
Lensa Bola – Derby Manchester pertama musim 2025-2026 akan menjadi salah satu laga paling dinanti pada pekan keempat Liga Premier Inggris. Duel antara dua raksasa kota Manchester, Manchester City dan Manchester United akan tersaji di Stadion Etihad pada minggu 14 September 2025. Pertandingan ini bukan sekedar laga bergensi, melainkan juga momen penting bagi kedua klub untuk memperbaiki posisi mereka di klasmen awal musim.
Manchester United saat ini berada di peringkat ke-9 dengan 4 poin dari 3 pertandingan, sedangkan Manchester City harus berada di peringkat ke-13 dengan 3 poin. Hasil tersebut jelas diluar ekspektasi publik, mengingat kedua tim sama-sama diperkuat oleh pemain bintang dan memiliki ambisi besar untuk meraih gelar. Tak heran jika laga ini menjadi sorotan media internasional, apalagi derby Manchester dikenal selalu menghadirkan drama, intensitas tinggi dan kualitas permainan kelas dunia.
Namun, antusiasme menjelang laga ini sedikit terganggu oleh kabar kurang mengembirakan terkait kondisi sekuat kedua tim usai jeda internasional bulan September. Menurut laporan Daily Mirror, setidaknya ada 13 pemain dari kedua kubu yang diragukan tampil atau bahkan dipastikan absen karena cadera. Manchester City menjadi pihak yang paling terdampak dengan 9 pemain kunci mereka berpotensi absen.
Salah satu kabar teranyar adalah caderanya Omar Marmus, penyerang Anyar City yang mengalami masalah pada ligamen lutut kanan saat membela timnas Mesir melawan Burkina Faso. Selain Marmus, daftar cadera City mencakup nama-nama penting seperti Savinio, Phil Foden, Ryan Cherki, Mateo Kovacic, Calvin Phillips, John Stoon, Abdul Qadir Kusanov dan Josko Gvardiol. Situasi ini jelas mempengaruhi rencana Pep Guardiola dalam meramu strategi untuk menghadapi sang rival sekota.
Di kubu Manchester United, masalah cadera juga tidak bisa dianggap enteng, meski jumlah pemain yang diragukan tampil lebih sedikit. Setidaknya, ada 4 pemain utama yang kondisinya belum sepenuhnya fit yaitu Diogo Dalot, Mason Mount, Matheus Kunya dan Lissandro Martinez. Di antara mereka, Kunya masih memberikan harapan setelah mengunggah video latihan di gym yang menandakan pemulihan caderanya berjalan baik.
Kehadiran penyerang asal Brazil tersebut bisa menjadi dorongan besar bagi lini serang setan merah yang tengah mencari konsistensi. Di tengah badai cadera tersebut, perhatian publik justru tertuju pada debut dua penjaga gawang Anyar yang bisa menjadi sorotan utama di derby kali ini. Manchester City baru saja meresmikan kedatangan Gianluigi Donnarumma dari Paris Saint-Germain.
Kiper berusia 26 tahun itu langsung bergabung ke Squad City setelah menyelesaikan tugas internasional bersama dengan timnas Italia. Donnarumma menandatangani kontrak hingga Juni 2030 dan digadang-gadang menjadi sosok penting dalam misi City mempertahankan dominasi mereka di kancah domestik maupun Eropa. Dengan pengalaman meraih Trophy League Champions bersama dengan PSG dan gelar Euro 2020 bersama dengan Italia, Donnarumma diprediksi akan memberikan rasa aman di bawah Mr. Gawang City yang sebelumnya kerap mengandalkan Ederson.
Di sisi lain, Manchester United juga memperkenalkan wajah baru di posisi penjaga gawang yaitu San Lamens, kiper muda berusia 18 tahun yang didatangkan dari Royal Antwerp. Meski masih sangat muda, Lamens langsung mendapatkan pujian tinggi dari legenda klub Peter Schmeichel. Menurut Schmeichel, Lamens memiliki potensi besar untuk menjadi keeper kelas dunia di masa depan.
Bahkan, disandingkan dengan nama besar seperti Manuel Neuer dan Thibaut Courtois, peluang Lamens untuk melakukan debut semakin besar setelah Andre Onanar resmi dipinjamkan ke klub Turki Trabzonspor. Keputusan ini diakuni menjadi langkah jangka panjang United untuk membangun generasi baru di posisi kiper dengan Lamens sebagai investasi masa depan. Laga derby kali ini juga diwarnai catatan statistik yang cukup menarik.
Musim lalu, Manchester United mampu meraih hasil positif melawan City di Premier League dengan kemenangan 2-1 di Etihad Stadium dan hasil imbang tanpa gol di Old Trafford. Catatan tersebut memberi kepercayaan diri bagi skuad Aswan Ruben Amorim, apalagi United baru saja meraih kemenangan dramatis 3-2 atas Burnley sebelum jeda internasional. Sebaliknya, Manchester City menata pelaga ini dengan modal negatif setelah tumbang 1-2 dari Brighton & Hove Albion.
Namun, performa City tetap tidak bisa diremehkan, terutama dengan kehadiran Erling Haalan di lini depan. Haaland, yang baru berusia 25 tahun, kembali menunjukkan ketajamannya di awal musim ini dengan torehan 3 gol dalam 3 laga Premier League. Bahkan, di level internasional, bomber asal Norwegia tersebut mencetak 5 gol dalam 1 pertandingan saat membela negaranya di kualifikasi Piala Dunia.
Ketajaman Haalan membuatnya memimpin daftar pencetak gol terbanyak sementara Liga dan ia kini menjadi ancaman terbesar bagi pertahanan United. Selain Haalan, City juga memiliki pemain-pemain kreatif seperti Oscar Bob dan gelandang Anjartijani Reinders yang diharapkan dapat mengisi kekosongan akibat badai cadera. Sementara itu, lini depan Manchester United kini tengah menjadi sorotan publik meski kedatangan pemain baru seperti Brian Buemo, Mateusz Kunia dan Benjamin Sesko memberi harapan segar ketiganya belum mampu menunjukkan performa maksimal.
Khusus Sesko, ekspektasi besar menyelimuti penyerang berusia 22 tahun asal Slovenia tersebut. Dijuluki The Next Haaland, Sesko diboyong dari RB Leipzig setelah mencetak 21 gol di semua kompetisi musim lalu. Namun, adaptasinya di Premier League tidak berjalan mulus dengan 2 laga awal tanpa torehan gol.
Tekanan terhadap Sesko mengingatkan banyak pihak pada pengalaman Rasmus Hojlund musim lalu. Rasmus Hojlund datang dengan label pemain muda berbakat dari seri A tetapi gagal memenuhi ekspektasi karena kurangnya dukungan dari sistem permainan tim. Mantan penyerang timnah Slovenia, Miran Burgic bahkan menilai masalah utama bukan terletak pada kualitas individu pemain melainkan pola permainan United yang tidak efektif.
Menurut Burgic, terlalu banyak pemain berbakat yang hangus di Old Trafford dalam beberapa tahun terakhir akibat atmosfer negatif dan kurangnya struktur permainan yang jelas. Sesko pun dihadapkan pada ujian besar untuk membuktikan dirinya mampu bertahan di bawah tekanan besar publik Inggris. Ruben Amorim, yang memulai musim pertamanya sebagai manajer United, kini berada di bawah sorotan tajam untuk segera menemukan formula yang tepat bagi timnya.
Filosofi permainan Amorim dikenal agresif dan menekankan pressing tinggi tetapi, squad United masih beradaptasi dengan sistem baru ini. Laga melawan Manchester City akan menjadi ujian sejauh mana perkembangan permainan mereka sekaligus pembuktian bagi para rekrutan baru. Dukungan supporter setan merah akan sangat krusial, terutama untuk memberi kepercayaan diri kepada para pemain muda seperti Sesko dan Lamens.
Di Kubu City, Pep Guardiola juga tak luput dari tekanan meskipun telah membawa klub tersebut meraih kesuksesan besar dalam beberapa musim terakhir. Awal musim yang kurang meyakinkan, ditambah badai cadera, membuat Guardiola harus mengandalkan pemain-pemain muda dan mengutak atik-taktik. Kehadiran Dona Roma memberi dimensi baru di lini pertahanan City, tetapi absennya banyak pemain inti termasuk John Stoones dan Yusko Fardial bisa mempengaruhi stabilitas tim.
Guardiola kemungkinan akan menempatkan Halan sebagai ujung tombak tunggal dengan dukungan dari Reijnders dan Bob sembari mengandalkan kreatifitas lini tengah untuk menembus pertahanan rapat United. Derby Manchester kali ini juga menarik karena menjadi ajang pertemuan dua klub dengan filosofi berbeda. City dengan gaya bermain berbasis penguasaan bola dan pergerakan taktis, sementara United di bawah amorim lebih mengandalkan transisi cepat dan pressing tinggi.
Perbedaan filosofi ini bisa menghadirkan duel taktik menarik yang tak hanya menghibur tetapi juga memberikan gambaran siapa yang lebih siap bersaing memperbutkan gelar di musim 2025-2026. Meski baru memasuki pekan keempat, laga ini terasa penting untuk membangun momentum. Bagi City, kemenangan akan menjadi titik balik setelah hasil buruk pada awal musim.
Sedangkan bagi United, kemenangan atas rival sekota akan memperkuat moral tim sekaligus mempertegas ambisi mereka kembali ke papan atas. Dengan segala drama cedera, ekspektasi terhadap pemain bintang, hingga ujian bagi para pelatih, laga Manchester City melawan Manchester United akhir pekan ini dipastikan akan menjadi sorotan dunia.






