
Lensa Bola – Timnas Portugal, akhirnya memastikan satu tempat di Piala Dunia 2026, setelah meraih kemenangan telak 9-1 atas Armenia pada laga terakhir kualifikasi Grup F Zona UFA. Kemenangan besar ini menjadi jawaban tegas atas kekalahan mengejutkan dari Republik Irlandia pada pertandingan sebelumnya. Meski tampil tanpa Cristiano Ronaldo yang menjalani sanksi kartu merah, Portugal menunjukkan kedalaman sekuat yang kuat dan efektif.
Laga yang digelar di Estadio do Dragão pada minggu 16 November 2025, memperlihatkan bagaimana Bruno Fernandes dan João Neves mampu tampil sebagai motor permainan, sekaligus pencetak gol terbanyak dengan masing-masing membukukan hat-trick. Sejak menit awal pertandingan, Portugal menunjukkan intensitas yang tinggi, menandakan keinginan mereka untuk memastikan tiket keputaran final tanpa drama pada menit-menit akhir. Roberto Martinez selaku pelatih, menurunkan kombinasi pemain yang berorientasi menyerang, termasuk Gonzalo Ramos, Bruno Fernandes, Vitinha, Bernardo Silva, João Neves hingga Rafael Leao.
Komposisi tersebut langsung memberikan hasil saat Renato Feiga membukukan keunggulan pada menit ke-7. Berawal dari tendangan bebas Bruno Fernandes yang ditepis oleh keeper Henry Avagian, bola liar jatuh di depan gawang dan berhasil ditanduk oleh Feiga untuk mengubah skor menjadi 1-0. Gol cepat ini meningkatkan kepercayaan diri pasukan tuan rumah yang terus menekan pertahanan Armenia.
Meski demikian, Armenia sempat memberikan kejutan ketika berhasil menyamakan kedudukan melalui aksi Edouard Spertzian yang memanfaatkan umpan silang Gran Leon Ramos dari jarak dekat. Gol tersebut menjadi teguran singkat bagi Portugal, namun mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk merespons. 10 menit kemudian, Gonzalo Ramos membawa kembali Portugal unggul setelah berhasil memotong bek pas pemain Armenia.
Ramos menggiring bola ke dalam kotak penalti, mengecoh Avagian, dan menceploskan bola ke gawang kosong untuk menjadikan skor 2-1. Tak sampai 2 menit berselang, João Neves memperbesar keunggulan melalui tembakan jarak jauh yang melesat deras ke gawang Armenia. Gol tersebut memperlihatkan kualitas teknik sang gelandang muda yang semakin matang dari waktu ke waktu.
Neves kemudian mencetak gol keduanya pada menit ke-41 melalui tendangan bebas indah yang mengarah tepat ke sudut kanan atas gawang tanpa mampu dijangkau oleh Avagian. Jelang akhir babak pertama, Portugal mendapatkan hadiah penalti setelah Ruben Dias dijatuhkan oleh Karen Murat Nian di dalam kotak penalti. Bruno Fernandes maju sebagai eksekutor dan menyelesaikan peluang tersebut dengan baik, menutup babak pertama dengan skor telah ke-51.
Memasuki babak kedua, Portugal tidak mengendurkan intensitas. Mereka tetap menguasai jalannya pertandingan dan terus mengalirkan tekanan ke lini pertahanan Armenia. Pada menit ke-51, Fernandes kembali mencatatkan namanya di papan skor melalui kerjasama 1-2 apik dengan Gonzalo Ramos.
Fernandes melepaskan tembakan mendatar ke sudut kanan gawang yang tidak mampu diantisipasi oleh Avagian. Permainan Fernandes semakin menonjol tidak hanya sebagai pencetak gol, tetapi juga sebagai pengatur ritme permainan Portugal. Ia memimpin serangan dari lini tengah, menentukan tempo, dan memastikan tim tetap fokus sepanjang pertandingan.
Pada menit ke-72, Fernandes melengkapi hat-trick-nya melalui eksekusi penalti ke-2. Penalti diberikan setelah Carlos Forbes dilanggar siar game Murat Nian di kotak terlarang. Fernandes mengeksekusi bola dengan penuh keyakinan, mengarahkannya ke sudut atas gawang, dan membuat Avagian sekali lagi tak berdaya.
Tak mau ketinggalan, João Neves turut mencatatkan hat-trick pada menit ke-81 melalui penyelesaian jarak dekat setelah menerima umpan dari Nelson Semedo. Kombinasi permainan cepat dan pergerakan tanpa bola para pemain Portugal membuat Armenia kewalahan sepanjang babak ke-2. Goal terakhir, dicetak oleh Francisco Gonçezão pada masa injury time, memastikan kemenangan Portugal dengan skor mencolok 9-1.
Kemenangan ini mengukuhkan posisi Portugal sebagai juara grup F dengan total 13 poin. Sementara itu, Republik Irlandia, yang menang dramatis 3-2 atas Hungaria, menempati posisi ke-2 dan berhak melaju ke babak playoff. Selain itu, kemenangan 9-1 ini semakin menegaskan produktivitas Portugal selama periode kualifikasi.
Menariknya, hasil tersebut bukan pertama kalinya Portugal mencetak 9 gol dalam satu pertandingan tanpa kehadiran Cristiano Ronaldo. Pada tahun 2023, dalam kualifikasi Euro, Portugal berhasil menghancurkan Luxembourg dengan skor 9-0. Saat itu, 9 gol dicetak oleh berbagai pemain seperti Gonzalo Inacio, Gonzalo Ramos, Diogo Jota, Ricardo Horta, Bruno Fernandes, dan João Felix.
Dua kemenangan besar ini mengirim pesan kuat bahwa Portugal bukanlah tim yang hanya bertumpu pada Ronaldo. Mereka kini memiliki kedalaman sekuat yang memungkinkan berbagai pemain menjadi pembeda dalam laga-laga penting. Kehebatan Portugal dalam pertandingan melawan Armenia juga menyoroti absennya Cristiano Ronaldo, yang sebelumnya menerima kartu merah dalam laga kontra Irlandia.
Insidensi ikutan terhadap darah osi yang terekam oleh VAR membuatnya harus meninggalkan lapangan pada menit ke-61 dan otomatis terkena skorsing satu pertandingan. Meski demikian, Komite Disiplin UFA masih meninjau kemungkinan hukuman tambahan tergantung pada hasil evaluasi lanjutan. Federasi Sepak Bola Portugal kabarnya tengah mempertimbangkan langkah banding untuk mengurangi sanksi tersebut agar Ronaldo bisa segera kembali memperkuat tim nasional.
Di tengah absennya Sang Mega Bintang, Bruno Fernandes menunjukkan kapasitasnya sebagai pemimpin di lapangan. Perannya tidak hanya mencetak gol, tetapi juga mengatur permainan, memimpin tekanan, dan menjaga disiplin taktikal tim. Seusai pertandingan, Fernandes menegaskan bahwa meskipun Ronaldo merupakan pemain penting yang banyak berkontribusi gol selama kualifikasi, tim tetap harus mampu bermain baik dengan atau tanpa sosok ikonik tersebut.
Ia menyatakan, setiap pemain memiliki peran yang berbeda dan tidak semua kontribusi bisa saling menggantikan. Pelatih Roberto Martinez pun menegaskan bahwa Portugal selalu lebih kuat apabila diperkuat pemain-pemain penting seperti Ronaldo, Bruno Mendes, dan Pedro Neto. Meski begitu, ia tetap menyoroti pentingnya kesiapan sekuat menghadapi segala situasi, baik saat pemain inti tersedia maupun ketika harus absen.
Kedalaman dan fleksibilitas taktik menjadi modal utama Portugal menjelang Piala Dunia 2026. Melihat performa gemilang pemain seperti Vitynya, Bernardo Silva, Rafael Leao, Joao Neves hingga talenta muda seperti Renato Veiga, Portugal memiliki keseimbangan antara pengalaman dan energi muda. Transformasi sekuat yang tidak lagi bergantung pada satu figur, menjadikan mereka salah satu tim dengan prospek paling menjanjikan pada turnamen mendatang.
Dengan memastikan tiket ke Piala Dunia 2026, Portugal kini memasuki fase persiapan yang lebih fokus pada konsistensi permainan, pemantapan strategi, dan pemulihan pemain. Kemenangan 9-1 atas Armenia menjadi penutup sempurna perjalanan kualifikasi, sekaligus sinyal bahwa mereka siap bersaing di panggung tertinggi sepak bola dunia. Generasi pemain yang dimiliki Portugal saat ini, dikombinasikan dengan pengalaman Ronaldo yang tetap dibutuhkan, menjadikan mereka sebagai salah satu kandidat kuat untuk melaju jauh pada turnamen mendatang.
Portugal telah menunjukkan bahwa mereka bukan hanya tim yang bertabur bintang, tetapi juga unit kolektif yang solid dan efisien. Jika mereka mampu mempertahankan performa seperti ini, peluang untuk mencetak sejarah baru di Piala Dunia 2026 terbuka sangat lebar.






