Lensa BolaTim Nasional Indonesia kini tengah berada dalam masa transisi penting, setelah berakhirnya kerjasama dengan pelatih asal Belanda Patrick Kluivert. Keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak Kluivert, diambil oleh PSSI menyusul ke gagalannya membawa squad Garuda melaju ke putaran final piala dunia 2026. Hasil ini, menjadi pukulan tersendiri bagi sepak bola nasional, karena target besar yang sempat dicanangkan pada awal masa kepemimpinannya tidak tercapai.

Bersama staf kepelatian yang juga berasal dari Belanda, Kluivert resmi mengakhiri masa baktinya pada awal Oktober 2025. Kondisi ini, membuat timnas berada dalam situasi tanpa pelatih tetap menjelang agenda penting yaitu FIFA matchday pada November mendatang. Situasi tersebut, menjadi sorotan publik karena laga uji coba internasional itu menjadi kesempatan berharga untuk memperbaiki peringkat Indonesia di ranking FIFA, sekaligus membangun kembali kepercayaan diri tim setelah performa yang menurun.

Dalam beberapa bulan terakhir, Indonesia mengalami penurunan tiga peringkat dan kini menempati posisi ke-122 dunia. Dengan tren negatif tersebut, masyarakat menaruh harapan besar agar PSSI segera menentukan sosok pelatih baru yang mampu memberikan arah dan stabilitas, terutama menjelang lanjutan kualifikasi piala dunia dan piala Asia di masa mendatang. Menariknya, sejumlah nama mulai dikaitkan dengan posisi pelatih kepala timnas Indonesia, dua di antaranya adalah Timur Kapadze dan Shin Tae Yong.

Kedua pelatih tersebut memberikan sinyal terbuka untuk menangani skuad Garuda. Timur Kapadze, yang dikenal sebagai mantan pelatih timnas Uzbekistan U23 dan kini menjabat sebagai asisten pelatih tim nasional senior Uzbekistan, mengekspresikan kekagumannya terhadap dukungan fanatik supporter Indonesia. Ia menyebut bahwa atmosfer sepak bola di tanah air memberikan kesan mendalam baginya.

Dalam wawancaranya dengan media zamin, Kapadze menegaskan fokusnya masih tertuju pada Uzbekistan, namun ia tidak menutup peluang untuk mempertimbangkan tawaran profesional di masa depan. Fokus saya saat ini sepenuhnya pada tim nasional Uzbekistan, tetapi di masa depan wajar untuk mempertimbangkan kesempatan profesional apapun. Pernyataan Kapadze ini membuat banyak pihak menilai bahwa PSSI sebenarnya memiliki daftar calon pelatih yang cukup kompetitif dan berpengalaman.

Dukungan publik terhadap Kapadze pun meningkat, mengingat reputasinya yang baik di Asia Tengah dan pengalamannya dalam membina pemain muda. Ia dikenal sebagai sosok yang disiplin dan mengutamakan organisasi permainan yang solid, karakteristik yang dinilai cocok dengan kebutuhan tim nas Indonesia yang sedang berusaha membangun fondasi permainan jangka panjang. Sementara itu, nama Shin Tae Yong kembali menjadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta sepak bola tanah air.

Pelatih asal Korea Selatan itu sebelumnya sukses meningkatkan performa tim nas dalam beberapa ajang, termasuk membawa Indonesia lalas ke Piala Asia 2023 dan tampil mengesankan di Piala Asia U23 2024. Namun, masa kepemimpinannya berakhir pada awal Januari 2025 setelah PSSI secara mengejutkan memutus kontraknya dan menunjuk Patrick Livert sebagai penggantinya. Meski demikian, Sintayong tetap menunjukkan profesionalisme dalam mengikapi keputusan tersebut.

Dalam pernyataannya, ia mengaku masih membuka hati untuk kembali memimpin tim nas Indonesia apabila diberikan kesempatan. Ia bahkan menegaskan bahwa Indonesia akan selalu menjadi prioritas utamanya meskipun ada tawaran dari negara lain. Kalau ada tawaran yang sedikit lebih baik dari negara lain, tapi PSSI juga memberikan tawaran dengan sungguh-sungguh, pastinya pilihan pertama saya adalah tim nas Indonesia.

Sikap itu membuat banyak pihak menilai Sintayong sebagai figur ideal untuk kembali memimpin squad Garuda terutama karena ia sudah memahami karakter pemain dan dinamika sepak bola Indonesia. Namun, keputusan akhir mengenai pelatih baru tim nas Indonesia tetap berada di tangan PSSI. Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyampaikan bahwa federasi masih memerlukan waktu untuk menentukan arah kepelatian ke depan.

Ia menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan konsolidasi dan membuka komunikasi dengan berbagai pihak sebelum mengumumkan nama pelatih baru. Erick juga mengingatkan bahwa proses ini tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa mengingat posisi Indonesia masih rendah di ranking FIFA. Sehingga diperlukan kehatian-kehatian dalam menentukan sosok yang tepat untuk membangun tim secara berkelanjutan.

Jadi memang kalau ditanya kapan kami mengumumkan pelatih baru, belum. Saya masih perlu waktu konsolidasi dua hal. Satu, saya lagi coba buka komunikasi ke banyak pihak.

Jangan sampai persepsi yang kejadian beberapa kali terakhir ini mempersulit posisi kita mencari pelatih. Karena kita mesti sadari ranking kita belum tinggi, masih rendah. Ketika ditanya mengenai kemungkinan memanggil kembali Shin Tae Yong, Erick tidak secara eksplisit memasukkan nama ekspelatih Korea Selatan itu sebagai opsi utama.

Ia menegaskan bahwa semua keputusan masih dalam tahap evaluasi menyeluruh, termasuk potensi menunjuk pelatih sementara untuk agenda FIFA Matchday bulan November. Dalam situasi seperti ini, muncul juga wacana bahwa Direktur Teknik PSSI Alexander Zwiers dapat diangkat sebagai pelatih sementara Meski belum ada kepastian soal siapa yang akan menang kodai Timnas, PSSI menegaskan bahwa agenda uji coba internasional pada FIFA Matchday November 2025 tetap akan dilaksanakan. Pertandingan uji coba tersebut dianggap sangat penting, bukan hanya untuk menjaga kontinuitas permainan tim, tetapi juga untuk memperbaiki posisi Indonesia di ranking FIFA.

Dalam rencana awal, PSSI akan mencari lawan dari negara-negara Asia atau Amerika Selatan yang tidak memiliki agenda kompetitif pada periode tersebut. Beberapa negara yang disebut-sebut menjadi calon lawan uji coba, antara lain adalah Malaysia, Palestina, Jordania, Thailand, dan Kyrgyzstan. Dari daftar tersebut, Kyrgyzstan menjadi lawan yang cukup ideal untuk diuji, karena saat ini menempati peringkat ke-105 dunia.

Jika Timnas Indonesia mampu meraih kemenangan atas negara asal Asia Tengah itu, poin ranking FIFA akan meningkat signifikan. Selain itu, menghadapi tim dengan kualitas seperti Kyrgyzstan, akan menjadi ajang pembelajaran berharga bagi pemain muda Indonesia dalam hal mental, taktik, dan adaptasi permainan di level internasional. Kondisi Timnas Indonesia saat ini memang penuh ketidakpastian, namun di sisi lain juga menyimpan peluang besar untuk memperbaiki arah pembangunan sepak bola nasional.

PSSI memiliki kesempatan untuk memperbaiki kesalahan masa lalu dengan menunjuk pelatih yang memahami karakter pemain Indonesia dan memiliki visi jangka panjang untuk membentuk tim yang solid serta kompetitif di level Asia. Sosok seperti Sintayong menawarkan kesinambungan dan pengalaman dalam menangani tim nasional Asia Tenggara, sementara figur seperti Timur Kapadze membawa perspektif baru dari kawasan Asia Tengah dengan pendekatan taktik modern dan fokus pada pembinaan pemain muda. Apapun keputusan akhirnya, publik berharap PSSI dapat mengambil langkah cepat dan tepat agar Timnas Indonesia tidak kehilangan momentum.

FIFA Matchday mendatang bisa menjadi awal era baru yang lebih stabil dan menjanjikan, asalkan dipimpin oleh pelatih yang mampu memadukan potensi besar pemain muda dengan pengalaman internasional.

lion mesdon
Oktober 26, 2025
Tags: ,

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *