai tanda bahwa dirinya bukan sekedar keeper, melainkan juga sosok yang mampu mengangkat moral tim di saat-saat sulit. Pujian yang diterima Onana di Turki jelas kontras dengan pengalaman pahitnya selama berseragam Manchester United. Didatangkan dari Inter Milan pada musim panas 2023 untuk menggantikan David De Gea, ia datang dengan ekspektasi tinggi.
Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Onana sering melakukan kesalahan mendasar yang berujung pada blunder fatal di Liga Inggris maupun Liga Champions. Catatan statistiknya pun kurang membanggakan.
Dari 102 pertandingan, ia kebobolan 150 gol dan hanya mencetak 24 kali clean sheet. Media Inggris tak jarang menjadikannya bahan ejekan, sementara para penggemar kerap kehilangan kesabaran dan menyuarakan kekecewaan di media sosial. Situasi ini membuatnya sering terlihat tertekan di lapangan dan kehilangan kepercayaan diri.
Karena itu, kepindahannya ke Trabzonspur dipandang sebagai jalan keluar terbaik untuk membangun kembali reputasinya. Performa impresif Onana tidak berhenti hanya pada laga debut. Dalam pertandingan keduanya bersama Trabzonspur menghadapi Gaziantep FK pada 20 September 2025, ia kembali menunjukkan kualitas istimewa yang jarang dimiliki oleh seorang penjaga gawang.
Pada menit ke-39, Trabzonspur tertinggal lebih dulu lewat gol dari Kevin Rodriguez. Tendangan keras dari luar kotak penalti, gagal ia bendung, membuat tuan rumah berada dalam posisi sulit. Namun, Onana tidak larut dalam kekecewaan.
Justru pada babak kedua, ia membuktikan diri sebagai keeper modern yang tak hanya piawai bertahan, tetapi juga mampu memberi kontribusi besar dalam membangun serangan. Pada menit ke-70, Onana melakukan aksi mengejutkan. Dari luar areanya sendiri, ia melepaskan umpan lambung akurat ke kotak penalti lawan.
Bola itu jatuh tepat ke arah Paul Onuaku, yang kemudian berhasil mengecoki perlawan dan mencetak gol penyama kedudukan. Aksi ini resmi dicatat sebagai asis dan menjadi yang kedua dalam karir profesional Onana. Sebelumnya, ia juga pernah melakukannya bersama dengan Ajax Amsterdam pada musim 2016-2017 di Liga Belanda.
Tidak banyak kiper di dunia yang mampu menciptakan asis, dan momen ini semakin mengukuhkan reputasinya sebagai penjaga gawang dengan kemampuan distribusi bola yang luar biasa. Asisst tersebut menjadi simbol kembalinya kepercayaan diri Onana setelah sekian lama ia dijadikan bulan-bulanan selama bermain di Inggris. Ia, ini tampil lebih rileks, percaya diri dan tidak ragu memanfaatkan kemampuan kakinya untuk mendukung permainan tim.
Banyak media Turki yang menilai Onana bisa menjadi salah satu keeper terbaik Liga Turki musim ini jika performa konsistenya terus berlanjut. Para supporter Trabzonspor juga mulai melihatnya sebagai sosok penting yang dapat membantu klub bersaing di papan atas Liga. Bagi Onana pribadi, duel laga awal itu terasa seperti pembuktian bahwa dirinya masih layak berada di level tertinggi sepak bola.
Masa depan Onana sendiri, kini masih menyisakan tanda tanya. Dalam perjanjian peminjaman, tidak ada klausul opsi pembelian permanen. Artinya, setelah musim 2025-2026 berakhir, ia bisa kembali ke Manchester United.
Situasi ini menarik, karena MU baru saja mendatangkan kiper muda asal Belgiasin, Lamens, sebagai investasi jangka panjang. Akan tetapi, hingga kini manajer Ruben Amorim belum mempercayai Lamens untuk tampil. Fasisi kiper utama justru diisi oleh Altay Bayındır , mantan keeper Venerbahce yang sebelumnya hanya menjadi pelapis Onana.
Jika Onana mampu menjaga performanya di Trabzonspor, bukan tidak mungkin Manchester United akan mempertimbangkan untuk memberinya kesempatan kedua. Namun, skenario lain, seperti perpanjangan masa peminjaman atau bahkan penjualan permanen, juga terbuka lebar tergantung kebutuhan tim dan arah kebijakan klub. Kisah Onana juga menambah daftar panjang pemain berbakat yang meredup di Manchester United.
Banyak pengamat menyebut bahwa klub tersebut kini bertaburan bagi pemain top. Angel Di Maria, Alexi Sanchez hingga Jadon Sancho adalah beberapa contoh nama besar yang gagal menemukan performa terbaiknya di Old Trafford. Dan Onana sempat masuk ke dalam daftar tersebut.
Perbedaannya, ia kini mulai membuktikan bahwa kualitasnya belum habis dengan tampil gemilang di Turki. Transformasi Onana dari sosok yang kerap dihina di Inggris menjadi pahlawan baru di Turki memperlihatkan betapa cepatnya situasi bisa berubah dalam dunia sepak bola. Dari hujatan hingga pujian, dari tekanan berat hingga kembali menemukan kebebasan, perjalanan ini menjadi titik balik yang menentukan dalam karirnya.
Onana menunjukkan bahwa kesempatan kedua bisa menjadi momen emas untuk bangkit dan membungkam kritik. Kini, publik menantikan apakah performa impresifnya bersama Trabzonspor akan berlanjut hingga akhir musim, dan bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi masa depannya di Manchester United atau klub lain.