Lensa Bola – Sejak Tott Bohli dan konsorsium Bluco mengambil Ali Chelsea pada 2022, klub tersebut dikenal dengan kebijakan transfer agresif, terutama dalam memburu pemain sayap muda potensial dari berbagai liga top Eropa. Strategi ini menjadi bagian dari proyek jangka panjang untuk membentuk squad berbasis talenta muda yang dapat berkembang dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Mereka terus berkembang, terus membangun kedalaman squad dengan mendatangkan pemain berbakat seperti Pedro Neto, Alejandro Garnacho, dan Jimmy Gittens.

Masuknya gelombang pemain baru ini tak terhindarkan, membuat perhatian publik cepat teralihkan, hingga beberapa nama lamas akan menghilang dari ingatan. Salah satunya adalah Mikhailo Mudrik, winger Ukraina yang pada Januari 2023 menjadi pusat perebutan antara Chelsea dan Arsenal, sebelum akhirnya memilih berlabuh di Stamford Bridge dengan mahar mencapai 89 juta pond sterling atau sekitar 1,6 triliun rupiah. Transfer itu menjadikannya salah satu pembelian termahal dalam sejarah klub dan ekspektasi besar pun langsung melekat di pundaknya.

Namun, perjalanan Mudryk di Chelsea tidak seindah harapan awal. Sejak bergabung, ia baru mencatatkan 10 gol dan 11 asisst dari 73 penampilan, sebuah angka yang masih jauh dari bayangan performa luar biasa yang pernah ia tunjukkan saat membela Saktardones. Meski performanya naik turun, penurunan kontribusi itu bukan satu-satunya alasan namanya jarang terdengar dalam satu tahun terakhir.

Mudryk menghilang bukan karena cadera, melainkan akibat dugaan kasus doping yang kemudian membuatnya dilarang tampil untuk sementara waktu. Pemain berusia 24 tahun itu terakhir kali bermain pada Liga Konferensi Eropa pada 28 November musim lalu. Tak lama setelah laga tersebut, ia mendadak tidak masuk dalam daftar sekuat tanpa penjelasan resmi yang jelas.

Spekulasi pun muncul, namun beberapa pekan kemudian, terungkap bahwa hasil tes doping menunjukkan adverse analytical finding atau temuan awal adanya zat terlarang yang diduga adalah meldonium, zat yang beberapa tahun lalu sempat menyeret sejumlah atlet dunia termasuk Maria Sarapova. Meski hasil tersebut masih bersifat awal dan belum final, FA menjatuhkan larangan bermain sementara kepada Mudryk sambil menunggu pemeriksaan sampel B. Jika sampel kedua tersebut mengonfirmasi hasil awal, Mudryk berpotensi menerima hukuman panjang mengingat presiden kasus serupa yang pernah menimpa Paul Pogba. Dalam kasus sang gelandang Prancis itu, hukuman awal 4 tahun hanya dapat dikurangi menjadi 18 bulan setelah proses banding.

Situasi itu menggambarkan seriusnya konsekuensi yang menanti Mudryk apabila ia terbukti melakukan pelanggaran. Selama menjalani masa larangan tampil sementara, Mudryk memilih menjauh dari sorotan media. Ia hampir tidak muncul di publik dan hanya sesekali memberikan pesan melalui media sosial untuk menegaskan bahwa ia tidak pernah berniat menggunakan zat terlarang.

Setelah berbulan-bulan tidak muncul di hadapan publik, Mudryk akhirnya terlihat kembali. Namun, bukan dalam aktivitas sepak bola. Ia muncul dalam sebuah proyek film di Ukraina berpose bersama pelatih asal Kroasia Igor Jovikevic dan beberapa pembuat film.

Dalam foto yang beredar, ia masih menggunakan celana latihan Chelsea seakan ingin menunjukkan bahwa dirinya masih merasa menjadi bagian dari klub, meski saat ini tengah tersandung kasus. Proyek film itu disebut mengangkat kisah Sakardones, klub lamanya yang kini menjadi simbol perjuangan di tengah konflik yang melanda Ukraina serta kondisi sosial yang terjadi di negara tersebut. Sementara itu, proses penyelidikan kasus dopingnya terus berjalan lambat.

Presiden Wada Witold Banka menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan disiplin resmi dari FA. Setelah keputusan itu keluar, Wada akan meninjau ulang seluruh dokumen untuk memastikan apakah hukuman yang dijatuhkan sudah tepat atau perlu diajukan banding. Hingga kini, tidak ada kepastian kapan proses investigasi akan rampung membuat masa depan mudrik terasa menggantung.

Situasi semakin rumit, karena selama masa absen hampir satu tahun penuh, Mudryk tetap menerima gaji sekitar 100 ribu pond sterling per minggu atau hampir 2 miliar rupiah. Kondisi ini, memicu perdebatan di kalangan pendukung Chelsea mengenai masa depannya. Banyak yang menduga bahwa klub mungkin akan melepasnya atau setidaknya mencari jalan untuk keluar dari beban finansial tersebut.

Namun, laporan terbaru dari orang dalam klub mengungkapkan bahwa Chelsea sebenarnya belum ingin memutus hubungan dengan mudrik. Justru sebaliknya, mereka masih memasukkannya dalam rencana jangka panjang. Klub percaya, bahwa mudrik kemungkinan tidak akan menerima hukuman terlalu panjang dan masih ada ruang bagi sang winger untuk menata ulang karirnya setelah investigasi selesai.

Salah satu opsi yang dipertimbangkan manajemen adalah meminjamkan mudrik ke RC Strasburg, klub saudara Chelsea yang berada dalam kepemilikan entitas Bluko. Strasburg dinilai sebagai lingkungan ideal untuk pemain yang membutuhkan menit bermain sebelum kembali bersaing di level tertinggi. Opsi ini dipandang masuk akal bila mudrik sudah dinyatakan bisa kembali bermain pada jendela transfer Januari.

Jika akhirnya kembali ke London Barat, Mudryk harus menghadapi kenyataan bahwa persaingan di posisi sayap kini jauh lebih ketat dibandingkan saat ia terakhir kali tampil. Dengan hadirnya Garnaccio, Neto, Sancho dan Gittens, Mudryk harus bekerja dua kali lebih keras untuk kembali memperebutkan tempat di squad utama. Namun, beberapa pihak dalam klub justru melihat ketatnya persaingan sebagai peluang positif.

Tim Chelsea saat ini dinilai lebih stabil dibandingkan dua musim sebelumnya. Struktur permainan semakin jelas, ruang bagi pemain kreatif lebih terdefinisi, dan suasana di ruang ganti lebih sehat. Dalam situasi seperti itu, ada harapan bahwa mudrik dengan bakat dan kemampuan fisiknya yang luar biasa masih dapat menemukan kembali versi terbaik dari dirinya.

Karir mudrik saat ini berada di titik krusial yang menentukan arah masa depannya. Ia mungkin kembali bersinar di Chelsea, mungkin menemukan kembali ritme permainan lewat peminjaman ke Strasbourg, atau justru harus menghadapi penurunan karir drastis bila hasil investigasi tidak memihaknya. Namun, semua kemungkinan itu belum tertutup.

Transformasi penampilannya selama absen, sikap yang tetap menjaga kebugaran, keberaniannya untuk tetap tampil di publik melalui proyek film, serta sikap klub yang masih menunjukkan dukungan, memberikan indikasi bahwa kisah mudrik belum selesai. Jika ia berhasil melewati badai ini dan kembali ke lapangan, kisahnya bisa menjadi salah satu narasi penebusan paling menarik di Liga Premier Inggris.

lion mesdon
November 18, 2025
Tags:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *