
Lensa Bola – Barcelona menutup perangkaian tour pramusim mereka di Asia dengan catatan yang sempurna. Tiga kemenangan dalam tiga laga menunjukkan performa dan strategi yang mantap di bawah asuan pelatihan Hansi Flick. Meski sempat diwarnai sejumlah gangguan eksternal sebelum keberangkatan, mulai dari urusan administrasi hingga spekulasi transfer yang mengganggu fokus, perjalanan Blaugrana di Asia berlangsung lancar sejak dimulai pada 25 Juli hingga awal Agustus 2025.
Tour ini membawa Marcus Rashford dan rekan-rekan kedua negara besar Asia Timur, yaitu Jepang dan Korea Selatan. Barcelona menguji kekuatan mereka melawan Vizel Kobe, FC Seoul dan Daegu FC. Lawan-lawan yang meski berbeda level, namun tetap memberikan tantangan menarik bagi Flick untuk mematangkan formasi serta mengeksplorasi rotasi pemain.
Hasilnya, Blaugrana tak hanya menang, tetapi menang dengan skor besar yang menunjukkan ketajaman lini serang mereka. Laga pertama melawan Vizel Kobe pada 27 Juli menjadi ajang pemanasan yang manis. Barcelona memetik kemenangan 3-1 menunjukkan efektivitas dalam memanfaatkan peluang.
Empat hari kemudian, mereka tampil lebih beringas saat menekuk FC Seoul dengan skor mencolok 7-3, sebuah pesta goal yang memanjakan supporter Asia yang memenuhi stadion. Puncaknya terjadi pada Senin 4 Agustus 2025 saat mereka menggilas Daegu FC dengan skor telak 5-0, mengakhiri tour dengan cara yang nyaris sempurna. Laga melawan Daegu FC memperlihatkan betapa dalamnya skuad Barcelona musim ini.
Meski menghadapi tim yang tengah terpuruk di K-League, Daegu belum menang dalam 12 pertandingan terakhir dan terprosok di dasar klasmen. Namun, Flick tetap menurunkan kombinasi pemain inti dan talenta muda. Salah satu sorotan adalah keputusan memberikan kesempatan starter kepada Pedro Fernandes, gelandang 17 tahun yang sedang mencuri perhatian di Akademi Klub.
Menariknya, Daegu sempat hampir memberikan kejutan. Lewat serangan cepat, mereka berhasil menembus pertahanan Barcelona, namun striker Giovani gagal mengonversi peluang emas yang seharusnya bisa membuka skor. Kesalahan itu pun langsung dibayar mahal.
Barcelona memanfaatkan momentum dan Gavi yang tampil memimpin lini tengah berhasil membuka keran gol Blaugrana. Gol ini mengubah atmosfer pertandingan, membuat Barcelona bermain lebih lepas dan agresif. Tak butuh waktu lama, serangan bertubi-tubi Barcelona berbuah gol kedua melalui Robert Lewandowski yang memanfaatkan umpan cermat dari Gerard Martin.
Gavi kemudian kembali mencetak gol keduanya, memastikan babak pertama berakhir dengan keunggulan 3-0. Memasuki babak kedua, Flick mengambil langkah berani dengan melakukan 11 pergantian pemain. Keputusan ini bertujuan menjaga kebugaran squad utama, sekaligus memberikan pengalaman berharga bagi para pemain muda.
Hujan deras yang mengguyur stadion tak menghalangi Barcelona mempertahankan intensitas permainan. Salah satu momen paling berkesan adalah gol perdana Toni Fernandes untuk tim senior. Striker muda ini hanya butuh 10 menit di lapangan untuk memanfaatkan umpan matang dari Dani Olmo dan mencatatkan namanya di papan skor.
Gol ini disambut sorakan meriah dari fans Barcelona yang hadir melihat simbol masa depan klub mencetak gol di panggung internasional. Tak lama kemudian, giliran Marcus Rashford yang mencuri perhatian. Pemain yang baru direkrut dari Manchester United ini mencetak gol melalui penyelesaian dingin usai menerima umpan datar dari Eric Garcia.
Bagi Rashford, yang sebelumnya hanya bermain singkat pada debutnya melawan Vizel Kobe, gol ini menjadi suntikan kepercayaan diri yang besar. Rashford masuk menggantikan Lewandowski di awal babak kedua dan diposisikan sebagai penyerang tengah, berbeda dengan laga sebelumnya di mana ia bermain melebar. Hansi Flick secara terbuka mengungkapkan bahwa ia ingin melihat kemampuan Rashford di dua peran berbeda, yaitu nomor 9 dan nomor 11 untuk memaksimalkan fleksibilitas taktik.
Kami mengubah posisinya karena harus berhati-hati dengan kondisi Ferran Torres. Saya ingin melihat bagaimana dia beradaptasi di posisi itu. Barcelona mendatangkan Rashford dengan status pinjaman dengan opsi pembelian permanen senilai 30 juta euro di akhir musim.
Gol perdana ini menjadi sinyal positif bahwa sang pemain bisa menjadi bagian penting dari rencana jangka panjang Blaugrana. Bagi Flick, tujuan utama dari tour pramusim ini bukanlah sekedar mencetak banyak gol. Ia lebih menekankan pada proses membangun kemistri antara pemain baru, pemain muda, dan squad inti.
Yang terpenting adalah rotasi, adaptasi, dan implementasi ide permainan. Skor besar hanyalah bonus. Pendekatan ini pun terbukti efektif.